+ 7. TAQWA TINGKAT RAHMAH
Rahmah berasal dari kata rahima-yarhamu-rahmatan artinya riqqatun; lembut; dan Syafaqah; mengasihi; kemurahan hati; perasaan. Dalam pencarian kata di dalam Al Quran menggunakan aplikasi Zekr 1.1.0, kata yang terbentuk dari kata dasar rahima ditemukan sebanyak 563 kali di ditemukan 422 ayat, termasuk di dalamnya kata ar rahman dan ar rahim yang ada di permulaan surat.
Ayat-ayat tersebut ditambah dengan hadits-hadits Rasulullah yang berkaitan dengan rahmah akan diklasifikasikan dan dianalisa untuk dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh tentang rahmah, sehingga rahmah dapat diamalkan menjadi sebuah bentuk ketaqwaan di tingkat rahmah.
Untuk memberikan gambaran awal tentang rahmah di sini dikemukakan dua ayat, yang pertama Al Quran Surat Al-Anbiya/ 21: 107 di dalamnya dinyatakan bahwa tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam;
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(QS. Al-Anbiya/ 21: 107)
Ayat di atas memberikan gambaran bahwa Rasulullah Muhammad SAW di utus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam, artinya Rasulullah Muhammad SAW di utus untuk menebar kasih sayang bagi seluruh alam, sedangkan yang kedua di dalam Al Quran surat Al-A’raf/ 7: 156, dijelaskan bahwa Rahmat Allah meliputi segala sesuatu, tetapi rahmat Allah ditetapkan bagi orang yang bertaqwa;
وَرَحْمَتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍۗفَسَاَ كْتُبُهَا لِلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَا لَّذِيْنَ هُمْ بِاٰ يٰتِنَا يُؤْمِنُوْنَ ۚ
Artinya: “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka, akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf/ 7: 156)
Dari dua ayat di atas dapat ditarik pengertian sementara bahwa rahmah adalah kasih sayang Allah SWT yang melimputi semua makhluk ciptaan-Nya, dan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah merupakan bentuk realisasi rahmah Allah SWT kepada semesta alam.
Adapun untuk dapat memberikan gambaran yang menyeluruh tentang rahmah, maka pada bab ini akan dikemukakan pembahasan tentang; hikmah rahmah, keuntungan orang rahmah, karakter orang rahmah dan taqwa di tingkat rahmah. namun di halaman ini hanya dikemukakan taqwa di tingkat rahmah, pembahasan lain dapat di link yang ditampilkan di bagian bawah halaman ini.
Mengikuti kitab Al Quran dengan rasa syukur atas diturunkannya Al Quran sebagai berkah, merupakan bentuk ketaqwaan di tingkat rahmah. Hal ini didasari Al Quran Surat Al-An'am/6:155, di dalamnya ditegaskan bahwa Al Quran yang diturunkan dengan penuh berkah untuk diikuti dan ditaqwai agar dapat memperoleh rahmat Allah;
وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۙ
Artinya: Dan ini adalah Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat, (QS. Al-An'am/6:155)
Di dalam Al Quran surat Ali-'Imran (3): 123 disebutkan perintah untuk bertaqwa kepada Allah, supaya dapat bersyukur;
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.
Taqwa di tingkat Rahmah ditandai dengan pandai mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT, di dalam ayat 123 surat Ali Imran digambarkan bahwa pasukan Muslim dalam perang Badar merupakan pasukan yang jumlahnya sedikit dan lemah tetapi dapat mengalahkan pasukan Musyrik yang jumlahnya lebih banyak dan kuat, kemenangan tersebut harus diakui dan disadari dapat terjadi berkat pertolongan dan rahmat Allah, sehingga atas pertolongan tersebut diperintahkan untuk bertaqwa kepada Allah agar bersyukur, sebagai bentuk ketaqwaan di tingkat Rahmah; berterimakasih kepada Allah atas rahmat pertolongan Allah diberikan kemenangan.
Sedangkan di dalam Al Quran Surat Al-A'raf/7:63 juga dijelaskan bahwa Al Quran yang dirunkan kepada Rasulullah SAW digunakan sebagai peringatan; pelajaran untuk ditaqwai, agar dapat memperoleh rahmat Allah;
اَوَعَجِبْتُمْ اَنْ جَاۤءَكُمْ ذِكْرٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ عَلٰى رَجُلٍ مِّنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوْا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Artinya: Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Tuhanmu melalui seorang laki-laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu dan agar kamu bertakwa, sehingga kamu mendapat rahmat? (QS. Al-A'raf/7:63)
Bersyukur atas diturunkannya Al Quran kepada seorang Rasul untuk menjadi peringatan baginya, merupakan bentuk ketaqwaan di level rahmah. Adapun bentuk- bentuk ketaqwaan di level rahmah yang lainnya adalah sebagai berikut:
1. Saling Menasehati Dalam Kesabaran Dan Kasih Sayang
Di dalam Al Quran surat Al-Balad/ 90: 17-18 digambarkan bahwa orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang, adalah golongan kanan;
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ, أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ
Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang, adalah golongan kanan.(QS. Al-Balad/ 90: 17-18)
2. Rasa Kasih Sayang Dalam Hati-Nya
Di dalam Al Quran Surat Maryam/ 19: 96 digambarkan bahwa Allah menanamkan rasa kasih sayang dalam jiwa orang beriman;
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَٰنُ وُدًّا
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. (HR. Maryam/ 19: 96).
