TAQWA DARI
FUJUR - 8. DHALIM
Dhalim berasal dari kata dhalama-yadhlimu-dhulman, artinya: menindas, menekan, menganiaya, memperlakukan secara tak wajar atau tak adil, Dhalim pengertiannya adalah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Kezaliman ada dua, yaitu mendhalimi diri sendiri, dan mendhalimi orang lain. Mendhalimi diri sendiri ada dua bentuk yaitu syirik, dan perbuatan dosa atau maksiat. Menzalimi orang lain adalah menyia-nyiakan atau tidak menunaikan hak orang lain yang wajib ditunaikan.
Berdasar pencarian kata dasar dhalama menggunakan aplikasi Al Quran Zekr 1.1, ditemukan 315 kata di 290 ayat Al Quran. Ayat-ayat tersebut dapat digunakan sebagai dasar utama untuk memahami hakikat dhalim, hakikat dhalim ini penting untuk dipahami dengan tujuan agar kita dapat benar-benar bertaqwa dari kedhaliman.
Berikut akan dikemukakan beberapa sikap, perbuatan atau tindakan yang menyebabkan pelakunya termasuk pada kategori dhalim berdasar Al Quran maupun Hadits;
1. Orang Dhalim Adalah Orang Yang Membuat-Buat Kedustaan Terhadap Allah
Di dalam Al Quran surat Hud/ 11: 18 tergambar bahwa orang dhalim adalah orang yang membuat-buat kedustaan terhadap Allah;
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,
Di dalam Al Quran surat Al-Kahfi/ 18: 15 tergambar bahwa orang dhalim adalah orang yang membuat-buat kedustaan terhadap Allah;
هَؤُلَاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً لَوْلَا يَأْتُونَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا
Artinya: Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?(QS. Al-Kahfi/ 18: 15)
2. Orang Dhalim Adalah Orang Yang Membuat-Buat Kedustaan Terhadap Allah Dan Mendustakan Kebenaram
Di dalam Al Quran surat Al-'Ankabut/ 29: 68 tergambar bahwa orang dhalim adalah Orang Yang Membuat-Buat Kedustaan Terhadap Allah Dan Mendustakan Kebenaram yang datang kepadanya;
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?(QS. Al-'Ankabut/ 29: 68)
Di dalam Al Quran surat Az-Zumar/ 39: 32 tergambar bahwa orang dhalim adalah orang yang membuat-buat kedustaan terhadap Allah dan mendustakan kebenaram yang datang kepadanya ;
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَبَ عَلَى اللَّهِ وَكَذَّبَ بِالصِّدْقِ إِذْ جَاءَهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
Artinya: Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?
Di dalam Al Quran surat Ash-Shaff/ 61: 7 tergambar bahwa orang dhalim adalah orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam;
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَى إِلَى الْإِسْلَامِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.(QS. Ash-Shaff/ 61: 7)
3. Berpaling, Melupakan, Mendustakan Dan Mengingkari Ayat-Ayat Al Quran
Berdasar keterangan ayat-ayat Al Quran dijelaskan bahwa orang-orang yang dhalim berpaling, melupakan, mendustakan dan mengingkari ayat-ayat Al Quran.
Orang Dhalim Berpaling Dari Ayat-Ayat Al Quran
Di dalam Al Quran surat As-Sajdah/ 32: 22 digambarkan bahwa orang dhalim adalah orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya;
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.(QS. As-Sajdah/ 32: 22)
Orang Dhalim Berpaling Dari Ayat-Ayat Al Quran Dan Melupakan Apa Yang Telah Dikerjakan
Di dalam Al Quran surat Al Kahfi/ 18: 57 digambarkan bahwa orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya;
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى الْهُدَىٰ فَلَن يَهْتَدُوا إِذًا أَبَدًا
Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya. (QS. Al Kahfi/ 18: 57)
Orang Dhalim Mendustakan Dan Berpaling Dari Ayat-Ayat Al Quran
Di dalam Al Quran surat Al-An'am/ 6: 157 digambarkan bahwa orang dhalim adalah orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya
أَوْ تَقُولُوا لَوْ أَنَّا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتَابُ لَكُنَّا أَهْدَى مِنْهُمْ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَصَدَفَ عَنْهَا سَنَجْزِي الَّذِينَ يَصْدِفُونَ عَنْ آيَاتِنَا سُوءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يَصْدِفُونَ
Artinya: Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya jikalau kitab ini diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka". Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling.(QS. Al-An'am/ 6: 157)
Orang Dhalim Mengingkari Ayat-Ayat Al Quran Yang Nyata Kebenarannya
Di dalam Al Quran Surat Al-'Ankabut/ 29: 49 dijelaskan bahwa orang-orang yang memiliki ilmu (kebenaran Al Quran), tetapi mengingkari kebenarannya adalah orang yang dhalim;
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
Artinya: Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (QS. Al-'Ankabut/ 29: 49)
Orang Dhalim Mendustakan Ayat-Ayat Al Quran Dan Berpaling Darinya
Di dalam Al Quran Surat Al-An'am/ 6: 157 digambarkan bahwa orang dhalim adalah orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya;
أَوْ تَقُولُوا لَوْ أَنَّا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتَابُ لَكُنَّا أَهْدَى مِنْهُمْ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَصَدَفَ عَنْهَا سَنَجْزِي الَّذِينَ يَصْدِفُونَ عَنْ آيَاتِنَا سُوءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يَصْدِفُونَ
Artinya: Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya jikalau kitab ini diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka". Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling.(QS. Al-An'am/ 6: 157)
Timbangan Amal Kebaikan Di Akhirat Akan Ringan Disebabkan Dhalim Dengan Ayat-Ayat Al Quran
Al Quran Surat Al-A’raf/ 7: 9, menjelaskan bahwa timbangan amal kebaikan mereka di akhirat akan ringan disebabkan mereka dhalim dengan Ayat-ayat Al Quran;
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ
Artinya: Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.(QS. Al-A’raf/ 7: 9)
Allah Memberi Balasan Kepada Orang Dhalim, Yaitu Orang-Orang Yang Mendustakan Ayat-Ayatnya Dan Menyombongkan Diri Atas Ayat-Ayatnya Dengan Tikar Dan Selimut Dari Neraka
Di dalam Al Quran Surat Al-A’raf/ 7: 40-41, dijelaskan bahwa Allah memberi balasan kepada orang dhalim, yaitu orang-orang yang mendustakan ayat-ayatnya dan menyombongkan diri atas ayat-ayatnya dengan tikar dan selimut dari neraka, dan tidak akan memasukkan mereka ke dalam surga;
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ, لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim,(QS. Al-A’raf/ 7: 40-41)
Maka Serahkanlah (Ya Muhammad) Kepada-Ku (Urusan) Orang-Orang Yang Mendustakan Perkataan Ini (Al Quran)
Di dalam Al Quran Surat Al-Qalam/ 68: 44, dijelaskan bahwa serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran) Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur;
فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَٰذَا الْحَدِيثِ ۖ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, (QS. Al-Qalam/ 68: 44)
4. Membuat Kedustaan Terhadap Allah Dan Mendustakan Kebenaran
Berdasar keterangan ayat-ayat Al Quran tergambar bahwa orang-orang yang dhalim membuat kedustaan terhadap Allah dan mengaku menenima wahyu dari Allah.
