31. Tingkat Keutamaan Manusia Ditentukan Berdasar Tingkat Ketaqwaannya
Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah hadits nomor 4206, juga disebutkan bahwa orang yang mulia adalah orang yang qalbunya bertaqwa:
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَمْزَةَ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ وَاقِدٍ حَدَّثَنَا مُغِيثُ بْنُ سُمَيٍّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ قَالَ كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ صَدُوقِ اللِّسَانِ قَالُوا صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ قَالَ هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ لَا إِثْمَ فِيهِ وَلَا بَغْيَ وَلَا غِلَّ وَلَا حَسَدَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hamzah telah menceritakan kepada kami Zaid bin Waqid telah menceritakan kepada kami Mughits bin Sumay dari Abdullah bin 'Amru dia berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah SAW "Manusia bagaimanakah yang paling mulia?" Beliau menjawab: "Semua (orang) yang hatinya bersih dan lisan (ucapannya) benar." Mereka berkata; "Perkataannya yang benar telah kami ketahui, lantas apakah maksud dari hati yang bersih?" Beliau bersabda: "Hati yang bertakwa dan bersih, tidak ada kedurhakaan dan kelaliman padanya, serta kedengkian dan hasad."(HR. Ibnu Majah: 4206)
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 22391, juga disebutkan bahwa keutamaan itu hanyalah dengan ketaqwaan;
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ حَدَّثَنِي مَنْ سَمِعَ خُطْبَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي وَسَطِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى أَبَلَّغْتُ قَالُوا بَلَّغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Isma'il Telah menceritakan kepada kami Sa'id Al Jurairi dari Abu Nadhrah telah menceritakan kepadaku orang yang pernah mendengar khutbah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam ditengah-tengah hari tasyriq, beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia! Rabb kalian satu, dan ayah kalian satu, ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang arab atas orang ajam dan bagi orang ajam atas orang arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan. Apa aku sudah menyampaikan?" mereka menjawab: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam telah menyampaikan. (HR. Ahmad: 22391)
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 16804 dinyatakan Tidak ada keutamaan bagi seseorang atas yang lainnya kecuali dengan agama atau takwa yang dimilikinya;
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ أَخْبَرَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ الْحَارِثِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَنْسَابَكُمْ هَذِهِ لَيْسَتْ بِمَسَبَّةٍ عَلَى أَحَدٍ كُلُّكُمْ بَنُو آدَمَ طَفُّ الصَّاعِ لَمْ تَمْلَئُوهُ لَيْسَ لِأَحَدٍ عَلَى أَحَدٍ فَضْلٌ إِلَّا بِدِينٍ أَوْ تَقْوَى وَكَفَى بِالرَّجُلِ أَنْ يَكُونَ بَذِيًّا بَخِيلًا فَاحِشًا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ishaq Telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah dari Yazid bin Harits bin Yazid dari Ali bin Rabah dari Uqbah bin Amir Al Juhani ia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya nasab-nasab kalian ini bukanlah untuk mencaci maki (merendahkan) seorang pun. Kalian semua adalah anak Adam. Isi sha' telah jatuh tertumpah dan kalian belum mengisinya. Tidak ada keutamaan bagi seseorang atas yang lainnya kecuali dengan agama atau takwa yang dimilikinya. Cukuplah (kecelakaan bagi seseorang) jika ia seorang yang berkata-kata buruk, bakhil dan berbuat kekejian."(HR. Ahmad: 16804)
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 2578 dinyatakan di antara orang yang paling utama adalah Seorang mukmin yang tinggal di suatu lembah dari lembah-lembah, bertakwa kepada Allah, dan meninggalkan manusia dari keburukannya;
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ اللَّيْثِيُّ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَدَّثَهُ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُؤْمِنٌ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ قَالُوا ثُمَّ مَنْ قَالَ مُؤْمِنٌ فِي شِعْبٍ مِنْ الشِّعَابِ يَتَّقِي اللَّهَ وَيَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman, dia berkata: Shu'aib mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dia berkata: 'Atha bin Yazid Al-Laitsi mengabarkan kepadaku bahwa Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu menceritakan kepadanya, dia berkata:Dikatakan (kepada Rasulullah ﷺ): "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling utama?" Maka Rasulullah ﷺ bersabda: "Seorang mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan dirinya dan hartanya." Mereka bertanya lagi: "Kemudian siapa?" Beliau bersabda: "Seorang mukmin yang tinggal di suatu lembah dari lembah-lembah, bertakwa kepada Allah, dan meninggalkan manusia dari keburukannya." (HR. Bukhari, Shahih Bukhari 2578)
Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 2247 dinyatakan bahwa Seorang hamba yang Allah diberikan kepadanya harta dan ilmu, sehingga dia bertakwa kepada Tuhannya dengan harta itu, menjalin hubungan kerabat, dan mengakui hak Allah atas hartanya, maka ini adalah tempat yang paling utama;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا عُبَادَةُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ خَبَّابٍ عَنْ سَعِيدٍ الطَّائِيِّ أَبِي الْبَخْتَرِيِّ أَنَّهُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو كَبْشَةَ الْأَنَّمَارِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ثَلَاثَةٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ قَالَ مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ وَلَا ظُلِمَ عَبْدٌ مَظْلَمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ عِزًّا وَلَا فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ بَابَ فَقْرٍ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ قَالَ إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya: Muhammad bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abu Nu'aim menceritakan kepada kami, Ubaidah bin Muslim menceritakan kepada kami, Yunus bin Khabbab menceritakan kepada kami dari Sa'id al-Tha'i, Abu al-Bakhtari, bahwa ia berkata, Abu Kabshah al-Anmari menceritakan kepadanya bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Ada tiga hal yang saya bersumpah atasnya dan saya akan menceritakan sebuah hadis kepada kalian, maka simpanlah dengan baik. Dia berkata, tidak akan berkurang harta seorang hamba karena sedekah, dan tidak ada seorang hamba yang dianiaya lalu dia bersabar kecuali Allah akan menambah kehormatannya, dan tidak ada seorang hamba yang membuka pintu permintaan (meminta-minta) kecuali Allah akan membuka pintu kemiskinan untuknya atau sesuatu yang serupa. Dan saya akan menceritakan sebuah hadis kepada kalian, maka simpanlah dengan baik. Dia berkata, sesungguhnya dunia ini adalah untuk empat jenis orang:
Seorang hamba yang Allah berikan kepadanya harta dan ilmu, sehingga dia bertakwa kepada Tuhannya dengan harta itu, menjalin hubungan kerabat, dan mengakui hak Allah atas hartanya, maka ini adalah tempat yang paling utama.