3. Jika Mendapatkan Kebaikan, Memuji Allah Dan Bersyukur, Jika Mendapatkan Musibah Memuji Allah Dan Bersabar
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 1410 dan 1491 digambarkan bahwa seorang mukmin jika dia mendapatkan kebaikan, dia memuji Allah dan bersyukur, jika mendapatkan musibah dia memuji Allah dan bersabar
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَنْبَأَنَا مَعْمَرٌ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنِ الْعَيْزَارِ بْنِ حُرَيْثٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ إِذَا أَصَابَهُ خَيْرٌ حَمِدَ اللَّهَ وَشَكَرَ وَإِنْ أَصَابَتْهُ مُصِيبَةٌ حَمِدَ اللَّهَ وَصَبَرَ فَالْمُؤْمِنُ يُؤْجَرُ فِي كُلِّ أَمْرِهِ حَتَّى يُؤْجَرَ فِي اللُّقْمَةِ يَرْفَعُهَا إِلَى فِي امْرَأَتِهِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah memberitakan kepada kami Ma'mar dari Abu Ishaq dari Al 'Aizar bin Huraits dari Umar bin Sa'd bin Abu Waqqash dari bapaknya berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: "Aku kagum dengan seorang mukmin. Jika dia mendapatkan kebaikan, dia memuji Allah dan bersyukur, jika mendapatkan musibah dia memuji Allah dan bersabar. Orang mukmin akan diberi pahala pada setiap urusannya sampai suapan makanan yang dia angkat ke mulut istrinya." (HR. Ahmad: 1410 dan 1491)
Adapun di dalam kitab Syuabul Iman Baihaqi hadits nomor 4588 digambarkan bahwa untuk mengetahui besarnya nikmat Allah adalah dengan cara memejamkan mata;
- أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ الْحرَفيِّ، أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَلْمَانَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَبِي الدُّنْيَا، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ رَاشِدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو رَبِيعَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو غِيَاثٍ، قَالَ: سَمِعْتُ بَكْرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ الْمُزَنِيَّ، يَقُولُ: " يَا ابْنَ آدَمَ إِنْ أَرَدْتَ أن تَعْلَمَ قَدْرَ مَا أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْكَ فَغَمِّضْ عَيْنَيْكَ "
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami ‘Abdurrahman ibnu ‘Ubaidillah Al Harafi, telah mengabarkan kepada kami Ahmad ibnu Salman, telah menceriterakan kepada kami Abdullah ibnu Abi Dunya, telah menceriterakan kepada kami Ibrahim ibnu Rasyid, telah menceriterakan kepada kami Abu Rabi’ah, telah menceriterakan kepada kami Abu Ghiyas berkata: Wahai anak adam jika engkau ingin mengetahui ukuran keni’matan Allah kepadamu, maka pejamkanlah matamu. (HR. Iman Baihaqi: 4588)
Karena dengan memejamkan mata akan dapat merasakan besarnaya nikmat yang telah diberikan Allah, yang melekat dalam tubuh manusia, seperti; melihat, mendengar, berdegupnya jantung secara otomatis, keluar masuknya nafas melalui hidung, dll.
4. Suka Menjadi Hamba Yang Bersyukur
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 4460 digambarkan ketika Rasulullah shalat malam hingga kakinya bengkak, ditanya bunda A’isyah RA, beliau menjawab: Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur;
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا حَيْوَةُ عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ سَمِعَ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُومُ مِنْ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا فَلَمَّا كَثُرَ لَحْمُهُ صَلَّى جَالِسًا فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَقَرَأَ ثُمَّ رَكَعَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Abdul Aziz Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yahya Telah mengabarkan kepada kami Haiwah dari Abu Al Aswad dia mendengar Urwah dari Aisyah radliallahu 'anha bahwa Nabi ﷺ melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu dan yang akan datang? Beliau bersabda: "Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur?" Dan tatkala beliau gemuk, beliau shalat sambil duduk, apabila beliau hendak ruku' maka beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku.' (HR. Bukhari: 4460)
5. Memperbesar Rasa Syukur Kepada Allah Dan Memperbanyak Dzikir Kepada Allah
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 7754 digambarkan doa Rasulullah untuk dijadikan hamba yang memperbesar rasa syukur kepada-Mu dan memperbanyak dzikir kepada-Mu;
حَدَّثَنَا هَاشِمٌ أَبُو النَّضْرِ قَالَ حَدَّثَنَا الْفَرَجُ يَعْنِي ابْنَ فَضَالَةَ حَدَّثَنَا أَبُو سَعْدٍ الْحِمْصِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ دَعَوَاتٌ سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا أَتْرُكُهَا مَا عِشْتُ حَيًّا سَمِعْتُهُ يَقُولُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي أُعْظِمُ شُكْرَكَ وَأُكْثِرُ ذِكْرَكَ وَأَتْبَعُ نَصِيحَتَكَ وَأَحْفَظُ وَصِيَّتَكَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hasyim Abu An Nadhr berkata; telah menceritakan kepada kami Al Faraj -yaitu Ibnu Fadhalah- berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Sa'd Al Himshi dari Abu Hurairah, dia berkata; Sebuah doa yang aku dengar dari Rasulullah ﷺ, aku tidak pernah meninggalkannya selama aku hidup, aku mendengar beliau mengucapkan: "Ya Allah, jadikan aku hamba yang memperbesar rasa syukur kepada-Mu dan memperbanyak dzikir kepada-Mu, mengikuti nasihat dan menjaga wasiat-Mu." (HR. Ahmad: 7754)
6. Boleh Memilki Kekayaan Dan Kesehatan Bagi Orang Yang Bertaqwa
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 22076 dinyatakan bahwa tidak apa-apa dengan kekayaan bagi orang yang bertakwa kepada Allah 'azza wajalla dan kesehatan bagi orang yang bertakwa (digunakan untuk ketakwaan; kebaikan; bersyukur);
حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ مَدِينِيٌّ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خُبَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَمِّهِ قَالَ كُنَّا فِي مَجْلِسٍ فَطَلَعَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى رَأْسِهِ أَثَرُ مَاءٍ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ نَرَاكَ طَيِّبَ النَّفْسِ قَالَ أَجَلْ قَالَ ثُمَّ خَاضَ الْقَوْمُ فِي ذِكْرِ الْغِنَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنْ اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَالصِّحَّةُ لِمَنْ اتَّقَى اللَّهَ خَيْرٌ مِنْ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنْ النِّعَمِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir 'Abdul Malik bin 'Amru telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Abu Sulaiman Madini telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin 'Abdullah bin Hubaib dari ayahnya dari pamannya berkata; Kami berada disuatu majlis kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam datang, di rambut beliau ada sisa-sisa air, kami berkata; Wahai Rasulullah! Kami melihat Baginda sedang bahagia. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Benar." Kemudian orang-orang memperbincangkan kekayaan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Tidak apa-apa dengan kekayaan bagi orang yang bertakwa kepada Allah 'azza wajalla dan kesehatan bagi orang yang bertakwa kepada Allah itu lebih baik dan kebahagiaan jiwa itu termasuk kenikmatan." (HR. Ahmad, Musnad Ahmad: 22076)
7. Mohon Kepada Allah, Untuk Bantuan Agar Dapat Berdzikir, Bersyukur Dan Beribadah Kepada Allah Dengan Baik
Di dalam kitab Sunan Abu Daud hadits nomor 1301 digambarkan permohonan kepada Allah, untuk bantuan agar dapat berdzikir, bersyukur dan beribadah kepada Allah dengan baik;
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ مَيْسَرَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ قَالَ سَمِعْتُ عُقْبَةَ بْنَ مُسْلِمٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيُّ عَنْ الصُّنَابِحِيِّ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ, وَأَوْصَى بِذَلِكَ مُعَاذٌ الصُّنَابِحِيَّ وَأَوْصَى بِهِ الصُّنَابِحِيُّ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ
Artinya: Telah menceritakan kepada Kami 'Ubaidullah bin Umar bin Maisarah telah menceritakan kepada Kami Abdullah bin Yazid Al Muqri`, telah menceritakan kepada Kami Haiwah bin Syuraih, ia berkata; aku mendengar 'Uqbah bin Muslim berkata; telah menceritakan kepadaku Abu Abdurrahman Al Hubuli dari Ash Shunabihi dari Mu'adz bin Jabal bahwa Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam menggandeng tangannya dan berkata: "Wahai Mu'adz, demi Allah, aku mencintaimu." Kemudian beliau berkata: "Aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan, (Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta beribadah kepadaMu dengan baik.) Mu'adz mewasiatkan dengan hal tersebut kepada Ash Shunabihi dan Ash Shunabihi mewasiatkan hal tersebut kepada Abdurrahman. (HR. Abu Daud: 1301)
8. Tidak Berpaling Dari Mengingat Allah Yang Maha Rahman
Di dalam Al Quran surat Az-Zukhruf / 43: 36 dinyatakan bahwa barang siapa yang lupa dari mengingat Allah Yang Maha Rahman, akan menjadi teman syetan;
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
Artinya: Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS. Az-Zukhruf / 43: 36)
Sedangkan di dalam Al Quran surat Al-Anbiya'/ 21: 36 digambarkan sebaliknya bahwa orang kafir ingkar dari mengingat Allah Yang Maha Pemurah;
وَإِذَا رَآكَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُوًا أَهَذَا الَّذِي يَذْكُرُ آلِهَتَكُمْ وَهُمْ بِذِكْرِ الرَّحْمَنِ هُمْ كَافِرُونَ
Artinya: Dan apahila orang-orang kafir itu melihat kamu, mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (Mereka mengatakan): "Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhan-mu?", padahal mereka adaIah orang-orang yang ingkar mengingat Allah Yang Maha Pemurah.(QS. Al-Anbiya'/ 21: 36)
9. Mengasihi Wali-Wali Allah Dan Memusuhi Musuh Allah
Di dalam kitab Hilyatul Aulia hadits nomor 7324 dinyatakan bahwa tidak akan mendapatkan rahmatku orang-orang yang tidak mengasihi wali-wali-Ku dan tidak memusuhi musuh-musuh-Ku:
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ، ثنا الْوَلِيدُ بْنُ حَمَّادٍ الرَّمْلِيُّ، ثنا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدِّمَشْقِيُّ، ثنا بِشْرُ بْنُ عَوْنٍ، عَنْ بَكَّارِ بْنِ تَمِيمٍ، عَنْ مَكْحُولٍ، عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " يَبْعَثُ اللهُ عَبْدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا ذَنْبَ لَهُ، فَيَقُولُ اللهُ: بِأَيِّ الْأَمْرَيْنِ أَحَبُّ إِلَيْكَ أَنْ أَجْزِيَكَ: بِعَمَلِكَ أَوْ بِنِعْمَتِي عِنْدَكَ، قَالَ: يَا رَبِّ، إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنِّي لَمْ أَعْصِكَ، قَالَ: خُذُوا عَبْدِي بِنِعْمَةٍ مِنْ نِعَمِي، فَمَا تَبْقَى لَهُ حَسَنَةٌ إِلَّا اسْتَغْرَقَتْهَا تِلْكَ النِّعْمَةُ، فَيَقُولُ: رَبِّ، بِنِعْمَتِكَ وَرَحْمَتِكَ، فَيَقُولُ: بِنِعْمَتِي وَرَحْمَتِي، وَيُؤْتَى بِعَبْدٍ مُحْسِنٍ فِي نَفْسِهِ، لَا يَرَى أَنَّ لَهُ ذَنْبًا، فَيَقُولُ لَهُ: هَلْ كُنْتَ تُوَالِي أَوْلِيَائِي؟ قَالَ: كُنْتُ مِنَ النَّاسِ سِلْمًا، قَالَ: فَهَلْ كُنْتَ تُعَادِي أَعْدَائِي؟ قَالَ: رَبِّ لَمْ يَكُنْ بَيْنِي وَبَيْنَ أَحَدٍ شَيْءٌ، فَيَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: لَا يَنَالُ رَحْمَتِي مَنْ لَمْ يُوَالِ أَوْلِيَائِي، وَيُعَادِي أَعْدَائِي " غَرِيبٌ مِنْ حَدِيثِ مَكْحُولٍ، لَمْ نَكْتُبْهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ بِشْرٍ عَنْ بَكَّارٍ