Orang Dhalim Adalah Orang Yang Membuat-Buat Kedustaan Terhadap Allah
Di dalam Al Quran surat Al-An'am/ 6: 21 dijelaskan bahwa orang dhalim adalah orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah dan mendustakan ayat-ayat-Nya;
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Artinya: Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.(QS. Al-An'am 6: 21)
Di dalam Al Quran surat Al-A'raf/ 7: 37 digambarkan bahwa orang dhalim adalah orang yang membuat-buat kedustaan terhadap Allah dan mendustakan ayat-ayat Allah;
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ أُولَئِكَ يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُمْ مِنَ الْكِتَابِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ قَالُوا أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ
Artinya: Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?" Orang-orang musyrik itu menjawab: "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami," dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.(QS. Al-A'raf/ 7: 37)
Di dalam Al Quran surat Yunus/ 10: 17 digambarkan bahwa orang dhalim adalah orang yang membuat-buat kedustaan terhadap Allah dan mendustakan ayat-ayat Allah;
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْمُجْرِمُونَ
Artinya: Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya, tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa.(QS. Yunus/ 10: 17)
Orang Dhalim Adalah Orang Yang Membuat-Buat Suatu Kedustaan Terhadap Allah dan Mengaku Mengaku Mendapat Wahyu Dari Allah
Di dalam Al Quran surat Al-An'am/ 6: 93 tergambar bahwa orang dhalim orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya;
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَنْ قَالَ سَأُنْزِلُ مِثْلَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.(QS. Al-An'am/ 6: 93)
Tidaklah seorang pemimpin memimpin masyarakat muslimin, lantas dia meninggal dalam keadaan menipu mereka, selain Allah mengharamkan surge baginya
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 6618 ditegaskan tidaklah seorang pemimpin memimpin masyarakat muslimin, lantas dia meninggal dalam keadaan menipu mereka, selain Allah mengharamkan surge baginya;
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا حُسَيْنٌ الْجُعْفِيُّ قَالَ زَائِدَةُ ذَكَرَهُ عَنْ هِشَامٍ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ أَتَيْنَا مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ نَعُودُهُ فَدَخَلَ عَلَيْنَا عُبَيْدُ اللَّهِ فَقَالَ لَهُ مَعْقِلٌ أُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا مِنْ وَالٍ يَلِي رَعِيَّةً مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَيَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لَهُمْ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur Telah mengabarkan kepada kami Husain Al Ju'fi, Zaidah mengatakan, bahwa ia menyebutkannya dari Hisyam dari Al Hasan mengatakan, kami mendatangi Ma'qil bin Yasar, lantas Ubaidullah menemui kami, lantas Ma'qil berujar kepadanya; Saya ceritakan hadist kepadamu yang aku mendengarnya dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, beliau bersabda; "Tidaklah seorang pemimpin memimpin masyarakat muslimin, lantas dia meninggal dalam keadaan menipu mereka, selain Allah mengharamkan surge baginya."
5. Mengikuti Hawa Nafsu
Berdasar keterangan ayat-ayat Al Quran dijelaskan bahwa orang-orang yang dhalim lebih cenderung untuk mengikuti hawa nafsu dibanding mengikuti petunjuk Allah dalam Al Quran.
Sesungguhnya Jika Kamu Mengikuti Hawa Nafsu (Keinginan) Mereka Setelah Datang Ilmu Kepadamu, Sesungguhnya Kamu Kalau Begitu Termasuk Golongan Orang-Orang Yang Zalim
Di dalam Al Quran surat Al-Baqarah/ 2: 145, diberikan penjelasan bahwa jika orang-orang yang mengikuti keinginan mereka (yang tidak benar), padahal orang-orang itu telah mengetahui ilmu yang benar, sesungguhnya orang-orang tersebut termasuk golongan orang-orang yang zalim;
وَلَئِنْ أَتَيْتَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتٰبَ بِكُلِّ ءَايَةٍ مَّا تَبِعُوا قِبْلَتَكَ ۚ وَمَآ أَنتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ ۚ وَمَا بَعْضُهُم بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍ ۚ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَآءَهُم مِّنۢ بَعْدِ مَا جَآءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ إِنَّكَ إِذًا لَّمِنَ الظّٰلِمِينَ
Artinya: Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim.(QS. Al-Baqarah/ 2: 145)
Orang-Orang Yang Dhalim, Mengikuti Hawa Nafsunya Tanpa Ilmu Pengetahuan
Di dalam Al Quran surat Ar Rum/ 30: 29 digambarkan bahwa orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan;
بَلِ اتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَهْوَاءَهُم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۖ فَمَن يَهْدِي مَنْ أَضَلَّ اللَّهُ ۖ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ
Artinya: Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.(QS. Ar Rum/ 30: 29)
Orang Yang Mengikuti Hawa Nafsunya Dengan Tidak Mendapat Petunjuk Dari Allah Adalah Orang-Orang Yang Dhalim
Al Quran Surat Al-Qashash/ 28: 50, memberikan gambaran bahwa siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim;
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya: Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al-Qashash/ 28: 50)
6. Menyekutukan Allah
Di dalam Al Quran surat Luqman/ 31: 13 dan surat Yunus/ 10: 106 tergambar bahwa orang dhalim menyekutukan Allah;
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman/ 31: 13)
وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ
Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim". (QS. Yunus/ 10: 106)
7. Dhalim Kepada Diri Sendiri
Kedhaliman pada diri sendiri adalah melakukan perbuatan, ucapan dan sikap tidak bertaqwa dari ananiyah, ghadab, syahwat, khauf, huzn, taiasu, fasik yang didasari kesadaran mengetahui perbuatan itu salah dan tidak boleh di lakukan, namun tetap dilakukan atau meninggalkan perintah yang seharusnya dilakukan, meskipun hanya melakukannya pada diri sendiri, namun selain memiliki dampak tidak baik pada diri sendiri juga berdampak pada orang lain, karena akan dipakai sebagai contoh orang lain, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi orang lain.
