• + 8. TAQWA TINGKAT RIDHA

Ridla berasal dari kata Radhiya-yardha-ridhaan/radhiyatan; suka, rela, menerima, menyetujui, puas. Di dalam Al Quran ditemukan 73 kata yang terbentuk dari kata dasar radhu yang terdapat di 64 ayat.

Ayat-ayat tersebut ditambah dengan hadits-hadits Rasulullah SAW yang berkaitan dengan ridha akan diklasifikasikan dan dianalisa untuk dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh tentang ridha, sehingga ridha dapat diamalkan menjadi sebuah bentuk ketaqwaan di tingkat ridha.

Di dalam Al Quran surat Al-Baqarah/ 2: 207 digambarkan bahwa di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah;

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

Artinya: Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.(QS. Al-Baqarah/ 2: 207)

Sedangkan di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 3311 ditegaskan bahwa barang siapa yang pada sore hari mengucapkan; aku ridha Allah sebagai Tuhanku dan Muhammad sebagai nabi, maka Allah benar-benar akan meridhainya

حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بْنُ خَالِدٍ عَنْ أَبِي سَعْدٍ سَعِيدِ بْنِ الْمَرْزُبَانِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ ثَوْبَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ حِينَ يُمْسِي رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ, قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Sa'idAl Asyaj telah menceritakan kepada kami 'Uqbah bin Khalid? dari Abu Sa'd Sa'id bin Al Marzuban? dari Abu Salamah? dari Tsauban radliallahu 'anhu? ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Barang siapa pada sore hari mengucapkan; aku ridha Allah sebagai Tuhanku dan Muhammad sebagai nabi, maka Allah benar-benar akan meridhainya." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib dari sisi ini. (HR. Tirmidzi: 3311)

Berdasar pengertian secara bahasa, ayat Al Quran dan Hadits di atas dapat ditarik pengertian bahwa ridha adalah kesadaran qalbu merasa puas dan bahagia mengikuti ketetapan Allah, Islam dan Rasulullah Muhammad SAW.

Adapun untuk dapat memberikan gambaran yang menyeluruh tentang ridha, maka akan dikemukakan pembahasan tentang; hikmah ridha, keuntungan orang ridha, karaktaer orang ridha dan taqwa di tingkat ridha, namun di halaman ini secara khusus mengemukakan tentang taqwa di tingkat ridha. 

Di dalam Al Quran Surat At-Taubah/ 9: 109 digambarkan bahwa orang yang membangun didasari ketaqwaan dan mengharap ridha Allah itu lebih baik;

أَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى تَقْوَى مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ أَمْ مَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Artinya: Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunan (masjid) atas dasar takwa kepada Allah dan keridaan(-Nya) itu lebih baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu (bangunan) itu roboh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahanam? Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Ayat di atas menggambarkan bahwa orang-orang yang mendirikan bangunan (masjid) atas dasar takwa kepada Allah dan keridaan(-Nya) itu lebih baik, dari ayat tersebut di atas dapat ditarik pengertian bahwa mendirikan bangunan bukan semata mendirikan masjid tetapi juga dapat artikan dengan mendirikan: rumah tangga, usaha, lembaga, komunitas, organisasi, Negara dll, jika didasari karena ketaqwaan dan ridha Allah adalah akan lebih baik hasilnya.

Adapun gambaran yang dapat diperoleh dari Al Quran dan Hadits Rasulullah SAW, mengenai taqwa di level ridha adalah sebagai berikut;

1. Ridla Allah Sebagai Rabbnya, Islam Sebagai Diennya, Dan Muhammad Sebagai Rasulnya

Di dalam kitab Shahih Muslim hadits nomor 49, disebutkan Bahwa yang bisa merasakan nikmatnya iman adalah orang yang rela Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai diennya, dan Muhammad sebagai Rasulnya;

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ الْمَكِّيُّ وَبِشْرُ بْنُ الْحَكَمِ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيُّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْهَادِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya bin Abu Umar al-Makki dan Bisyr bin al-Hakam keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz -yaitu Ibnu Muhammad ad-Darawardi- dari Yazid bin al-Had dari Muhammad bin Ibrahim dari Amir bin Sa'ad dari al-Abbas bin Abdul Muththalib bahwa dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Orang yang ridla dengan Allah sebagai Rabb dan Islam sebagai agama serta Muhammad sebagai Rasul, maka dia telah merasakan nikmatnya iman."

2. Di Wajahnya Tampak Bekas Sujud, Karena Sujudnya Mengharap Ridha Allah

Di dalam Al Quran surat Al-Fath (48): 29 tergambar bahwa Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Artinya: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Fath (48): 29)

3. Bersyukur

Di dalam Al Quran surat Az-Zumar/ 39: 7 ditegaskan jika kamu bersyukur Allah akan meridhaimu;

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

Artinya: Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.(QS. Az-Zumar/ 39: 7)

Dari ayat tersebut dapat ditarik pengertian bahwa bersyukur merupakan bentuk keridhaan, sehingga akan mendapat keridhaan Allah.