Seorang hamba yang Allah berikan kepadanya ilmu tetapi tidak harta, dan dia berniat sungguh-sungguh, mengatakan jika dia memiliki harta maka dia akan berbuat seperti fulan, maka dengan niatnya itu, pahalanya sama dengan orang yang melaksanakannya.
Seorang hamba yang Allah berikan kepadanya harta tetapi tidak ilmu, maka dia bersikap sembrono dalam mengelola hartanya tanpa ilmu, tidak bertakwa kepada Tuhannya, tidak menjalin hubungan kerabat, dan tidak mengakui hak Allah atas hartanya, maka ini adalah tempat yang paling buruk.
Seorang hamba yang tidak diberi oleh Allah harta dan ilmu, dan dia mengatakan jika dia memiliki harta maka dia akan berbuat seperti fulan, maka dengan niatnya itu, dosanya sama dengan orang yang melaksanakannya. Abu Isa mengatakan, ini adalah hadis yang hasan sahih. (HR. Tirmidzi: 2247)
Kebaikan seberat biji zarrah dari seorang yang bertakwa dan yakin itu lebih besar, lebih utama, dan lebih berbobot daripada ibadah sebesar gunung yang dilakukan oleh orang-orang yang tertipu
Di dalam kitb Hilyatul Aulia atsar nomor 781 dinyatakan bahwa kebaikan seberat biji zarrah dari seorang yang bertakwa dan yakin itu lebih besar, lebih utama, dan lebih berbobot daripada ibadah sebesar gunung yang dilakukan oleh orang-orang yang tertipu (dengan amal mereka);
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ، ثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثَنَا يَزِيدُ، أَخْبَرَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْكِنْدِيُّ، عَمَّنْ أَخْبَرَهُ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، أَنَّهُ قَالَ: «يَا حَبَّذَا نَوْمُ الْأَكْيَاسِ وَإِفْطَارُهُمْ كَيْفَ يَعِيبُونَ سَهَرَ الْحَمْقَى وَصِيَامَهُمْ؟ وَمِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ بِرِّ صَاحِبِ تَقْوَى وَيَقِينٍ أَعْظَمُ وَأَفْضَلُ وَأَرْجَحُ مِنْ أَمْثَالِ الْجِبَالِ مِنْ عِبَادَةِ الْمُغْتَرِّينَ»
Artinya: telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ja'far, berkata: Abdullah bin Ahmad, ayahku menceritakan kepadaku, Yazid menceritakan kepada kami, Abu Sa'id Al-Kindi mengabarkan kepada kami dari seseorang yang mengabarkan kepadanya dari Abu Darda, bahwa dia berkata: "Betapa baiknya tidur orang-orang yang cerdas dan berbukanya mereka. Bagaimana mungkin mereka mengkritik begadang dan puasanya orang-orang bodoh? Dan kebaikan seberat biji zarrah dari seorang yang bertakwa dan yakin itu lebih besar, lebih utama, dan lebih berbobot daripada ibadah sebesar gunung yang dilakukan oleh orang-orang yang tertipu (dengan amal mereka)." (Abu Nu’aim, Hilyatul Aulia: 781)
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 4640 dinyatakan 'Sesungguhnya yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya.;
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya: "Menceritakan kepada kami Abu Nu'aim, menceritakan kepada kami Sufyan dari Alqamah bin Martsad dari Abu Abdurrahman as-Sulami dari Utsman bin Affan, dia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Sesungguhnya yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya.'"(HR. Bukhari 4640)
Sebagai Bukti Cinta Kami Kepada Allah, Rasul-Nya Dan Sesama Umat Islam.
Hasil penelitian ini kami hadiahkan untuk seluruh umat Islam agar dapat dijadikan sebagai referensi dalam memahami Taqwa secara menyeluruh.
Hadiah dapat diunduh di tombol berikut, In Syaa Allah bermanfaat ...
TAZKIYA INSTITUTE
Membangun Negeri Yang Diberkahi Dengan Pendidikan Taqwa
Pastikan Anda mengambil bagian untuk menjadikan penduduk Negeri RI beriman dan bertaqwa. Pelajari, pahami dan amalkan dengan hati, sebarkan kepada sesama umat Islam dengan penuh rasa cinta, sebagai bukti cinta Anda kepada Allah, Rasul dan ajarannya, Niscaya Allah dan Rasulnya mencintai Anda dan Negeri RI diberkahi Allah SWT.
© 2025. Tazkiya Media Departement