Sesungguhnya Allah Tidak Berbuat Zalim Kepada Manusia Sedikitpun, Akan Tetapi Manusia Itulah Yang Berbuat Dhalim Kepada Diri Mereka Sendiri
Al Quran Surat Yunus/ 10: 44, menjelaskan bahwa Allah tidak mendhalimi manusia tetapi manusia sendirilah yang berbuat dhalim untuk dirinya sendiri;
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَٰكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat dhalim kepada diri mereka sendiri.(QS. Yunus/ 10: 44)
Orang Dhalim Adalah Orang Yang Mendustakan Ayat-Ayat Allah Dan Kepada Diri Mereka Sendiri
Al Quran Surat Al A’raf/ 7: 177 memberi gambaran bahwa Orang dhalim adalah orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan kepada diri mereka sendiri;
سَاءَ مَثَلًا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَأَنفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ
Artinya: Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. (QS. Al A’raf/ 7: 177)
Di antara Hamba Allah Ada Yang Dhalim Terhadap Diri Sendiri
Di dalam Al Quran Surat Fathir/ 35: 32 tergambar bahwa di antara Hamba Allah Ada Yang Dhalim Terhadap Diri Sendiri, pertengahan dan lebih dahulu berbuat kebaikan;
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Artinya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. Fathir/ 35: 32)
Orang Yang Mengatakan: Sesungguhnya Aku Adalah Tuhan Selain Dari Allah Adalah Orang Dhalim
Al Quran Surat Al-Anbiya/ 21: 29, menegaskan bahwa orang yang mengaku Tuhan adalah dhalim, dan akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam;
وَمَنْ يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِنْ دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
Artinya: Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah", maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.(QS. Al-Anbiya/ 21: 29)
Sesungguhnya Manusia Itu, Sangat Zalim Dan Sangat Mengingkari (Nikmat Allah).
Di dalam Al Quran Surat Ibrahim/ 14: 34 ditegaskan bahwa Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah);
وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Artinya: Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim/ 14: 34)
Orang Dhlaim Jika Mendapat Kesenangan Berpaling Dan Jika Mendapati Kesusahan Putus Asa
Di dalam Al Quran Surat Al-Isra'/ 17: 83, dijelaskan bahwa orang dhlaim jika mendapat kesenangan berpaling dan jika mendapati kesusahan putus asa;
وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَىٰ بِجَانِبِهِ ۖ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَئُوسًا
Artinya: Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa. (QS. Al-Isra'/ 17: 83)
Doa Dan Pengakuan Nabi Adam AS Telah Melakukan Kedhaliman Terhadap Dirinya Sendiri
Di dalam Al Quran surat Al A’raf/ 7: 23, disebutkan pengakuan Nabi Adam AS telah melakukan kedhaliman terhadap dirinya sendiri;
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya: Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (7: 23)
Doa Dan Pengakuan Nabi Yunus AS Telah Melakukan Kedhaliman Terhadap Dirinya Sendiri
Di dalam Al Quran surat Al Anbiya/ 21: 87 disebutkan pengakuan Nabi Yunus AS telah melakukan kedhaliman terhadap dirinya sendiri;
وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Artinya: Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (Al Anbiya/ 21: 87)
Doa Dan Pengakuan Nabi Musa AS Telah Melakukan Kedhaliman Terhadap Dirinya Sendiri
Di dalam Al Quran surat Al Qashash/ 28: 16 disebutkan pengakuan Nabi Musa AS telah melakukan kedhaliman terhadap dirinya sendiri;
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Artinya: Musa mendoa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Qashash/ 28: 16)
8. Dhalim Kepada Orang Lain
Dhalim kepada orang Lain adalah melakukan perbuatan, ucapan dan sikap tidak bertaqwa dari ananiyah, ghadab, syahwat, khauf, huzn, taiasu, fasik yang didasari kesadaran mengetahui perbuatan itu salah dan tidak boleh di lakukan, namun tetap dilakukan kepada orang lain atau meninggalkan perintah yang seharusnya dilakukan, hal tersebut memiliki dampak tidak baik kepada orang lain namun juga berdampak tidak baik kepada diri sendiri.
Sesungguhnya Dosa Itu Atas Orang-Orang Yang Berbuat Dhalim Kepada Manusia Dan Melampaui Batas Di Muka Bumi Tanpa Hak
Al Quran Surat Asy-Syura/ 42: 42 memberikan gambaran, bahwa dosa bagi orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak;
إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya: Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat dhalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. (QS. Asy-Syura/ 42: 42)
Orang Dhalim Adalah Orang-Orang Yang Membuat-Buat Dusta Terhadap Allah Untuk Menyesatkan Manusia Tanpa Pengetahuan
Di dalam Al Quran Surat Al-An'am/ 6: 144 digambarkan bahwa orang dhalim adalah orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan;
وَمِنَ الْإِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِ قُلْ آلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ الْأُنْثَيَيْنِ أَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ الْأُنْثَيَيْنِ أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ وَصَّاكُمُ اللَّهُ بِهَذَا فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya: dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(QS. Al-An'am/ 6: 144)
Barangsiapa Yang Tidak Bertobat (Dari; Mengejek, Merendahkan, Memberi Panggilan Buruk), Mereka Termasuk Orang-Orang Yang Zalim
Al Quran Surat Al-Hujurat/ 49: 11 memberikan gambaran tentang perbuatan dhalim kepada orang lain; merendahkan, mencela, memanggil dengan gelar tidak baik;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hujurat/ 49: 11)
Sesama Muslim adalah bersaudara tidak boleh mendhalimi , merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (dada)
Di dalam kitab Shahih Muslim hadits nomor 4650 dijelaskan bahwa sesama muslim adalah bersaudara tidak boleh mendhalimi , merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya) :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ حَدَّثَنَا دَاوُدُ يَعْنِي ابْنَ قَيْسٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ مَوْلَى عَامِرِ بْنِ كُرَيْزٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ...