4. Ridha Dengan Keputusan Allah Dan Menerima Dengan Tulus Pemberian-Nya.

Dalam kitab Mujam Thabarani Kabir jilid 8 halaman 99 hadis nomor 7506, dijelaskan bahwa nabi mengajarkan kepada seseorang untuk berdoa; ya Allah aku memohon kepada-Mu .. ridla dengan keputusan-Mu dan menerima dengan tulus pemberian-Mu;

حدثنا الحسن بن جرير الصوري ثنا عبد الرحمن بن عبد الغفار البيروتي حدثتني رواحة بنت عبد الرحمن بن عمر الأوزاعي حدثني أبي قال سمعت سليمان بن حبيب المحاربي يقول حدثني أبو أمامة : أن النبي صلى الله عليه و سلم قال لرجل : اللهم إن أسألك نفسا بك مطمئنة تومن بلقائك وترضى بقضائك وتقنع بعطائك

Artinya: Menceritakan kepadaku Al Hasan Ibnu Jari Al Shawary dari Abdur Rahman ibnu Abdul Ghafar Al Bairuty menceritakan kepadaku Rawwahah binti Abdu Rahman ibnu Abu Amr Al-Auza'i, telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa telah menceritakan kepadaku Sulaiman ibnu Habib Al-Muharibi, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah, bahwa Rasulullah Saw. bersabda kepada seorang lelaki: Katakanlah, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu jiwa yang hanya tenang kepada Engkau, beriman kepada hari berjumpa dengan-Mu, dan ridla dengan keputusan-Mu dan menerima dengan tulus pemberian-Mu.(HR. Thabarani: 7506)

5. Jiwa Yang Tenang, Percaya Dengan Perjumpaan Dengan Allah, Ridha Dengan Ketentuan Allah Dan Merasa Cukup Dengan Pemberian Allah

Di dalam kitab Mujam Thabarani Kabir hadits nomor 9461 juga disebutkan doa: Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepadamu jiwa yang tenang dengan-Mu, percaya dengan perjumpaan dengan-Mu, ridha dengan ketentuan-Mu, merasa cukup dengan pemberian-Mu;

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ جَرِيرٍ الصُّورِيُّ، ثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ الْغَفَّارِ الْبَيْرُوتِيُّ، حَدَّثَتْنِي رَوَاحَةُ بِنْتُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَمْرٍو الْأَوْزَاعِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ: سَمِعْتُ سُلَيْمَانَ بْنَ حَبِيبٍ الْمُحَارِبِيَّ، يَقُولُ: حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ لِرَجُلٍ: قُلِ «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ نَفْسًا بِكَ مُطْمَئِنَّةً تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ، وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ، وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ»

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan ibnu Jarir Ashuwari, telah menceritakan kepada kami Abdul Rahman ibnu Abdul Ghafar Al Bairuti, telah menceritakan kepada kami Rawahah binti Abdur Rahman ibnu Umar Al Auza’i, telah menceritakan kepada kami Ayahku berkata: saya telah mendengan Sulaiman ibnu Habib Al Muharabi berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Umamah: Bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda kepada seseorang: Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepadamu jiwa yang tenang dengan-Mu, percaya dengan perjumpaan dengan-Mu, ridha dengan ketentuan-Mu, merasa cukup dengan pemberian-Mu. (HR. Thabarani: 9461)

6. Mensyukuri Nikmat Allah Yang Telah Dianugerahkan Kepadanya Dan Kepada Dua Orang Ibu Bapaknya Dan Mengerjakan Amal Saleh Yang Allah Ridlai

Di dalam Al Quran Surat An-Naml/ 27: 19, disebutkan doa Nabi Sulaiman; Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridlai

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

Artinya: maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridlai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".(QS. An-Naml/ 27: 19)

Sedangkan di dalam Al Quran surat Al-Ahqaaf/ 46: 15 juga disebutkan do’a: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".(QS. Al-Ahqaaf/ 46: 15)

7. Mencari Keridhaan Allah Dengan Perbuatan (Baik) Yang Menimbulkan Kebencian Manusia, Niscaya Allah Meridhainya Dan Akan Menanamkan Keridhaan Manusia Kepadanya

Di dalam kitab Shahih Ibnu Hibban hadits nomor 276 dinyatakan siapa yang mencari keridhaan Allah dengan perbuatan (baik) yang menimbulkan kebencian manusia, niscaya Allah meridhainya dan akan menanamkan keridhaan manusia kepadanya;

أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ الْجُعْفِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ الْمُحَارِبِيُّ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ وَاقِدٍ الْعُمَرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ مَنِ الْتَمَسَ رِضَى اللهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَأَرْضَى النَّاسَ عَنْهُ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللهِ سَخَطَ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ‏.‏

Artinya: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdullah bin Umar Al Ju’fi menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdurrahman Al Muharabi menceritakan kepada kami, dari Utsman bin Waqid Al Umari dari ayahnya dari Muhamamd bin Al Munkadir dari Urwah dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mencari keridhaan Allah dengan perbuatan (baik) yang menimbulkan kebencian manusia, niscaya Allah meridhainya dan akan menanamkan keridhaan manusia kepadanya. Dan siapa yang mencari keridhaan manusia dengan perbuatan yang menimbulkan kebencian Allah, niscaya Allah membencinya dan akan menanamkan kebencian manusia kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban: 276)

8. Berkata Dengan Benar Diwaktu Ridla Atau Marah

Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 17605 disebutkan permohonan doa: Aku memohon pada-Mu agar dapat berkata dengan benar diwaktu ridla atau marah;