Artinya: telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Al Walid ibnu Hammad Ar Ramli, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Abdirrahman Ad Dimsyaqi, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Aun, dari Bakar ibnu Tamim, dari Makhul, dari Wasilah ibnu Al Asqa’ dari Rasulullah SAW bersabda: “Pada hari Qiyamat Allah membangkitkan seorang hamba yang tidak memilik dosa, kemudian Allah bersabda kepadanya: dengan dua hal yang mana yang lebih kamu sukai yang akan Aku berikan balasan kepadamu; dengan amalmu atau dengan kenikmatan-Ku yang akan kuberikan kepadamu, berkata: Wahai Rab, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku tidak berma’siyat kepada-Mu, Allah berfirman: Ambillah hamba-hambaku dengan kenikmatan di antara kenikmatan-kenikmatan dari-Ku, maka tidaklah kekal baginya kebaikan tersebut kecuali tenggelam di dalam kenikmatan, maka mereka berkata: dengan nikmat-Mu dan Rahmat-Mu, maka Allah berfirman: dengan nikmat-Ku dan rahmat-ku, diberikan kepada hamba yang berbuat baik pada dirinya sendiri, dia tidak dilihat memiliki dosa, maka ditanyakan kepada meraka: “Apakah kalian mengasihi wali-waliku ?” mereka berkata: kami adalah orang-orang yang damai, ditanyakan kepada mereka: “apakah kalian memusuhi musuh-musuh-Ku ?”, mereka menjawab: “ Ya Rab, antara kami dengan orang lain tidak ada sesuatupun, maka Allah Azza wa Jalla berfirman: “Tidak akan mendapatkan Rahmat-Ku orang yang tidak mengasihi Wali-wali-Ku dan tidak memusuhi musuh-musuh-Ku”. Gharib dari hadits Makhul, kami tidak menuliskannya kecuali dari hadits Bisyri dari Bakar. (Abu Nuaim, Hilyatul Aulia 7324)
10. Meminta Rahmat Allah Dengan Sungguh-Sungguh
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 5864 dinyatakan untuk meminta rahmat dan ampunan dengan sungguh-sungguh;
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ لِيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ فَإِنَّهُ لَا مُكْرِهَ لَهُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan; 'Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau kehendaki, dan rahmatilah aku jika Engkau berkehendak.' Akan tetapi hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam meminta, karena Allah sama sekali tidak ada yang memaksa." (HR. Bukhari: 5864)
11. Berdoa Dengan Menyebut Ya Arhama Rahimin
Di dalam kitab Mustadrak Hakim hadits nomor 1996 disebutkan bahwa Malaikat mengatakan bagi orang yang mengatakan Ya Arhama Rahimin tiga kali maka Allah menerimanya :
حَدَّثَنَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْعُمَانِيُّ، ثنا مَسْعُودُ بْنُ زَكَرِيَّا التُّسْتَرِيُّ، ثنا كَامِلُ بْنُ طَلْحَةَ، ثنا فَضَالُ بْنُ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ ﵁، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: " إِنَّ لِلَّهِ مَلَكًا مُوَكَّلًا بِمَنْ يَقُولُ: يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، فَمَنْ قَالَهَا ثَلَاثًا قَالَ الْمَلَكُ: إِنَّ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ قَدْ أَقْبَلَ عَلَيْكَ فَاسْأَلْ "
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr ibnu Abdullah Al ‘Amani, telah menceritakan kepada kami, Mas’ud ibnu Zakariya At Tastari telah menceritakan kepada kami Kamil ibnu Thalhah telah menceritakan kepada kami ibnu Jubair dari Abi Umamah RA. Berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mengutus Malaikat bagi orang yang mengatakan: Ya Allah yang Maha Pengasih di antara yang pengasih, maka siapa yang mengatakannya tiga kali Malaikat berkata sesungguhnya Allah yang Maha Pengasih di antara yang Pengasih telah menerimamu maka mintalah.” (HR. Hakim, Mustadrak Hakim: 1996)
12. Berdoa: “Ya Allah! Ampuni Kami, Rahmati Kami, Ridlai Kami, Terimalah (Amalan) Kami, Masukkanlah Kami Ke Surga, Dan Selamatkanlah Kami Dari Neraka Serta Perbaikilah Kondisi Kami Seluruhnya”
Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah hadits nomor 3826 disebutkan doa Ya Allah! Ampuni kami, rahmati kami, ridlai kami, terimalah (amalan) kami, masukkanlah kami ke surga, dan selamatkanlah kami dari neraka serta perbaikilah kondisi kami seluruhnya;
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ مِسْعَرٍ عَنْ أَبِي مَرْزُوقٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُتَّكِئٌ عَلَى عَصًا فَلَمَّا رَأَيْنَاهُ قُمْنَا فَقَالَ لَا تَفْعَلُوا كَمَا يَفْعَلُ أَهْلُ فَارِسَ بِعُظَمَائِهَا قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ دَعَوْتَ اللَّهَ لَنَا قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَارْضَ عَنَّا وَتَقَبَّلْ مِنَّا وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَنَجِّنَا مِنْ النَّارِ وَأَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ قَالَ فَكَأَنَّمَا أَحْبَبْنَا أَنْ يَزِيدَنَا فَقَالَ أَوَلَيْسَ قَدْ جَمَعْتُ لَكُمْ الْأَمْرَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Waki' dari Mis'ar dari Abu Marzuq dari Abu Wa`il dari Abu Umamah Al Bahili dia berkata; "Rasulullah ﷺ keluar menemui kami sambil berpegangan pada tongkat, lalu kami berdiri ketika melihat beliau, beliau bersabda: "Janganlah kalian melakukan perbuatan seperti perbuatan orang-orang Persia terhadap para pembesar kerajaan." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, sekiranya anda berkenan mendo'akan kami semua!." Beliau bersabda: "Ya Allah! Ampuni kami, rahmati kami, ridlai kami, terimalah (amalan) kami, masukkanlah kami ke surga, dan selamatkanlah kami dari neraka serta perbaikilah kondisi kami seluruhnya." Abu Umamah berkata; "Sepertinya kami menginginkan beliau menambahi do`a untuk kami, lalu beliau bersabda; "Tidakkah saya telah menyatukan urusan kalian menjadi satu?."