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab; Telah menceritakan kepada kami Dawud yaitu Ibnu Qais dari Abu Sa'id budak 'Amir bin Kuraiz dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: 'Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh mendhalimi , merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya), Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya." … (HR. Muslim: 4650)
Dosa Orang Saling Mencaci Ditanggung Orang Yang Memulai
Di dalam kitab Shahih Muslim hadits nomor 4688 ditegaskan bahwa, dosa orang yang saling mencaci-maki akan ditanggung oleh orang yang memulai cacian selama orang yang dizhalimi itu tidak melampaui batas;
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنُونَ ابْنَ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Al A'laa dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai cacian selama orang yang dizhalimi itu tidak melampaui batas." (HR. Muslim : 4688)
Mencoreng Kehormatan Seorang Muslim Adalah Kedzaliman
Di dalam kitab Sunan Abu Daud hadits nomor 1723 dinyatakan mencoreng kehormatan seorang muslim dan ia berbuat kedzaliman;
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الشَّيْبَانِيِّ عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ شَرِيكٍ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَاجًّا فَكَانَ النَّاسُ يَأْتُونَهُ فَمَنْ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ سَعَيْتُ قَبْلَ أَنْ أَطُوفَ أَوْ قَدَّمْتُ شَيْئًا أَوْ أَخَّرْتُ شَيْئًا فَكَانَ يَقُولُ لَا حَرَجَ لَا حَرَجَ إِلَّا عَلَى رَجُلٍ اقْتَرَضَ عِرْضَ رَجُلٍ مُسْلِمٍ وَهُوَ ظَالِمٌ فَذَلِكَ الَّذِي حَرِجَ وَهَلَكَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Asy Syaibani dari Ziyad bin 'Ilaqah dari Usamah bin Syarik, ia berkata; aku keluar bersama Nabi ﷺ untuk melakukan haji. Dan orang-orang datang kepada beliau, maka ada yang mengatakan; wahai Rasulullah, aku telah melakukan sa'i sebelum melakukan thawaf. Atau aku telah mendahulukan sesuatu dan mengakhirkan sesuatu. Dan beliau mengatakan: "Tidak mengapa, tidak mengapa." Kecuali terhadap seseorang yang telah mencoreng kehormatan seorang muslim dan ia berbuat kedzaliman, maka itulah orang yang berdosa lagi binasa.(HR. Abu Daud: 1723)
Menunda Membayar Hutang Bagi Orang Kaya Adalah Kezhaliman
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 2125 dinyatakan Menunda membayar hutang bagi orang kaya adalah kezhaliman;
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Menunda membayar hutang bagi orang kaya adalah kezhaliman dan apabila seorang dari kalian hutangnya dialihkan kepada orang kaya, hendaklah dia ikuti".(HR. Bukhari 2125)
Barangsiapa Tidak Memutuskan Perkara Menurut Apa Yang Diturunkan Allah, Maka Mereka Itu Adalah Orang-Orang Yang Dhalim
Al Quran Surat Al-Ma'idah/ 5: 45 menjelaskan ketetapan Allah dengan hukum Qishas dan menegaskan bahwa Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang dhalim;
وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنْفَ بِالْأَنْفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ ۚ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ ۚ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Artinya: Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qishaashnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishaash)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang dhalim.(QS. Al-Ma'idah/ 5: 45)
9. Tolong Menolong Dengan Orang Dhalim
Sesungguhnya Orang-Orang Yang Zalim Itu Sebagian Mereka Menjadi Penolong Bagi Sebagian Yang Lain
Di dalam Al Quran Surat Al-Jasiyah/ 45; 19, disebutkan bahwa orang dhalim itu sebagiannya menjadi wali: pemimpin, penolong, pelindung, teman dekat dari Sebagian yang lain;
إِنَّهُمْ لَنْ يُغْنُوا عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ۚ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۖ وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ
Artinya: Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari siksaan Allah. Dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa.(QS. Al-Jasiyah/ 45; 19)
Kami Jadikan Sebahagian Orang-Orang Yang Zalim Itu Menjadi Teman Bagi Sebahagian Yang Lain
Demikian juga disebutkan di dalam Al Quran Surat Al-An'am/ 6: 129; karena usaha mereka sama;
وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Artinya: Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.(QS. Al-An'am/ 6: 129)
Siapa Di Antara Kamu Yang Menjadikan Mereka Wali (Orang Kafir), Maka Mereka Itulah Orang-Orang Yang Zalim
Allah memperingatkan kepada orang beriman di dalam Al Quran Surat At-Taubah/ 9: 23, untuk tidak menjadikan orang tua dan saudara menjadi wali: pemimpin, penolong, pelindung, teman dekat, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan, barang siapa menjadikannya sebagai wali: pemimpin, penolong, pelindung, teman dekat maka akan menjadi bagian darinya, termasuk orang dhalim;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. At-Taubah/ 9: 23)
Barangsiapa Mendatangi Mereka Kemudian Membenarkan Kebohongan Mereka, Atau Membantu Mereka Dalam Kezhalimannya, Maka Ia Bukan Golonganku
Nabi Muhammad SAW juga memberikan peringatan, yang dimuat di dalam Musnad Ahmad hadits nomor 17424, bahwa “Sesungguhnya akan ada setelahku para pemimpin yang berbuat kedustaan dan kezhaliman. Barangsiapa mendatangi mereka kemudian membenarkan kebohongan mereka, atau membantu mereka dalam kezhalimannya, maka ia bukan golonganku dan aku bukan golongannya”;