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ الْأَزْرَقُ عَنْ شَرِيكٍ عَنْ أَبِي هَاشِمٍ عَنْ أَبِي مِجْلَزٍ قَالَ صَلَّى بِنَا عَمَّارٌ صَلَاةً فَأَوْجَزَ فِيهَا فَأَنْكَرُوا ذَلِكَ فَقَالَ أَلَمْ أُتِمَّ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ قَالُوا بَلَى قَالَ أَمَا إِنِّي قَدْ دَعَوْتُ فِيهِمَا بِدُعَاءٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو بِهِ اللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَكَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا وَالْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى وَلَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ وَمِنْ فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مَهْدِيِّينَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ishaq Al Azraq dari Syarik dari Abu Hasyim dari Abu Mijlaz ia berkata, " Ammar pernah shalat bersama kami dan ia menunaikannya denan ringgkas, lalu orang-orang pun mengingkarinya. Maka Ammar bertanya, "Bukankah aku telah menyempurnakan rukuk dan sujud?" mereka menjawab, "Benar." Ammar berkata, "Sesungguhnya dalam dua rakaat itu, aku telah berdo'a dengan do'a yang Rasulullah ﷺ pernah berdo'a dengannya, Ya Allah, dengan ilmu-Mu atas yang ghaib, dan dengan kemahakuasaan-Mu atas seluruh makhluk, hidupkanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa hidup lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa kematian itu lebih baik bagiku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pada-Mu agar aku takut pada-Mu dalam keadaan sembunyi atau ramai. Aku memohon pada-Mu agar dapat berkata dengan benar diwaktu ridla atau marah. Aku minta kepada-Mu agar dapat melaksanakan kesederhanaan dalam keadaan kaya atau fakir serta kenikmatan memandang wajah-Mu (di surga), rindu bertemu dengan-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari penderitaan yang membahayakan dan fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan iman, dan jadikanlah kami sebagai penunjuk (jalan) yang lurus yang memperoleh bimbingan dari-Mu).'" (HR. Ahmad: 17605)

9. Berlindung Dengan Ridha Allah Dari Bahaya Murka Allah

Di dalam kitab Shahih Muslim hadits nomor 751 disebutkan doa: Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari bahaya murka-Mu;

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً مِنْ الْفِرَاشِ فَالْتَمَسْتُهُ فَوَقَعَتْ يَدِي عَلَى بَطْنِ قَدَمَيْهِ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ وَهُمَا مَنْصُوبَتَانِ وَهُوَ يَقُولُ اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada kami Abu Usamah telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Umar dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari al-A'raj dari Abu Hurairah ra dari Aisyah ra dia berkata, "Aku kehilangan Rasulullah SAW pada suatu malam dari kasur peraduanku, lalu aku mencarinya, lalu tanganku mendapatkan bagian luar kedua telapak kakinya dalam keadaan beliau berada di masjid. Kedua telapak kakinya tegak lurus, dan beliau berdoa, 'Ya Allah, aku berlindung dengan ridhaMu dari bahaya murkaMu, dan berlindung dengan ampunanMu dari bahaya hukumanMu, dan aku berlindung kepadaMu dar adzabMu, aku tidak bisa menghitung pujian atasMu. Engkau adalah sebagaimana Engkau memuji atas diriMu'."

10. Mengharap Ridha Rasulullah ﷺ.

Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 2386 digambarkan Sahabat Rasulullah memberikan hadiah terbaik kepada Rasulullah di haripernikahannya dengan ‘Aisyah, untuk mengharap ridha Rasulullah SAW.

حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا عَبْدَةُ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّاسَ كَانُوا يَتَحَرَّوْنَ بِهَدَايَاهُمْ يَوْمَ عَائِشَةَ يَبْتَغُونَ بِهَا أَوْ يَبْتَغُونَ بِذَلِكَ مَرْضَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah menceritakan kepada kami 'Abdah telah menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa orang-orang memilih barang yang terbaik sebagai hadiah dari mereka untuk hari pernikahan 'Aisyah dengan tujuan mengharap ridha Rasulullah ﷺ. (HR. Bukhari: 2386)

11. Allah Dan Rasulnya Lebih Berhak Engkau Ridha Kepadanya

Di dalam Al Quran surat At-Taubah/ 9: 62 ditegaskan bahwa Allah dan Rasulullah SAW lebih berhak engkau ridha kepadanya;

يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَاللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَنْ يُرْضُوهُ إِنْ كَانُوا مُؤْمِنِينَ

Artinya: Mereka bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mukmin.(QS. At-Taubah/ 9: 62)

12. Ridha Kepada Allah Dan Rasul-Nya

Di dalam kitab Sunan Abu Daud hadits nomor 2595 digambarkan bahwa Fathimah RA berkata; aku ridha kepada Allah dan RasulNya ﷺ;

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ خَلَفٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى عَنْ سَعِيدٍ يَعْنِي الْجُرَيرِيَّ عَنْ أَبِي الْوَرْدِ عَنْ ابْنِ أَعْبُدَ قَالَ قَالَ لِي عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَلَا أُحَدِّثُكَ عَنِّي وَعَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ مِنْ أَحَبِّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ قُلْتُ بَلَى قَالَ إِنَّهَا جَرَّتْ بِالرَّحَى حَتَّى أَثَّرَ فِي يَدِهَا وَاسْتَقَتْ بِالْقِرْبَةِ حَتَّى أَثَّرَ فِي نَحْرِهَا وَكَنَسَتْ الْبَيْتَ حَتَّى اغْبَرَّتْ ثِيَابُهَا فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَدَمٌ فَقُلْتُ لَوْ أَتَيْتِ أَبَاكِ فَسَأَلْتِيهِ خَادِمًا فَأَتَتْهُ فَوَجَدَتْ عِنْدَهُ حُدَّاثًا فَرَجَعَتْ فَأَتَاهَا مِنْ الْغَدِ فَقَالَ مَا كَانَ حَاجَتُكِ فَسَكَتَتْ فَقُلْتُ أَنَا أُحَدِّثُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ جَرَّتْ بِالرَّحَى حَتَّى أَثَّرَتْ فِي يَدِهَا وَحَمَلَتْ بِالْقِرْبَةِ حَتَّى أَثَّرَتْ فِي نَحْرِهَا فَلَمَّا أَنْ جَاءَكَ الْخَدَمُ أَمَرْتُهَا أَنْ تَأْتِيَكَ فَتَسْتَخْدِمَكَ خَادِمًا يَقِيهَا حَرَّ مَا هِيَ فِيهِ قَالَ اتَّقِي اللَّهَ يَا فَاطِمَةُ وَأَدِّي فَرِيضَةَ رَبِّكِ وَاعْمَلِي عَمَلَ أَهْلِكِ فَإِذَا أَخَذْتِ مَضْجَعَكِ فَسَبِّحِي ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَاحْمَدِي ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبِّرِي أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ فَتِلْكَ مِائَةٌ فَهِيَ خَيْرٌ لَكِ مِنْ خَادِمٍ قَالَتْ رَضِيتُ عَنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَنْ رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمَرْوَزِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ بِهَذِهِ الْقِصَّةِ قَالَ وَلَمْ يُخْدِمْهَا