13. Berdoa: “Ya Allah, Ampunilah Aku, Rahmatilah Aku Serta Pertemukanlah Daku Dengan Ar Rafiq”
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 5242 tergambar bahwa Rasulullah SAW memohon kepada Allah untuk diampuni, dirahmati dan dipertemukan dengan Ar Rafiq (Maha Lemah Lembut)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَ سَمِعْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُسْتَنِدٌ إِلَيَّ يَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَلْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hsiyam dari 'Abbad bin Abdullah bin Az Zubair dia berkata; saya mendengar Aisyah radliallahu 'anha berkata; saya mendengar Nabi ﷺ ketika beliau sedang berada di pangkauanku, sabdanya: "Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku serta pertemukanlah daku dengan Ar Rafiq." (HR. Bukhari: 5242)
14. Berdoa: “Ya Allah Ampunilah Aku, Rahmatilah Aku, Dan Maafkanlah Aku. Berilah Petunjuk Dan Curahkanlah Rezeki Untukku”
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 18322, kitab Sunan Abu Daud hadits nomor 708 dimuat doa yang diajarkan Nabi untuk memohon Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, dan maafkanlah aku. Berilah petunjuk dan curahkanlah rezeki untukku
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ يَزِيدَ أَبِي خَالِدٍ الدَّالَانِيِّ عَنْ إِبْرَاهِيمَ السَّكْسَكِيِّ عَنِ ابْنِ أَبِي أَوْفَى قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي لَا أَسْتَطِيعُ أَخْذَ شَيْءٍ مِنْ الْقُرْآنِ فَعَلِّمْنِي مَا يُجْزِئُنِي قَالَ قُلْ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَمَا لِي قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَعَافِنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي ثُمَّ أَدْبَرَ وَهُوَ مُمْسِكُ كَفَّيْهِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا هَذَا فَقَدْ مَلَأَ يَدَيْهِ مِنْ الْخَيْرِ قَالَ مِسْعَرٌ فَسَمِعْتُ هَذَا الْحَدِيثَ مِنْ إِبْرَاهِيمَ السَّكْسَكِيِّ عَنِ ابْنِ أَبِي أَوْفَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَثَبَّتَنِي فِيهِ غَيْرِي
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Waki' Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Yazid bin Abu Khalid Ad Dalani dari Ibrahim As Saksaki dari Ibnu Abu Aufa ia berkata; Seorang laki-laki mendatangi Nabi ﷺ dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya tidak bisa membaca sedikit pun dari Al Qur`an, karena itu, ajarilah aku sesuatu yang dapat menggantikannya." Beliau bersabdas: "Bacalah, (Maha Suci Allah dan Segala puji bagi Allah, Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah, Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan upaya kecuali atas izin Allah).'" Laki-laki itu berkata, "Wahai Rasulullah, ini semua hanya untuk Allah 'azza wajalla, maka apakah bagiku?" beliau menjawab: "Bacalah, (Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, dan maafkanlah aku. Berilah petunjuk dan curahkanlah rezeki untukku).'" Kemudian laki-laki itu berpaling sambil menggenggam kedua telapak tangannya, maka Nabi ﷺ bersabda: "Adapun orang ini, maka sungguh, ia telah memenuhi kedua tangannya dengan kebaikan." Mis'ar bekata; Saya mendengar hadits ini dari Ibrahim As Saksaki, dari Ibnu Abu Aufa dari Nabi ﷺ. (HR. Ahmad: 18322)
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعُ بْنُ الْجَرَّاحِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ عَنْ أَبِي خَالِدٍ الدَّالَانِيِّ عَنْ إِبْرَاهِيمَ السَّكْسَكِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي لَا أَسْتَطِيعُ أَنْ آخُذَ مِنْ الْقُرْآنِ شَيْئًا فَعَلِّمْنِي مَا يُجْزِئُنِي مِنْهُ قَالَ قُلْ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَمَا لِي قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي وَارْزُقْنِي وَعَافِنِي وَاهْدِنِي فَلَمَّا قَامَ قَالَ هَكَذَا بِيَدِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا هَذَا فَقَدْ مَلَأَ يَدَهُ مِنْ الْخَيْرِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' bin Al Jarrah telah menceritakan kepada kami Sufyan Ats Tsauri dari Abu Khalid Ad Dalani dari Ibrahim As Saksaki dari Abdullah bin Abu Aufa dia berkata; seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ seraya berkata; "Sesungguhnya aku tidak dapat mempelajari Al Qur'an sedikit pun, maka ajarilah aku sesuatu yang dapat memadai untukku sebagai gantinya." Beliau bersabda: "Ucapkanlah; " (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah yang hak kecuali Allah dan Allah Maha besar, tidak ada daya dan upaya kecuali kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung)." Laki-laki itu berkata; "wahai Rasulullah, ungkapan ini untuk Allah Azza Wa Jalla, lantas (ungkapan) manakah yang untuk saya?" beliau bersabda: "katakanlah; (Ya Allah, rahmatilah aku, berilah aku rezeki, kesejahteraan, dan petunjuk." Ketika orang itu berdiri (shalat), maka dia memberi isyarat dengan tangannya seperti ini (yaitu membaca sambil menghitungnya) maka Rasulullah ﷺ bersabda: " Orang ini tangannya telah di penuhi dengan kebaikan." (HR. Abu Daud: 708)
15. Berdoa: “Ya Allah, Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku, Selamatkanlah Aku, Dan Berikanlah Rezeki Kepadaku”
Di dalam kitab Shalih Muslim hadits nomor 4865 disebutkan doa Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, selamatkanlah aku, dan berikanlah rezeki kepadaku
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا أَبُو مَالِكٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ أَقُولُ حِينَ أَسْأَلُ رَبِّي قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَعَافِنِي وَارْزُقْنِي وَيَجْمَعُ أَصَابِعَهُ إِلَّا الْإِبْهَامَ فَإِنَّ هَؤُلَاءِ تَجْمَعُ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتَكَ
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah mengabarkan kepada kami Abu Malik dari bapaknya bahwasanya dia mendengar Nabi ﷺ ketika beliau didatangi oleh seorang laki-laki dan kemudian laki-laki tersebut bertanya; "Ya Rasulullah, apa yang sebaiknya saya ucapkan ketika saya memohon kepada Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung?" Rasulullah ﷺ menjawab: 'Ketika kamu memohon kepada Allah, maka ucapkanlah doa sebagai berikut; 'Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, selamatkanlah aku, dan berikanlah rezeki kepadaku! ' (Saat itu beliau menggenggam jari-jari beliau kecuali ibu jari), karena sesungguhnya doa-doa tersebut mencakup dunia dan akhiratmu.' (HR. Muslim: 4865)
16. Berdoa: “Ya Allah, Aku Memohon Rahmat Dari Sisimu, Dengannya Engkau Memberikan Petunjuk Kepada Hatiku, Dan Dengannya Engkau Kumpulkan Urusanku ..”
Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 3341 digambarkan doa Rasulullah: Ya Allah, aku memohon rahmat dari sisiMu, dengannya Engkau memberikan petunjuk kepada hatiku, dan dengannya Engkau kumpulkan urusanku..;
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِمْرَانَ بْنِ أَبِي لَيْلَى حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي لَيْلَى عَنْ دَاوُدَ بْنِ عَلِيٍّ هُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ سَمِعْتُ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيْلَةً حِينَ فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي بِهَا قَلْبِي وَتَجْمَعُ بِهَا أَمْرِي وَتَلُمُّ بِهَا شَعَثِي وَتُصْلِحُ بِهَا غَائِبِي وَتَرْفَعُ بِهَا شَاهِدِي وَتُزَكِّي بِهَا عَمَلِي وَتُلْهِمُنِي بِهَا رُشْدِي وَتَرُدُّ بِهَا أُلْفَتِي وَتَعْصِمُنِي بِهَا مِنْ كُلِّ سُوءٍ اللَّهُمَّ أَعْطِنِي إِيمَانًا وَيَقِينًا لَيْسَ بَعْدَهُ كُفْرٌ وَرَحْمَةً أَنَالُ بِهَا شَرَفَ كَرَامَتِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْفَوْزَ فِي الْعَطَاءِ وَنُزُلَ الشُّهَدَاءِ وَعَيْشَ السُّعَدَاءِ وَالنَّصْرَ عَلَى الْأَعْدَاءِ اللَّهُمَّ إِنِّي أُنْزِلُ بِكَ حَاجَتِي وَإِنْ قَصُرَ رَأْيِي وَضَعُفَ عَمَلِي افْتَقَرْتُ إِلَى رَحْمَتِكَ فَأَسْأَلُكَ يَا قَاضِيَ الْأُمُورِ وَيَا شَافِيَ الصُّدُورِ كَمَا تُجِيرُ بَيْنَ الْبُحُورِ أَنْ تُجِيرَنِي مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ وَمِنْ دَعْوَةِ الثُّبُورِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْقُبُورِ اللَّهُمَّ مَا قَصُرَ عَنْهُ رَأْيِي وَلَمْ تَبْلُغْهُ نِيَّتِي وَلَمْ تَبْلُغْهُ مَسْأَلَتِي مِنْ خَيْرٍ وَعَدْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ خَيْرٍ أَنْتَ مُعْطِيهِ أَحَدًا مِنْ عِبَادِكَ فَإِنِّي أَرْغَبُ إِلَيْكَ فِيهِ وَأَسْأَلُكَهُ بِرَحْمَتِكَ رَبَّ الْعَالَمِينَ اللَّهُمَّ ذَا الْحَبْلِ الشَّدِيدِ وَالْأَمْرِ الرَّشِيدِ أَسْأَلُكَ الْأَمْنَ يَوْمَ الْوَعِيدِ وَالْجَنَّةَ يَوْمَ الْخُلُودِ مَعَ الْمُقَرَّبِينَ الشُّهُودِ الرُّكَّعِ السُّجُودِ الْمُوفِينَ بِالْعُهُودِ إِنَّكَ رَحِيمٌ وَدُودٌ وَأَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيدُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا هَادِينَ مُهْتَدِينَ غَيْرَ ضَالِّينَ وَلَا مُضِلِّينَ سِلْمًا لِأَوْلِيَائِكَ وَعَدُوًّا لِأَعْدَائِكَ نُحِبُّ بِحُبِّكَ مَنْ أَحَبَّكَ وَنُعَادِي بِعَدَاوَتِكَ مَنْ خَالَفَكَ اللَّهُمَّ هَذَا الدُّعَاءُ وَعَلَيْكَ الْإِجَابَةُ وَهَذَا الْجُهْدُ وَعَلَيْكَ التُّكْلَانُ اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِي نُورًا فِي قَلْبِي وَنُورًا فِي قَبْرِي وَنُورًا مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَنُورًا مِنْ خَلْفِي وَنُورًا عَنْ يَمِينِي وَنُورًا عَنْ شِمَالِي وَنُورًا مِنْ فَوْقِي وَنُورًا مِنْ تَحْتِي وَنُورًا فِي سَمْعِي وَنُورًا فِي بَصَرِي وَنُورًا فِي شَعْرِي وَنُورًا فِي بَشَرِي وَنُورًا فِي لَحْمِي وَنُورًا فِي دَمِي وَنُورًا فِي عِظَامِي اللَّهُمَّ أَعْظِمْ لِي نُورًا وَأَعْطِنِي نُورًا وَاجْعَلْ لِي نُورًا سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ الْعِزَّ وَقَالَ بِهِ سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ الْمَجْدَ وَتَكَرَّمَ بِهِ سُبْحَانَ الَّذِي لَا يَنْبَغِي التَّسْبِيحُ إِلَّا لَهُ سُبْحَانَ ذِي الْفَضْلِ وَالنِّعَمِ سُبْحَانَ ذِي الْمَجْدِ وَالْكَرَمِ سُبْحَانَ ذِي الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ مِثْلَ هَذَا مِنْ حَدِيثِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَقَدْ رَوَى شُعْبَةُ وَسُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ عَنْ كُرَيْبٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْضَ هَذَا الْحَدِيثِ وَلَمْ يَذْكُرْهُ بِطُولِهِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdur Rahman telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Imran bin Abu Laila telah menceritakan kepadaku ayahku telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Laila? dari Daud bin Ali yaitu anak Abdullah bin Abbas? dari ayahnya? dari kakeknya yaitu Ibnu Abbas? ia berkata; saya mendengar Nabi? ﷺ pada suatu malam ketika telah selesai dari shalatnya mengucapkan: Ya Allah, aku memohon rahmat dari sisiMu, dengannya Engkau memberikan petunjuk kepada hatiku, dan dengannya Engkau kumpulkan urusanku, dengannya Engkau cela kekacauanku, dan dengannya Engkau perbaiki apa yang tidak nampak dariku, dan dengannya Engkau angkat apa yang nampak padaku, dengannya Engkau mensucikan amalanku, dengannya Engkau mengilhami pikiranku, dan dengannya Engkau kembali kelembutanku, dengannya Engkau melindungiku dari segala keburukan. Ya Allah, berikan kepadaku keimanan dan keyakinan yang tidak ada kekafiran setelahnya, serta rahmat yang dengannya aku peroleh kemuliaan-Mu di dunia dan akhirat. Ya Allah, aku memohon kepadaMu keberuntungan mendapatkan pemberianMu, serta hidangan orang-orang yang mati syahid, kehidupan orang-orang yang berbahagia, dan kemenangan atas musuh. Ya Allah kepadaMu aku sampaikan hajatku, walaupun terbatas penglihatanku, serta lemah amalanku. Aku butuh kepada rahmatMu, maka aku memohon kepadaMu wahai Dzat Yang Maha Mampu menyelesaikan segala perkara, wahai Dzat yang mengobati hatiku, sebagaimana Engkau melindungi diantara lautan aku mohon agar Engkau lindungi aku dari adzab Neraka Sa'ir, serta seruan kebinasaan, serta fitnah kubur. Ya Allah, apa yang tidak mampu terlihat oleh pandanganku, dan tidak dicapai oleh niatku, serta tidak sampai permintaanku dari kebaikan yang telah Engkau janjikan kepada seseorang diantara makhlukMu, atau kebaikan yang Engkau berikan kepada seseorang diantara hamba-hambaMu, maka menginginkan dan memohonnya kepadaMu dengan rahmatMu wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah Yang memiliki tali (agama) yang kuat, dan perkara yang lurus, aku memohon kepadaMu keamanan pada hari yang penuh dengan ancaman, serta Surga pada hari yang kekal bersama orang-orang yang dekat, yang mati syahid, yang banyak melakukan ruku' dan sujud, serta yang senantiasa memenuhi janji, sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Penyayang. Engkau mampu melakukan apa yang Engkau kehendaki. Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang memberi petunjuk dan mendapatkan petunjuk, yang tidak tersesat dan menyesatkan, menyerah kepada para waliMu dan memusuhi musuh-musuhMu. Kami mencintai dengan kecintaanMu kepada orang yang mencintaiMu dan memusuhi dengan permusuhanMu kepada orang yang menyelisihiMu. Ya Allah, inilah doa yang mampu aku panjatkan dan kabulkanlah doa tersebut, dan inilah usahaku dan kepadaMu aku bersandar. Ya Allah berikanlah cahaya dalam hatiku dan cayaha dalam kuburku, cahaya di hadapanku, cahaya dari belakangku, cahaya dari kananku, cahaya dari kiriku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya dalam rambutku, cahaya dalam kulitku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, dan cahaya dalam tulangku. Ya Allah, perbesarkan cahaya untukku, berilah aku cahaya dan jadikan untukku cahaya. Maha Suci Dzat Yang memberikan kemuliaan dan berfirman dengan kemuliaan. Maha Suci dzat yang memiliki keagungan, dan memberi dengan keagungan. Maha Suci Dzat yang tidak sepantas untuk memuji kecuali kepadaNya, Dzat Yang memiliki karunia dan kenikmatan. Maha Suci Dzat yang memiliki keagungan dan kemurahan, Maha Suci Dzat Yang memiliki kebesaran dan kemuliaan), Abu Isa berkata; ini adalah hadts gharib, kami tidak mengetahuinya seperti ini dari hadits Ibnu Abu Laila kecuali dari sisi ini. Dan Syu'bah serta Sufyan Ats Tsauri telah meriwayaktkan dari Salamah bin Kuhail? dari Kuraib? dari Ibnu Abbas? dari Nabi? ﷺ sebagian hadits ini dan ia tidak menyebutkannya secara panjang. (HR. Tirmidzi: 3341)
17. Puncak Pemahaman Setelah Iman Kepada Allah Adalah Rasa Kasih Sayang Kepada Manusia
Di dalam kitab Sunan Baihaqi Kabir jilid 10 halaman 109 hadis nomor 20802, dijelaskan bahwa puncak pemahaman setelah iman kepada Allah adalah rasa kasih sayang kepada manusia;
أَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ بْنُ بِشْرَانَ بِبَغْدَادَ أَنْبَأَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو الرَّزَّازُ أَنْبَأَنَا يَحْيَى بْنُ جَعْفَرِ بْنِ الزِّبْرِقَانِ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ أَنْبَأَنَا أَشْعَثٌ أَنْبَأَنَا عَلِىُّ بْنُ زَيْدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« رَأْسُ الْعَقْلِ بَعْدَ الإِيمَانِ بِاللَّهِ التَّوَدُّدُ إِلَى النَّاسِ وَمَا يَسْتَغْنِى رَجُلٌ عَنْ مَشُورَةٍ وَإِنَّ أَهْلَ الْمَعْرُوفِ فِى الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمَعْرُوفِ فِى الآخِرَةِ وَإِنَّ أَهْلَ الْمُنْكَرِ فِى الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمُنْكَرِ فِى الآخِرَةِ ».
Artinya: telah mengabarkan kepada kami Al Husain bin Bisran di Baghdad memberitakan kepada kami Ja’far Muhammad bin ‘Amrin Ar Razaz memberitakan kepada kami Yahya bin Ja’far bin Zairiqan menceriterakan kepada kami Zaid ibnu Al Hubab memberitakan kepada kami Asy’ab memberitakan kepada kami Ali ibnu Zaid dari Said bin Musayyab berkata: bersabda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam; Puncak pemahaman setelah iman kepada Allah adalah rasa kasih sayang kepada manusia dan tidaklah seserang merasa cukup dengan terkenal karena sesungguhnya orang yang ahli kebaikan di dunia adalah mereka ahli kebaikan di akhirat dan sesungguhnya ahli kemungkaran di dunia mereka menjadi ahli kemunkaran di akhirat.(HR. Baihaqi: 20802)
Bentuk ketaqwaan di tingkat rahmah dapat digambarkan secara ringkas melalui pemahaman hadis nomor 2214 di dalam kitab Musnad Ahmad, yang di dalamnya dinyatakan bahwa bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih besar dan tidak menyayangi yang lebih kecil serta tidak menyuruh kepada kebaikan dan melarang yang mungkar;
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ عَبْد اللَّهِ بْن أَحْمَد وَسَمِعْتُهُ أَنَا مِنْ عُثْمَانَ بْنِ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ لَيْثٍ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ يَرْفَعُهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ الْكَبِيرَ وَيَرْحَمْ الصَّغِيرَ وَيَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَى عَنْ الْمُنْكَرِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Muhammad], Abdullah bin Ahmad berkata; aku telah mendengarnya dari Utsman bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Laits] dari [Abdul Malik bin Sa'id bin Jubair] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], dan dia merafa'kannya kepada Nabi SAW, beliau bersabda: "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih besar dan tidak menyayangi yang lebih kecil serta tidak menyuruh kepada kebaikan dan melarang yang mungkar." (HR. Ahmad: 2214)
Dari Hadits riwayat Ahmad: 2214 dapat ditarik pengertian bahwa:
Nabi Muhammad adalah rahmatan lil ‘alamin; kasih sayang untuk seluruh semesta alam.