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ سُفْيَانَ حَدَّثَنِي أَبُو حَصِينٍ عَنِ الشَّعْبِيِّ عَنْ عَاصِمٍ الْعَدَوِىِّ عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ دَخَلَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ وَبَيْنَنَا وِسَادَةٌ مِنْ أَدَمٍ فَقَالَ إِنَّهَا سَتَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ يَكْذِبُونَ وَيَظْلِمُونَ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكِذْبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَيُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْضَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Sufyan] telah menceritakan kepadaku [Abu Hashin] dari [Asy Sya'bi] dari [Ashim Al Adawi] dari [Ka'ab bin Ujrah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar atau masuk menemui kami, saat itu kami berjumlah sembilan orang. Dan di antara kami ada bantal yang terbuat dari kulit. Beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya akan ada setelahku para pemimpin yang berbuat kedustaan dan kezhaliman. Barangsiapa mendatangi mereka kemudian membenarkan kebohongan mereka, atau membantu mereka dalam kezhalimannya, maka ia bukan golonganku dan aku bukan golongannya. Serta ia tidak akan minum dari telagaku. Dan barangsiapa tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu mereka dalam berbuat shalim, maka ia adalah golonganku dan aku adalah golongannya. Dan kelak ia akan minum dari telagaku." (HR. Ahmad: 17424)
Berjalan Beriringan Dengan Orang Dhalim Keluar Dari Islam
Di dalam kitab Syuabul Iman Baihaqi hadits nomor 7824 dinyatakan bahwa barang siapa berjalan; beriringan dengan orang dhalim dan memperkuatnya; mendukungnya padahal dia mengetahui bahwa dia orang dhalim, maka telah keluar dari Islam;
أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدَانَ، أنا أَحْمَدُ بْنُ عُبَيْدٍ الصَّفَّارُ، نا -[127]- أَبُو إِسْمَاعِيلَ التِّرْمِذِيُّ، حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، نا عَبْدُ اللهِ بْنُ سَالِمٍ، نا الزُّبَيْرُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْوَلِيدِ، نا عَامِرٌ، نا عَيَّاشُ بْنُ مُؤْنِسٍ، أَنَّ أَبَا الْحَسَنِ نِمْرَانَ الرَّحَبِيَّ حَدَّثَهُ، أَنَّ أَوْسَ بْنَ شُرَحْبِيلَ - أَحَدَ بَنِي الْمَجْمَعِ - حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " مَنْ مَشَى مَعَ ظَالِمٍ يُقَوِّيهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ ظَالِمٌ فَقَدْ خَرَجَ مِنَ الْإِسْلَامِ " لَمْ يُثْبِتْ شَيْخُنَا إِسْنَادَهُ، وَهُوَ كَمَا كَتَبْتُهُ صَحِيحٌ لَا شَكَّ فِيهِ، وَقَالَ جَرِيرُ بْنُ عُثْمَانَ مَرَّةً: شُرَحْبِيلُ بْنُ أَوْسٍ
Artinya: Telah mengabarkan kepada Kami Ali ibnu Ahmad ibnu Abdan, telah mengabarkan kepada kami Ahmad ibnu Ubaidin Ash Shafar, telah mengabarkan kepada kami Abu Ismail At Timidzi, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Amru ibnu Al Harits, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Salim, telah menceritakan kepada kami Az Zubair ibnu Muhammad ibnu Al Walid, telah menceritakan kepada kami Amir, telah menceritakan kepada kami ‘Ayas ibnu Mu’nis, bahwa Ayahnya Al Hasan Nimran Ar Rahabi bercerita kepadanya, bahwa Aus ibnu Surahbil –salah seorang keturunan Al Majma’- bercerita kepadanya bahwa dia mendengar dari Rasulullah SAW berkata: “barang siapa berjalan; beriringan dengan orang dhalim dan memperkuatnya; mendukungnya padahal dia mengetahui bahwa dia orang dhalim, maka telah keluar dari Islam” (HR. Baihaqi: 7824)
10. Allah Tidak Menyukai, Mengampuni Dan Menunjuki Orang-Orang Yang Zalim
Kerugian besar di dunia yang akan dialami oleh orang yang dhalim adalah Allah tidak menyukai, mengampuni dan menunjuki orang-orang yang dhalim.
Allah Tidak Menyukai Orang-Orang Yang Dhalim
Di dalam Al Quran surat Ali-'Imran/ 3: 57, 140 dan surat Asy Syura/ 42: 40 ditegaskan bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang dhalim;
وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Artinya: Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.
إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Artinya: Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,(QS. Ali-'Imran/ 3: 140)
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Artinya: Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.(QS. Asy-Syura/42: 40)
Allah Tidak Mengampuni Dan Memberi Petunjuk Kepada Orang-Orang Yang Dhalim
Di dalam Al Quran Surat An Nisa’/ 4: 168, ditegaskan bahwa Allah tidak mengampuni dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَظَلَمُوا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقًا
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, (QS. An Nisa’/ 4: 168)
Allah Tidak Memberi Petunjuk Orang-Orang Dhalim
Di dalam Al Quran Surat Ali 'Imran/ 3: 86 dan Surat As-Saff/ 61: 7 ditegaskan bahwa Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim;
كَيْفَ يَهْدِي اللَّهُ قَوْمًا كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya: Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim.(QS. Ali 'Imran/ 3: 86)
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَىٰ إِلَى الْإِسْلَامِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim. (QS. As-Saff/ 61: 7)
11. Akibat Dari Kedhaliman
Kedhaliman yang dilakukan manusia akan berakibat kepada dirinya sendiri dan orang lain baik di dunia maupun di akhirat.