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Khalaf, telah menceritakan kepada kami Abdul A'la dari Sa'id Al Jurairi, dari Abu Al Ward, dari Ibnu A'bud, ia berkata; Ali radliallahu 'anhu berkata kepadaku; maukah aku ceritakan kepadamu dariku dan Fathimah anak Rasulullah ﷺ? Ia termasuk keluarga yang paling beliau cintai. Aku katakan; ya. Ia berkata; sesungguhnya ia menarik alat untuk menyiram tanaman hingga membekas di tangannya, ia menyiram menggunakan geriba hingga membekas di lehernya, ia menyapu rumah hingga debu mengotori pakaiannya. Kemudian telah datang kepada Nabi ﷺ beberapa orang pembantu, lalu aku katakan; seandainya engkau datang kepada ayahmu dan meminta pembantu kepadanya maka hal tersebut adalah lebih baik. Kemudian ia mendapati di sisi beliau terdapat sekelompok orang yang sedang berbincang-bincang. Lalu ia kembali, kemudian keesokan hari beliau datang kepadanya dan berkata: "Apakah keperluanmu?" kemudian Fathimah terdiam, lalu aku katakan; aku akan menceritkan kepada anda wahai Rasulullah, ia menarik alat untuk menyirami tanaman hingga membekas pada tangannya, ia menggendong geriba hingga membekas pada lehernya. Kemudian tatkala terdapat beberapa orang pembantu kepada anda maka aku memerintahkannya agar datang kepada anda dan minta pembantu kepada anda yang akan melindungi panas yang ia alami. Beliau berkata: "Bertakwalah engkau kepada Allah wahai Fathimah, dan tunaikanlah kewajiban Tuhanmu, dan laksanakanlah pekerjaan keluagamu. Kemudian apabila engkau bersiap untuk tidur maka bertasbihlah tiga puluh tiga kali, bertahmidlah tiga puluh tiga kali, dan bertakbirlah tiga puluh empat kali, sehingga berjumlah seratus. Maka hal tersebut lebih baik bagimu daripada seorang pembantu." Fathimah berkata; aku ridha kepada Allah dan RasulNya ﷺ. Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad Al Marwazi, telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri, dari Ali bin Husain, dengan kisah ini. ia berkata; dan beliau tidak memberikan pembantu kepadanya.

13. Ridha Dengan Pembagian Allah

Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 2227 dinyatakan terimalah pemberian Allah dengan rela niscaya kau menjadi orang terkaya;

حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ الصَّوَّافُ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي طَارِقٍ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَأْخُذُ عَنِّي هَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ فَيَعْمَلُ بِهِنَّ أَوْ يُعَلِّمُ مَنْ يَعْمَلُ بِهِنَّ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ فَقُلْتُ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَأَخَذَ بِيَدِي فَعَدَّ خَمْسًا وَقَالَ اتَّقِ الْمَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ وَأَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُسْلِمًا وَلَا تُكْثِرْ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Hilal Ash Shawwaf Al Bashri telah menceritakan kepada kami Ja'far bin Sulaiman dari Abu Thariq dari Al Hasan dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Siapa yang mau mengambil kalimat-kalimat itu dariku lalu mengamalkannya atau mengajarkan pada orang yang mengamalkannya?" Abu Hurairah menjawab: Saya, wahai Rasulullah. beliau meraih tanganku lalu menyebut lima hal; jagalah dirimu dari keharaman-keharaman niscaya kamu menjadi orang yang paling ahli ibadah, terimalah pemberian Allah dengan rela niscaya kau menjadi orang terkaya, berbuat baiklah terhadap tetanggamu niscaya kamu menjadi orang mu`min, cintailah untuk sesama seperti yang kau cintai untuk dirimu sendiri niscaya kau menjadi orang muslim, jangan sering tertawa karena seringnya tertawa itu mematikan hati." Berkata Abu Isa: Hadits ini gharib, kami hanya mengetahuinya dari hadits Ja'far bin Sulaiman dan Al Hasan tidak mendengar apa pun dari Abu Hurairah. Seperti itulah diriwayatkan dari Ayyub, Yunus bin 'Ubaid, 'Ali bin Zaid, mereka berkata: Al Hasan tidak mendengar dari Abu Hurairah. Dan Abu 'Ubaidah An Naji meriwayatkan perkataan Al Hasan pada hadits ini dan ia tidak menyebutkan dari Abu Hurairah dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam.