Umat Nabi Muhammad adalah orang yang mengikuti Nabinya, memiliki jiwa rahmah; kasih sayang.
Bentuk kasih sayang adalah yang lebih muda; kecil; lemah; berada di bawah harus menghormati yang lebih tua; besar; kuat; di atas, dan sebaliknya yang lebih tua; besar; kuat; di atas harus bersifat kasih sayang kepada yang lebih muda; kecil; lemah; berada di bawah.
Bentuk rasa kasih sayang dari yang tua; besar; kuat; berada di atas kepada yang muda; kecil; lemah; berada di bawah dapat berupa kesediaan memberikan bantuan dan pertolongan, sedangkan bentuk penghormatan dari yang muda; kecil; lemah; berada di bawah kepada yang tua; besar; kuat; berada di atas dapat berupa kesadaran untuk berterimakasih atas bantuan dan pertolongannya.
Bentuk rahmah Allah kepada makhluqnya yaitu menetapkan atau mewajibkan dirinya bersifat rahmah dan sifat rahmahnya mengalahkan murkanya, sedangkan bentuk rahmah Rasulullah adalah bahwa diutusnya Rasulullah Muhammad SAW adalah sebagai rahmah bagi semesta alam, sehingga Rasulullah memiliki sifat rahmah yang besar terhadap umatnya.
Bentuk rahmah seorang hamba kepada Allah adalah bersyukur, memuji dan banyak-banyak mengingat kenikmatan yang telah diberikan kepadanya, sedangkan bentuk rahmah orang beriamn kepada Rasulullah Muhammad adalah mensyukuri atas diutusnya Rasulullah dan memanjatkan shalawat; memintakan rahmah Allah untuknya.
Melakukan amar ma’ruf nahi munkar dilakukan atas dasar kesadaran rahmah; kasih sayang kepada sesama manusia.
Doa Mohon Dirahmati Allah
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي بِهَا قَلْبِي وَتَجْمَعُ بِهَا أَمْرِي وَتَلُمُّ بِهَا شَعَثِي وَتُصْلِحُ بِهَا غَائِبِي وَتَرْفَعُ بِهَا شَاهِدِي وَتُزَكِّي بِهَا عَمَلِي وَتُلْهِمُنِي بِهَا رُشْدِي وَتَرُدُّ بِهَا أُلْفَتِي وَتَعْصِمُنِي بِهَا مِنْ كُلِّ سُوءٍ
“Ya Allah, aku memohon rahmat dari sisiMu, dengannya Engkau memberikan petunjuk kepada hatiku, dan dengannya Engkau kumpulkan urusanku, dengannya Engkau cela kekacauanku, dan dengannya Engkau perbaiki apa yang tidak nampak dariku, dan dengannya Engkau angkat apa yang nampak padaku, dengannya Engkau mensucikan amalanku, dengannya Engkau mengilhami pikiranku, dan dengannya Engkau kembali kelembutanku, dengannya Engkau melindungiku dari segala keburukan.”
(HR. Tirmidzi: 3341)
Dalam pencarian kata di dalam Al Quran dengan kata dasar Rahima - yarhamu, menggunakan Aplikasi Zekr 1.1.0 ditemukan 563 kata di 422 ayat, di antara 563 kata yang diketemukan tersebut, kami dapat menglasifikasikan ke dalam; Hikmah Rahmah, Keuntungan orang yang Rahmah, Karakter orang yang Rahmah dan Taqwa di tingkat Rahmah, pengklasifikasian ditambah dengan Hadits-Hadits terkait.
Hasil penelitian ini kami hadiahkan untuk seluruh umat Islam di manapun berada agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam memahami dan mengamalkan Taqwa secara menyeluruh
Hadiah dapat didownload di tombol hadiah, In Syaa Allah bermanfaat ...
Berdasar ayat-ayat Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW yang telah dikemukakan di atas maka dapat ditarik pengertian bahwa taqwa di tingkat rahmah adalah tumbuhnya kesadaran kasih sayang yang ada di dalam qalbu yang mendorong seseorang untuk beramal dan beribadah karena telah hidupnya jiwa rahmah dalam dirinya.
Ketaqwaan di level Rahmah mendorong orang menjadi berjiwa lembut dan kasih sayang, pandangan, ucapan perkataannya didasari kasih sayang, tindakan dan keputusannya mengandung kasih sayang, senang berbuat baik kepada orang lain karena kasih sayang, berbuat baik kepada semesta alam karena kasih sayang, banyak menebar kebaikan karena kasih sayang, hingga dapat menjadi rahmatan lil ‘alamin.
TAZKIYA INSTITUTE
Membangun Negeri Yang Diberkahi Dengan Pendidikan Taqwa
Pastikan Anda mengambil bagian untuk menjadikan penduduk Negeri RI beriman dan bertaqwa. Pelajari, pahami dan amalkan dengan hati, sebarkan kepada sesama umat Islam dengan penuh rasa cinta, sebagai bukti cinta Anda kepada Allah, Rasul dan ajarannya, Niscaya Allah dan Rasulnya mencintai Anda dan Negeri RI diberkahi Allah SWT.
© 2025. Tazkiya Media Departement