Doa Orang Yang Terdhalimi Akan Dikabukan Allah
Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 3522 dinyatakan bahwa do'anya orang yang di dzalimi. Allah akan mengangkat do'anya ke atas awan, dan membukakan baginya pintu-pintu langit, seraya berfirman: "Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski beberapa saat lamanya;
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ عَنْ سَعْدَانَ الْقُمِّيِّ عَنْ أَبِي مُجَاهِدٍ عَنْ أَبِي مُدِلَّةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ وَسَعْدَانُ الْقُمِّيُّ هُوَ سَعْدَانُ بْنُ بِشْرٍ وَقَدْ رَوَى عَنْهُ عِيسَى بْنُ يُونُسَ وَأَبُو عَاصِمٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ كِبَارِ أَهْلِ الْحَدِيثِ وَأَبُو مُجَاهِدٍ هُوَ سَعْدٌ الطَّائِيُّ وَأَبُو مُدِلَّةَ هُوَ مَوْلَى أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ عَائِشَةَ وَإِنَّمَا نَعْرِفُهُ بِهَذَا الْحَدِيثِ وَيُرْوَى عَنْهُ هَذَا الْحَدِيثُ أَتَمَّ مِنْ هَذَا وَأَطْوَلَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair dari Sa'dan Al Qummi dari Abu Mujahid dari Abu Mudillah dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: "Tiga orang yang do'a mereka tidak tertolak, yaitu; seorang yang berpuasa hingga berbuka, seorang imam (penguasa) yang adil dan do'anya orang yang di dzalimi. Allah akan mengangkat do'anya ke atas awan, dan membukakan baginya pintu-pintu langit, seraya berfirman: "Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski beberapa saat lamanya." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan. Sa'dan Al Qummi adalah Sa'dan bin Bisyr, dan telah meriwayatkan darinya Isa bin Yunus, Abu 'Ashim dan yang lainnya dari para tokoh ahli hadits, sedangkan Abu Mujahid nama aslinya adalah Sa'd Ath Tha`i, dan Abu Mudillah adalah mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) Ummul Mukminin Aisyah, kami hanya mengenalnya dengan hadits ini, dan hadits ini diriwayatkan darinya (melalui jalur selain ini) dengan redaksi yang lebih sempurna dan panjang dari pada. (HR. Tirmidzi: 3522)
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 9233 disebutkan bahwa salah satu doa yang pasti dikabukan adalah doa orang yang didhalimi;
حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ هِشَامٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَالْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Hisyam dari Yahya dari Abu Ja'far dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Tiga doa yang tidak ada keraguan lagi akan pengkabulannya; doa seorang musafir, orang yang terzhalimi dan doa orang tua kepada anaknya."(HR. Ahmad: 9233)
Bila Allah Telah Menghukumnya, Maka Dia Tidak Akan Melepaskannya
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 4318 dinyatakan bahwa Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta 'ala akan menangguhkan siksaan bagi orang yang berbuat zhalim. Dan apabila Allah telah menghukumnya, maka Dia tidak akan pernah melepaskannya;
حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا بُرَيْدُ بْنُ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ قَالَ ثُمَّ قَرَأَ { وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ }
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadll Telah mengabarkan kepada kami Abu Mu'awiyah Telah menceritakan kepada kami Buraid bin Abu Burdah dari Abu Burdah dari Abu Musa radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta 'ala akan menangguhkan siksaan bagi orang yang berbuat zhalim. Dan apabila Allah telah menghukumnya, maka Dia tidak akan pernah melepaskannya." Kemudian Rasulullah membaca ayat yang berbunyi: 'Begitulah adzab Tuhanmu, apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya itu sangat pedih dan keras.' (Qs. Huud (11): 102).
Allah Tidak Pernah Membinasakan Kota-Kota; Kecuali Penduduknya Dalam Keadaan Melakukan Kedhaliman
Di dalam Al Quran Surat Al-Qashash/ 28: 59, dijelaskan bahwa Allah tidak akan menhancurkan kota sebelum mengutus utusan yang membacakan ayat-ayatnya, dan mereka berlaku dhalim;
وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا ۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَىٰ إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ
Artinya: Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. (QS. Al-Qashash/ 28: 59)
Dia Mengazab Penduduk Negeri-Negeri Yang Berbuat Dhalim
Al Quran Surat Hud/ 11: 102, menjelaskan Adzab yang sangat pedih dan keras yang ditimpakan kepada penduduk negeri yang berlaku dhalim;
وَكَذَٰلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَىٰ وَهِيَ ظَالِمَةٌ ۚ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
Artinya: Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.(QS. Hud/ 11: 102)
Banyak Kota Yang Telah Kami Binasakan Karena Penduduknya Dalam Keadaan Dzalim
Di dalam Al Quran surat Al-Hajj/ 22: 45 dijelaskan bahwa banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan Dhalim;
فَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا وَبِئْرٍ مُعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَشِيدٍ
Artinya: Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi,(QS. Al-Hajj/ 22: 45)
Banyak Kota Yang Aku Tangguhkan (Azab-Ku) Karena Penduduknya Berbuat Dhalim, Kemudian Aku Azab Mereka
Di dalam Al Quran surat Al-Hajj/ 22: 48 dijelaskan bahwa banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku) kepadanya, yang penduduknya berbuat Dhalim, kemudian Aku azab mereka;
وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ أَمْلَيْتُ لَهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ ثُمَّ أَخَذْتُهَا وَإِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya: Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku) kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Kulah kembalinya (segala sesuatu).(QS. Al-Hajj/ 22: 48)
Kedhaliman itu Mengarahkan Kepada Kekafiran
Di dalam Al Quran surat Al Isra’/ 17: 99 ditegaskan bahwa orang-orang zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran;
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ قَادِرٌ عَلَىٰ أَن يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ وَجَعَلَ لَهُمْ أَجَلًا لَّا رَيْبَ فِيهِ فَأَبَى الظَّالِمُونَ إِلَّا كُفُورًا
Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran. (QS. Al Isra’/ 17: 99)
Lembah Habhab Di Neraka Jahannam Ditinggali Orang Yang Sewenang-wenang
Di dalam kitab Sunan Darimi hadits nomor 2695 digambarkan bahwa Sesungguhnya di dalam neraka ada sebuah lembah yang disebut Habhab, yang dihuni oleh orang-orang yang sewenang-wenang;
أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا أَزْهَرُ بْنُ سِنَانٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ وَاسِعٍ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى بِلَالِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ فَقُلْتُ إِنَّ أَبَاكَ حَدَّثَنِي عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ فِي جَهَنَّمَ وَادِيًا يُقَالُ لَهُ هَبْهَبُ يَسْكُنُهُ كُلُّ جَبَّارٍ فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Yazid bin Harun telah mengabarkan kepada kami Azhar bin Sinan dari Muhammad bin Wasi' ia berkata; Aku masuk ke rumah Bilal bin Abi Burdah, lalu aku berkata kepadanya; Bahwa ayahmu telah menceritakan kepadaku dari ayahnya dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Sesungguhnya di dalam neraka ada sebuah lembah yang disebut Habhab, yang dihuni oleh orang-orang yang sewenang-wenang. Maka takutlah engkau menjadi bagian dari mereka." (HR. Darimi: 2695)
Kedhaliman yang dilakukan seseorang dapat menyebabkan qalbu seseorang menjadi tertutup dari kebenaran, sehingga akan menjadikan orang tersebut tidak tahu dan tidak peduli kebenaran. Maka dari itu sangat penting untuk memahami taqwa dari kedhaliman agar dapat menjaga diri untuk selalu bertaqwa dari perbuatan dhalim.