14. Tidak Berkata Kecuali Perkataan Yang Diridhai Oleh Allah SWT

Shahih Bukhari 1220 dinyatakan kedua mata boleh mencucurkan air mata, hati boleh bersedih, hanya kita tidaklah mengatakan kecuali apa yang diridhai oleh Rabb kita;

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ حَدَّثَنَا قُرَيْشٌ هُوَ ابْنُ حَيَّانَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ دَخَلْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَبِي سَيْفٍ الْقَيْنِ وَكَانَ ظِئْرًا لِإِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِبْرَاهِيمَ فَقَبَّلَهُ وَشَمَّهُ ثُمَّ دَخَلْنَا عَلَيْهِ بَعْدَ ذَلِكَ وَإِبْرَاهِيمُ يَجُودُ بِنَفْسِهِ فَجَعَلَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَذْرِفَانِ فَقَالَ لَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَأَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ يَا ابْنَ عَوْفٍ إِنَّهَا رَحْمَةٌ ثُمَّ أَتْبَعَهَا بِأُخْرَى فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْعَيْنَ تَدْمَعُ وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ وَلَا نَقُولُ إِلَّا مَا يَرْضَى رَبُّنَا وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ رَوَاهُ مُوسَى عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ المُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin 'Abdul 'Aziz telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hassan telah menceritakan kepada kami Quraisy dia adalah Ibnu Hayyan dari Tsabit dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Kami bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mendatangi Abu Saif Al Qaiyn yang (isterinya) telah mengasuh dan menyusui Ibrahim 'alaihissalam (putra Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam mengambil Ibrahim dan menciumnya. Kemudian setelah itu pada kesempatan yang lain kami mengunjunginya sedangkan Ibrahim telah meninggal. Hal ini menyebabkan kedua mata Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam berlinang air mata. Lalu berkatalah 'Abdurrahman bin 'Auf radliallahu 'anhu kepada Beliau: "Mengapa anda menangis, wahai Rasulullah?". Beliau menjawab: "Wahai Ibnu 'Auf, sesungguhnya ini adalah rahmat (tangisan kasih sayang) ". Beliau lalu melanjutkan dengan kalimat yang lain dan bersabda: "Kedua mata boleh mencucurkan air mata, hati boleh bersedih, hanya kita tidaklah mengatakan kecuali apa yang diridhai oleh Rabb kita. Dan kami dengan perpisahan ini wahai Ibrahim pastilah bersedih". Dan diriwayatkan oleh Musa dari Sulaiman bin Al Mughirah dari Tsabit dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam.

15. Mencari Karunia Dari Allah Dan Keridhaan-Nya Dan Menolong Allah Dan Rasul-Nya

Di dalam Al Quran surat Al-Hasyr/ 59: 8 digambarkan bahwa Muhajirin terusir dari kampunya untuk mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya

لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

Artinya: (Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.(QS. Al-Hasyr/ 59: 8)

16. Khasyah (Takut) Kepada Allah, Allah Ridla Kepada Mereka Dan Mereka Ridla Kepada Allah

Di dalam Al Quran Surat Al-Bayyinah/ 98: 8, dijelaskan bahwa surga adn sebagai balasan bagi hamba yang khasya (takut) kepada Allah, Allah ridla kepada mereka dan mereka ridla kepada Allah SWT;

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ

Artinya: Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridla terhadap mereka dan merekapun ridla kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.(HR. Al-Bayyinah/ 98: 8)

17. Beriman Dengan Taqdir Yang Baik Maupun Yang Buruk

Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 21647 digambarkan bahwa tidak akan merasakan lezatnya iman dan tidak pula sampai kepada kebenaran hakikat ilmu tentang Allah tabaaroka wa ta'aala sehingga kamu beriman dengan taqdir yang baik maupun yang buruk;

حَدَّثَنَا أَبُو الْعَلَاءِ الْحَسَنُ بْنُ سَوَّارٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ مُعَاوِيَةَ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ زِيَادٍ حَدَّثَنِي عُبَادَةُ بْنُ الْوَلِيدِ بْنِ عُبَادَةَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ دَخَلْتُ عَلَى عُبَادَةَ وَهُوَ مَرِيضٌ أَتَخَايَلُ فِيهِ الْمَوْتَ فَقُلْتُ يَا أَبَتَاهُ أَوْصِنِي وَاجْتَهِدْ لِي فَقَالَ أَجْلِسُونِي قَالَ يَا بُنَيَّ إِنَّكَ لَنْ تَطْعَمَ طَعْمَ الْإِيمَانِ وَلَنْ تَبْلُغْ حَقَّ حَقِيقَةِ الْعِلْمِ بِاللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ قُلْتُ يَا أَبَتَاهُ فَكَيْفَ لِي أَنْ أَعْلَمَ مَا خَيْرُ الْقَدَرِ وَشَرُّهُ قَالَ تَعْلَمُ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ يَا بُنَيَّ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى الْقَلَمُ ثُمَّ قَالَ اكْتُبْ فَجَرَى فِي تِلْكَ السَّاعَةِ بِمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ يَا بُنَيَّ إِنْ مِتَّ وَلَسْتَ عَلَى ذَلِكَ دَخَلْتَ النَّارَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Al 'Alla` Al Hasan bin Sawwar telah bercerita kepada kami Laits dari Mu'awiyah dari Ayyub bin Ziyad telah bercerita kepadaku 'Ubadah bin Al Walid bin 'Ubadah telah bercerita kepadaku ayahku, ia berkata; aku menemui 'Ubadah bin Ash Shamit ketika ia sedang sakit, aku membayangkan kematian pada dirinya, aku berkata: Wahai ayah, berwasiatlah kepadaku, dan bersungguh-sungguhlah dalam berwasiat kepadaku. Ia berkata: Dudukkan saya. ia berkata: Wahai anakku, kamu tidak akan merasakan lezatnya iman dan tidak pula sampai kepada kebenaran hakikat ilmu tentang Allah Tabaaroka wa Ta'aala sehingga kamu beriman dengan taqdir yang baik maupun yang buruk. Aku berkata: Wahai ayah bagaimana saya bisa mengetahui taqdir yang baik dan taqdir yang buruk? ayahku menjelaskan: Yaitu hendaknya kamu mengetahui bahwasanya apa saja yang tidak akan mengenaimu tidak akan menimpamu dan apa saja yang mengenaimu pasti tidak meleset darimu, wahai anakku, saya mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Sesuatu yang Allah Tabaaroka wa Ta'aala cipta pertama kali adalah pena, kemudian Allah ta'ala berfirman: "Tulislah, " maka pada saat itu pula diberlakukan apa saja yang terjadi hingga hari kiamat, wahai anakku jika kamu meninggal dalam keadaan tidak beriman terhadap yang demikian, maka kamu masuk ke dalam neraka". (HR. Ahmad: 21647)

