TINGKATAN MANUSIA
MENENTUKAN TINGKAT KEMULIAAN DAN KEBAHAGIAAN MANUSIA
MAQAMAT TASAWUF
KESADARAN PSIKOLOGIS
KESADARAN TAQWA






Kemuliaan manusia ditentukan karakternya sendiri, di dalam Al Quran Surat Al-Hujurat/ 18: 13, Allah menegaskan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa;
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS. Al-Hujurat/ 18: 13.
Ayat di atas memberikan gambaran bahwa tingkat kemuliaan manusia ditentukan berdasar ketaqwaannya, dari ayat tersebut juga tergambar bahwa kemuliaan manusia itu bertingkat-tingkat, mulai dari dari kemuliaan tingkat rendah, sedang dan tinggi, yang paling tinggi kemuliaannya ditentukan dengan ukuran yang paling tinggi ketakwaannya. Ayat tersebut sekaligus juga memberikan gambaran bahwa ketaqwaan itu juga bertingkat, mulai dari taqwa tingkat rendah, sedang dan tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat ketaqwaan seseorang dapat menentukan tingkat kemuliaannya di sisi Allah.
Sedangkan di dalam kitab Shahih Muslim hadits nomor 4786 terkandung pengertian bahwa orang yang bertaqwa merupakan orang yang dimudahkan ke jalan kemudahan (kebaikan), orang yang dimudahkan ke jalan kebaikan adalah orang yang berhak memperoleh kebahagiaan;
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَاللَّفْظُ لِزُهَيْرٍ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ كُنَّا فِي جَنَازَةٍ فِي بَقِيعِ الْغَرْقَدِ فَأَتَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَعَدَ وَقَعَدْنَا حَوْلَهُ وَمَعَهُ مِخْصَرَةٌ فَنَكَّسَ فَجَعَلَ يَنْكُتُ بِمِخْصَرَتِهِ ثُمَّ قَالَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ مَا مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوسَةٍ إِلَّا وَقَدْ كَتَبَ اللَّهُ مَكَانَهَا مِنْ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ وَإِلَّا وَقَدْ كُتِبَتْ شَقِيَّةً أَوْ سَعِيدَةً قَالَ فَقَالَ رَجَلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَمْكُثُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ فَقَالَ مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَسَيَصِيرُ إِلَى عَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ فَسَيَصِيرُ إِلَى عَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ أَمَّا أَهْلُ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُونَ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَأَمَّا أَهْلُ الشَّقَاوَةِ فَيُيَسَّرُونَ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى } حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَهَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ مَنْصُورٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ فِي مَعْنَاهُ وَقَالَ فَأَخَذَ عُودًا وَلَمْ يَقُلْ مِخْصَرَةً وَقَالَ ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ فِي حَدِيثِهِ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Diriwayatkan kepada kami oleh ‘Utsman bin Abi Syaibah, Zuhair bin Harb, dan Ishaq bin Ibrahim—dan redaksi ini dari Zuhair—Ishaq berkata, "Telah mengabarkan kepada kami," sedangkan dua perawi lainnya berkata, "Telah menceritakan kepada kami Jareer dari Manshur, dari Sa’d bin ‘Ubaidah, dari Abu ‘Abdurrahman, dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, disebutkan bahwa suatu ketika mereka berada dalam sebuah jenazah di Baqi' Al-Gharqad. Rasulullah ﷺ datang, lalu duduk, dan kami pun duduk di sekeliling beliau. Beliau membawa tongkat kecil dan menundukkan kepala sambil menggaris-garis tanah dengan tongkat tersebut. Kemudian beliau bersabda: "Tidak ada seorang pun dari kalian, tidak ada satu jiwa pun yang diciptakan, kecuali Allah telah menetapkan tempatnya di surga atau di neraka, dan telah ditetapkan apakah ia termasuk yang sengsara atau bahagia."
Seorang laki-laki kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, kalau begitu, apakah kita tidak perlu beramal, cukup kita pasrah kepada ketetapan kita?" Rasulullah ﷺ menjawab: "Barang siapa yang termasuk golongan orang yang bahagia, maka dia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan orang-orang yang bahagia, dan barang siapa yang termasuk golongan orang yang sengsara, maka dia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan orang-orang yang sengsara."
Kemudian beliau bersabda: "Beramallah, karena setiap orang akan dimudahkan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan baginya. Adapun orang-orang yang bahagia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan orang-orang yang bahagia, dan orang-orang yang sengsara akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan orang-orang yang sengsara."
Kemudian Rasulullah ﷺ membaca ayat: "Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami akan memudahkan baginya jalan kemudahan (kebahagiaan)." (QS. Al-Lail: 5-7) "Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka Kami akan memudahkan baginya jalan kesulitan (kesengsaraan)." (QS. Al-Lail: 8-10) (HR. Muslim, Shahih Muslim: 4786)
Berdasar hadits Riwayat Muslim ini dapat difahami bahwa kebahagiaan diberikan kepada orang yang bertaqwa, dengan demikian tingkat kemuliaan dan kebahagian manusia ditentukan dengan tingkat ketaqwaannya.
Selanjutnya yang penting untuk diketahui adalah bagaimana urutan tingkatan taqwa, maka di sini akan dikemukakan pembahasan mengenai proses penyusunan tingkatan taqwa dengan cara mengemukakan perbandingan antara; “Maqamat Tasawuf” dari dalam ilmu Tasawuf, “Map Of The Scale Of The Consciousness“ dari dalam ilmu Psikologi, dengan ayat-ayat Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW yang menggambarkan adanya tingkatan manusia, dari perbandingan tersebut kemudian disusun menjadi sebuah susunan tingkatan taqwa dengan berpegang pada Al Quran dan Sunnah Nabi sebagai dasar utama.
TAZKIYA INSTITUTE
Membangun Negeri Yang Diberkahi Dengan Pendidikan Taqwa
Pastikan Anda mengambil bagian untuk menjadikan penduduk Negeri RI beriman dan bertaqwa. Pelajari, pahami dan amalkan dengan hati, sebarkan kepada sesama umat Islam dengan penuh rasa cinta, sebagai bukti cinta Anda kepada Allah, Rasul dan ajarannya, Niscaya Allah dan Rasulnya mencintai Anda dan Negeri RI diberkahi Allah SWT.
© 2025. Tazkiya Media Departement