Doa Mohon Perlindungan Kepada Allah Dari Berbuat Dhalim Atau Didhalimi
اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ
“Ya Allah ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari ketersesatan atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, menzhalimi atau dizhalimi dan membodohi atau dibodohi."
(HR. Abu Daud: 4430)
Bertaqwa Dari Kedhaliman, Allah Menjadi Wali Orang Bertaqwa
اِنَّهُمْ لَنْ يُّغْنُوْا عَنْكَ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗوَاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۚ وَاللّٰهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: Sungguh, mereka tidak akan dapat menghindarkan engkau sedikit pun dari (azab) Allah. Dan sungguh, orang-orang yang zalim itu sebagian menjadi pelindung atas sebagian yang lain, sedangkan Allah pelindung bagi orang-orang yang bertaqwa.
(QS. Al-Jasiyah/45:19)
Sesama orang yang tidak bertaqwa di level -8; dhalim saling melindungi, sedangkan Allah menjadi pelindung bagi orang-orang bertaqwa.
Kajian ayat-ayat Al Quran dan Hadits tentang taqwa dari fujur -8 Dhalim ini kami hadiahkan untuk seluruh umat muslim di manapun berada, agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam memahami dan mengamalkan Taqwa secara menyeluruh.
Hadiah dapat didownload di tombol hadiah, Semoga bermanfaat ...
Di sini perlu dirumuskan bahwa taqwa dari kedhaliman adalah kesadaran qalbu untuk mentaati Allah, menjaga diri dari segala bentuk perbuatan dhalim, serta diikuti kesadaran diri untuk mengakui kesalahan diri ketika dirinya melakukan kesalahan-kesalahan dalam bentuk kedhaliman, kemudian disertai kesadaran penuh untuk bertaubat dan memohon ampun kepada Allah atas kesalahan kedhaliman yang dilakukan.
Bertaqwalah Dari Kedhaliman
Di dalam kitab Shahih Muslim hadis nomor 4675, diperingatkan untuk bertaqwa; menjaga diri dari kezhaliman, karena kezhaliman itu adalah mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak;
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ حَدَّثَنَا دَاوُدُ يَعْنِي ابْنَ قَيْسٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مِقْسَمٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab]; Telah menceritakan kepada kami [Dawud] yaitu Ibnu Qais dari ['Ubaidillah bin Miqsam] dari [Jabir bin 'Abdullah] bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Jagalah diri dari kezhaliman, karena kezhaliman itu akan mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran, karena kekikiran itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan." (HR. Muslim: 4675)
Sedangkan di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 2268 diperintahkan bertaqwalah; jagalah dirimu dari orang yang di dhalimi (berbuat dhalim kepada orang lain) ;
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَاقَ الْمَكِّيُّ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ صَيْفِيٍّ عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Musa telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Zakariyya' bin Ishaq Al Makkiy dari Yahya bin 'Abdullah bin Shaifiy dari Abu Ma'bad, maula Ibnu 'Abbas dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa Nabi ﷺ mengutus Mu'adz ke negeri Yaman lalu bersabda: "Berhati-hatilah kamu terhadap do'anya orang yang dizhalimi karena antara do'anya dan Allah tidak ada penghalangnya" (HR. Bukhari: 2268)
Aku Mengharamkan Kezaliman Atas Diri-Ku Dan Aku Mengharamkannya Pula Atas Kalian, Maka Janganlah Kalian Saling Menzalimi
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 20451 ditegaskan bahwa Aku (Allah) mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku mengharamkannya pula atas kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi. kalian semua tersesat kecuali orang yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah itu kepada-Ku, niscaya Aku berikan hidayah itu kepadamu;
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ وَعَبْدُ الصَّمَدِ الْمَعْنَى قَالَا حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ وَقَالَ عَبْدُ الصَّمَدِ الرَّحَبِيُّ عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِنِّي حَرَّمْتُ عَلَى نَفْسِي الظُّلْمَ وَعَلَى عِبَادِي أَلَا فَلَا تَظَالَمُوا كُلُّ بَنِي آدَمَ يُخْطِئُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرُ لَهُ وَلَا أُبَالِي وَقَالَ يَا بَنِي آدَمَ كُلُّكُمْ كَانَ ضَالًّا إِلَّا مَنْ هَدَيْتُ ..