18. Penyantun

Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 16203 digambarkan bahwa Allah Azzawajalla Maha Penyantun, menyukai kasih sayang dan meridlainya;

قَالَ حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ يُونُسَ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيَرْضَاهُ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Aswad bin 'Amr berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Yunus dari Al Hasan dari Abdullah bin Mughaffal dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Azzawajalla Maha Penyantun, menyukai kasih sayang dan meridlainya, memberi suatu hal kepada orang yang santun yang tidak diberikan-Nya kepada orang yang bengis."

19. Mencermati Perkara Dan Menelaah Al Quran Yang Mendatangkan Ridha Allah

Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 3493 digambarkan doa untuk mohon: berilah aku rezeki berupa kenikmatan mencermati perkara yang mendatangkan keridhaan-Mu kepadaku.., dan berilah aku rezeki untuk senantiasa membacanya hingga membuat-Mu ridha kepadaku ..;

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ وَعِكْرِمَةَ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقَالَ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي تَفَلَّتَ هَذَا الْقُرْآنُ مِنْ صَدْرِي فَمَا أَجِدُنِي أَقْدِرُ عَلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا الْحَسَنِ أَفَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهِنَّ وَيَنْفَعُ بِهِنَّ مَنْ عَلَّمْتَهُ وَيُثَبِّتُ مَا تَعَلَّمْتَ فِي صَدْرِكَ قَالَ أَجَلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَعَلِّمْنِي قَالَ إِذَا كَانَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَقُومَ فِي ثُلُثِ اللَّيْلِ الْآخِرِ فَإِنَّهَا سَاعَةٌ مَشْهُودَةٌ وَالدُّعَاءُ فِيهَا مُسْتَجَابٌ وَقَدْ قَالَ أَخِي يَعْقُوبُ لِبَنِيهِ" سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي "يَقُولُ حَتَّى تَأْتِيَ لَيْلَةُ الْجُمْعَةِ فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي وَسَطِهَا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي أَوَّلِهَا فَصَلِّ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةِ يس وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَحم الدُّخَانِ وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّالِثَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَالم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ وَفِي الرَّكْعَةِ الرَّابِعَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَتَبَارَكَ الْمُفَصَّلِ فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ التَّشَهُّدِ فَاحْمَدْ اللَّهَ وَأَحْسِنْ الثَّنَاءَ عَلَى اللَّهِ وَصَلِّ عَلَيَّ وَأَحْسِنْ وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّينَ وَاسْتَغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلِإِخْوَانِكَ الَّذِينَ سَبَقُوكَ بِالْإِيمَانِ ثُمَّ قُلْ فِي آخِرِ ذَلِكَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي وَارْحَمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِينِي وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِي وَارْزُقْنِي أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُرْضِيكَ عَنِّيَ اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِي وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِي فَإِنَّهُ لَا يُعِينُنِي عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلَا يُؤْتِيهِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ يَا أَبَا الْحَسَنِ تَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ جُمَعٍ أَوْ خَمْسًا أَوْ سَبْعًا تُجَبْ بِإِذْنِ اللَّهِ وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ مَا أَخْطَأَ مُؤْمِنًا قَطُّ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ فَوَاللَّهِ مَا لَبِثَ عَلِيٌّ إِلَّا خَمْسًا أَوْ سَبْعًا حَتَّى جَاءَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مِثْلِ ذَلِكَ الْمَجْلِسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ فِيمَا خَلَا لَا آخُذُ إِلَّا أَرْبَعَ آيَاتٍ أَوْ نَحْوَهُنَّ وَإِذَا قَرَأْتُهُنَّ عَلَى نَفْسِي تَفَلَّتْنَ وَأَنَا أَتَعَلَّمُ الْيَوْمَ أَرْبَعِينَ آيَةً أَوْ نَحْوَهَا وَإِذَا قَرَأْتُهَا عَلَى نَفْسِي فَكَأَنَّمَا كِتَابُ اللَّهِ بَيْنَ عَيْنَيَّ وَلَقَدْ كُنْتُ أَسْمَعُ الْحَدِيثَ فَإِذَا رَدَّدْتُهُ تَفَلَّتَ وَأَنَا الْيَوْمَ أَسْمَعُ الْأَحَادِيثَ فَإِذَا تَحَدَّثْتُ بِهَا لَمْ أَخْرِمْ مِنْهَا حَرْفًا فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ مُؤْمِنٌ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ يَا أَبَا الْحَسَنِ, قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ الْوَلِيدِ بْنِ مُسْلِمٍ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Al Hasan telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Abdurrahman Ad Dimasyqi telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dari 'Atho` bin Abu Rabbah dan Ikrimah mantan budak Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata; ketika kami berada di sisi Rasulullah ﷺ, tiba-tiba Ali bin Abu Thalib datang, dan berkata; ayah dan ibuku kurelakan untuk aku korbankan, Al Qur'an telah hilang dari dadaku, aku tidak mendapati diriku mampu untuk membacanya. Kemudian Rasulullah ﷺ berkata: "Wahai Abu Al Hasan, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya Allah memberimu manfaat, dan memberikan manfaat kepada orang yang engkau ajari serta memantapkan apa yang telah engkau pelajari dalam hatimu?" Ia berkata; ya wahai Rasulullah! Ajarkan kepadaku! beliau berkata "Apabila tiba malam Jum'at, jika engkau mampu bangun pada sepertiga malam terakhir, ketahuilah bahwa waktu itu merupakan malam yang disaksikan (para malaikat), dan doa pada malam tersebut terkabulkan, dan saudaraku Ya'qub telah berkata kepada anak-anaknya; aku akan memintakan kalian ampunan kepada Tuhanku. Ucapan ini terus beliau ucapkan hingga datang malam Jum'at. Jika engkau tidak mampu maka bangunlah pada pertengahan malam, jika engkau tidak mampu maka bangunlah pada awal malam, kemudian shalatlah empat raka'at dan engkau baca pada raa'at pertama surat Al Fatihah dan Surat Yaasiin, dan pada raka'at kedua engkau baca Surat Al Fatihah dan Surat Ad Dukhan, dan pada raka'at ketiga engkau baca Surat Al Fatihah dan Alif laam miim As Sajdah, dan pada raka'at keempat engkau baca Surat Al Fatihah dan Surat Tabarak (Surat Al Mulk). Kemudian apabila engkau telah selesai dari tasyahud maka pujilah Allah dengan sebaik-baiknya, ucapkanlah shalawat kepadaku serta seluruh para nabi dengan sebaik-baiknya, mintakan ampunan untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, serta saudara-saudaramu yang telah mendahuluimu beriman, kemudian ucapkan di akhir semua itu: Ya Allah, rahmatilah aku untuk meninggalkan kemaksiatan selamanya selama Engkau masih menghidupkanku, dan rahmatilah aku untuk tidak memperberat diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku, berilah aku rezeki berupa kenikmatan mencermati perkara yang mendatangkan keridhaanMu kepadaku. Ya Allah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan serta keperkasaan yang tidak mungkin bisa dicapai oleh makhluk. Aku memohon kepadaMu ya Allah, wahai Dzat yang Maha pengasih, dengan kebesaranMu dan cahaya wajahMu agar mengawasi hatiku untuk menjaga kitabMu, sebagaimana Engkau telah mengajarkannya kepadaku, dan berilah aku rezeki untuk senantiasa membacanya hingga membuatMu ridha kepadaku. Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Dzat yang memiliki kebesaran, kemulian dan keperkasaan yang tidak mungkin diinginkan oleh makhluk. Aku memohon kepadaMu ya Allah, wahai Dzat yang Maha pengasih, dengan kebesaranMu dan cahaya wajahMu agar Engkau menyinari hatiku dan membersihkan badanku, sesungguhnya tidak ada yang dapat membantuku untuk mendapatkan kebenaran selain Engkau, dan juga tidak ada yang bisa memberi kebenaran itu selainMu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung). Wahai Abu Al Hasan, engkau lakukan hal tersebut sebanyak tiga Jum'at atau lima atau tujuh niscaya engkau akan dikabulkan dengan idzin Allah. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, Allah tidak bakalan lupa memberi seorang mukmin." Abdullah bin Abbas berkata; demi Allah, Ali tidak berdiam kecuali hanya lima atau tujuh Jum'at hingga ia datang kepada Rasulullah ﷺ dalam majelis tersebut. Kemudian ia berkata; wahai Rasulullah, dahulu aku hanya mengambil empat ayat atau sekitar itu dan apabila aku membacanya dalam hatiku maka ayat tersebut hilang, dan sekarang aku mempelajari empat puluh ayat atau sekitar itu, dan apabila aku membacanya dalam hati maka seolah-olah Kitab Allah ada di depan mataku. Dan dahulu aku mendengar hadits, apabila aku mengulangnya maka hadits tersebut hilang, dan sekarang aku mendengar beberapa hadits, kemudian apabila aku membacanya maka aku tidak mengurangi satu huruf pun darinya. Kemudian Rasulullah ﷺ berkata kepadanya: "Disaat demikian itu maka engkau adalah seorang mukmin demi Tuhan Pemilik Ka'bah wahai Abu Al Hasan." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Al Walid bin Muslim.(HR. Tirmidzi: 3493)

20. Meninggal Dunia Dalam Keadaan Ikhlas Kepada Allah

Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah hadits nomor 69 dinyatakan bahwa orang yang meninggal dunia dalam keadaan ikhlas kepada Allah, beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya, menegakkan shalat dan menunaikan zakat, maka ia meninggal dalam keridlaan Allah;