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman dan Abdushamad secara makna, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah. Abdushamad berkata, telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Abu Qilabah dari Abu Asma`, Abdushamad Ar Rahabi berkata dari Abu Dzar dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam sebagaimana yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Azza Wa Jalla: 'Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku mengharamkannya pula atas kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi. Wahai para hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali orang yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah itu kepada-Ku, niscaya Aku berikan hidayah itu kepadamu.. (HR. Ahmad: 20451)
Barang Siapa Bertaubat setelah Melakukan Kedhaliman Allah Menerima Taubatnya
Di dalam Al Quran Surat Al Maidah/ 5: 39 ditegaskan bahwa barang siapa bertaubat setelah melakukan kedhaliman kemudian memperbaiki diri, Allah Menerima Taubatnya;
فَمَن تَابَ مِن بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ اللَّهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Maidah/ 5: 39)
Barang Siapa Mengerjakan Keburukan Atau Berbuat Dhalim Kemudian Memohon Ampun Kepada Allah, Allah Akan Mengampuninya
Di dalam Al Quran Surat An Nisa’/ 4: 11 ditegaskan bahwa barang siapa mengerjakan keburukan atau berbuat dhalim kemudian memohon ampun kepada allah, allah akan mengampuninya;
وَمَن يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَّحِيمًا
Artinya: Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An Nisa’/ 4: 11)
Menyatakan Yang Dhalim Itu Dhalim
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 6234 dinyatakan Apabila kalian melihat umatku takut kepada seorang yang zhalim, maka katakanlah kepadanya, 'Sesungguhnya kamu adalah orang yang zhalim', karena dengan demikian berarti kamu telah memisahkannya dari mereka;
حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا رَأَيْتُمْ أُمَّتِي تَهَابُ الظَّالِمَ أَنْ تَقُولَ لَهُ إِنَّكَ أَنْتَ ظَالِمٌ فَقَدْ تُوُدِّعَ مِنْهُمْ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Amr dari Abu Zubair dari Abdullah bin Amr, dia berkata; Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Apabila kalian melihat umatku takut kepada seorang yang zhalim, maka katakanlah kepadanya, 'Sesungguhnya kamu adalah orang yang zhalim', karena dengan demikian berarti kamu telah memisahkannya dari mereka." (HR. Ahmad: 6234)
Doa Mohon Ampun Dari Perbuatan Dhalim
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 790 disebutkan doa mohon ampunan dari perbuatan dhalim;
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي الْخَيْرِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Yazid bin Abu Habib dari Abu Al Khair dari 'Abdullah bin 'Amru dari Abu Bakar Ash Shiddiq radliallahu 'anhu, ia berkata kepada Rasulullah ﷺ: "Ajarkanlah aku suatu do'a yang bisa aku panjatkan saat shalat!" Maka Beliau pun berkata: "Bacalah Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) '." (HR. Bukhari: 790)
Doa Mohon Perlindungan Kepada Allah Dari Berbuat Dhalim Atau Didhalimi
Di dalam kitab Sunan Abu Daud hadits nomor 4430 disebutkan doa mohon perlindungan dari berbuat dhalim atau didhalimi;
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ مَا خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَيْتِي قَطُّ إِلَّا رَفَعَ طَرْفَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Manshur dari Asy Sya'bi dari Ummu Salamah ia berkata, "Nabi ﷺ tidak pernah keluar dari rumah kecuali beliau melihat ke langit seraya berdoa: Ya Allah ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari ketersesatan atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, menzhalimi atau dizhalimi dan membodohi atau dibodohi." (HR. Abu Daud: 4430)
Doa Agar Tidak Dijadikan Berada Bersama Orang Dzalim
Di dalam Al Quran surat Al-Mu'minun/ 23: 94 disebutkan doa janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim;
رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِي فِي الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Artinya: ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim". (QS. Al-Mu'minun/ 23: 94)
Mohon Perlindungan Kepada Allah Dari Pemimpin Bodoh (Dhalim)
Di dalam kitab Mustadrak Hakim hadits nomor 265 dijelaskan untuk mohon perlindungan kepada Allah dari pemimpin bodoh, yaitu para pemimpin sesudahku, mereka tidak memberikan petunjuk dengan petunjukku dan tidak mengamalkan Sunnahku. Barangsiapa membenarkan mereka karena kebohongan mereka dan menolong mereka atas kezhaliman mereka, maka mereka bukan termasuk golonganku dan aku pun bukan termasuk golongannya;
أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَ مَعْمَرٌ، عَنِ ابْنِ خُثَيْمٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ: «أَعَاذَكَ اللَّهُ يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ» قَالَ: وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ؟ قَالَ: " أُمَرَاءُ يَكُونُونَ مِنْ بَعْدِي لَا يَهْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي، فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُونَ عَلَيَّ حَوْضِي، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُونَ عَلَيَّ حَوْضِي، يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ، وَالصَّلَاةُ قُرْبَانٌ أَوْ قَالَ: بُرْهَانٌ- "
Artinya: Ahmad bin Ja'far Al Qathi'i mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma'mar memberitakan (kepada kami) dari Ibnu Khaitsam, dari Abdurrahman bin Sabith, dari Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ka'ab bin Ujrah, 'Wahai Ka'ab bin Ujrah, semoga Allah melindungimu dari para pemimpin yang bodoh' Dia lalu bertanya, 'Apa itu para pemimpin yang bodoh?' Beliau menjawab, "Yaitu para pemimpin sesudahku, mereka tidak memberikan petunjuk dengan petunjukku dan tidak mengamalkan Sunnahku. Barangsiapa membenarkan mereka karena kebohongan mereka dan menolong mereka atas kezhaliman mereka, maka mereka bukan termasuk golonganku dan aku pun bukan termasuk golongannya, serta mereka tidak akan sampai ke telagaku. Barangsiapa tidak membenarkan mereka karena kebohongan mereka dan tidak menolong mereka atas kezhaliman mereka, maka mereka termasuk golonganku dan aku pun termasuk golongannya, dan dia akan sampai di telagaku. Wahai Ka'ab bin Ujrah, puasa adalah tameng, sedekah adalah pelebur (penghilang) kesalahan, dan shalat adalah (sarana untuk) mendekatkan diri —atau beliau berkata: Bukti—' (HR.Hakim: 265)
TAQWA DARI DHALIM
TAZKIYA INSTITUTE
Membangun Negeri Yang Diberkahi Dengan Pendidikan Taqwa
Pastikan Anda mengambil bagian untuk menjadikan penduduk Negeri RI beriman dan bertaqwa. Pelajari, pahami dan amalkan dengan hati, sebarkan kepada sesama umat Islam dengan penuh rasa cinta, sebagai bukti cinta Anda kepada Allah, Rasul dan ajarannya, Niscaya Allah dan Rasulnya mencintai Anda dan Negeri RI diberkahi Allah SWT.
© 2025. Tazkiya Media Departement