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ الرَّازِيُّ عَنْ الرَّبِيعِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ فَارَقَ الدُّنْيَا عَلَى الْإِخْلَاصِ لِلَّهِ وَحْدَهُ وَعِبَادَتِهِ لَا شَرِيكَ لَهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ مَاتَ وَاللَّهُ عَنْهُ رَاضٍ, قَالَ أَنَسٌ وَهُوَ دِينُ اللَّهِ الَّذِي جَاءَتْ بِهِ الرُّسُلُ وَبَلَّغُوهُ عَنْ رَبِّهِمْ قَبْلَ هَرْجِ الْأَحَادِيثِ وَاخْتِلَافِ الْأَهْوَاءِ وَتَصْدِيقُ ذَلِكَ فِي كِتَابِ اللَّهِ فِي آخِرِ مَا نَزَلَ يَقُولُ اللَّهُ "فَإِنْ تَابُوا ", قَالَ خَلْعُ الْأَوْثَانِ وَعِبَادَتِهَا " وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوْا الزَّكَاةَ", وَقَالَ فِي آيَةٍ أُخْرَى " فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوْا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ", حَدَّثَنَا أَبُو حَاتِمٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى الْعَبْسِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ الرَّازِيُّ عَنْ الرَّبِيعِ بْنِ أَنَسٍ مِثْلَهُ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Ar Razi dari Rabi' bin Anas dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: " Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan ikhlas kepada Allah, beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya, menegakkan shalat dan menunaikan zakat, maka ia meninggal dalam keridlaan Allah." Anas berkata; "Itulah agama Allah yang dibawa oleh para Rasul, mereka menyampaikannya dari Rabb mereka sebelum kacau balaunya pembicaraan dan perselisihan hawa nafsu. Yang demikian itu terdapat dalam kitabullah diakhir ayat yang diturunkan, Allah berfirman: "Sekiranya mereka bertaubat -Anas berkata; menanggalkan berhala-berhala dan penghambaannya-, menegakkan shalat dan menunaikan zakat." Dalam firman-Nya yang lain: "Jikalau mereka bertaubat, menegakkan shalat, menunaikan zakat, maka mereka adalah saudara-saudara kalian di dalam Dien." Telah menceritakan kepada kami Abu Hatim berkata, telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Musa Al 'Absi berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Ar Razi dari Ar Rabi' bin Anas seperti hadits di atas.

21. Wanita Yang meninggal Dunia Suaminya Ridha Masuk Surga

Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 1081 digambarkan bahwa wanita yang meninggal dunia suaminya dalam keadaan ridha akan dimasukkan Surga;

حَدَّثَنَا وَاصِلُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَبِي نَصْرٍ عَنْ مُسَاوِرٍ الْحِمْيَرِيِّ عَنْ أُمِّهِ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتْ الْجَنَّةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ

Artinya: Wasil bin Abdul Ala mengatakan, Muhammad bin Fudail mengatakan, dari Abdullah bin Abdul Rahman Abu Nasr, dari Musawir al-Himyari, dari ibunya, dari Ummu Salamah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Setiap wanita yang meninggal dalam keadaan suaminya ridha terhadapnya, dia akan masuk Surga." Abu Isa berkata: "Hadis ini adalah hadis hasan gharib." (HR. Tirmidzi: 1081)

22. Berdoa Radhitu Billahi Rabba Wa Bil Islami Dina Wa Bi Muhammadi Nabiya Wa Rasula

Di dalam kitab Sunan Abu Daud hadits nomor 4410 dinyatakan bahwa 'Barangsiapa mengucapkan saat pagi dan sore: 'Kami ridha dengan Allah sebagai Rabb, dengan Islam sebagai agama, dan dengan Muhammad sebagai Rasul,' maka sesungguhnya hak Allah untuk meridhai hamba tersebut;

حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي عَقِيلٍ عَنْ سَابِقِ بْنِ نَاجِيَةَ عَنْ أَبِي سَلَّامٍ أَنَّهُ كَانَ فِي مَسْجِدِ حِمْصَ فَمَرَّ بِهِ رَجُلٌ فَقَالُوا هَذَا خَدَمَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ إِلَيْهِ فَقَالَ حَدِّثْنِي بِحَدِيثٍ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَتَدَاوَلْهُ بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ الرِّجَالُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ وَإِذَا أَمْسَى رَضِينَا بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abu Aqil, dari Sa'iq bin Najiyah, dari Abu Salam, bahwa dia berada di Masjid Hims, lalu lewatlah seorang laki-laki. Mereka berkata, "Ini adalah pelayan Nabi ﷺ." Maka dia mendekatinya dan berkata, "Ceritakanlah kepadaku dengan hadits yang pernah engkau dengar dari Rasulullah ﷺ yang belum banyak diketahui oleh orang-orang." Dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: 'Barangsiapa mengucapkan saat pagi dan sore: 'Kami ridha dengan Allah sebagai Rabb, dengan Islam sebagai agama, dan dengan Muhammad sebagai Rasul,' maka sesungguhnya hak Allah untuk meridhai hamba tersebut.'" (HR. Abu Daud: 4410)

Berdasar ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits Rasulullah SAW yang telah dikemukakan dalam pembahasan dapat ditarik pengertian bahwa taqwa di level ridha adalah kesadaran qalbu merasa puas, bahagia dan senang menerima segala ketetapan dan ketentuannya untuk mentaati Allah dan Rasulullah.

Kesadaran taqwa di level ridha mendorong orang beriman untuk merasa puas, bahagia, berkecukupan, qanaah, senang dengan segala keadaan, karena menyadari bahwa semua yang terjadi di alam semesta merupakan ketetapan Allah yang harus diterima dengan ridha.

Ikrar Ridha

"رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا"

“Aku ridla Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku"

(HR. Ahmad: 18199)

Dalam pencarian kata di dalam Al Quran dengan kata dasar Radhu, menggunakan Aplikasi Zekr 1.1.0 ditemukan 73 kata di 64 ayat, di antara 73 kata yang diketemukan tersebut, kami dapat menglasifikasikan ke dalam; Hikmah Ridha, Keuntungan orang yang Ridha, Karakter orang yang Ridha dan Taqwa di tingkat Ridha, pengklasifikasian ditambah dengan Hadits-Hadits terkait.

Hasil penelitian ini kami hadiahkan untuk seluruh umat Islam di manapun berada agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam memahami dan mengamalkan Taqwa secara menyeluruh

Hadiah dapat didownload di tombol hadiah, Semoga bermanfaat ...