TAQWA DARI
FUJUR - 4. KHAUF DAN KHASYAH
TAQWA DARI KHAUF DAN KHASYAH
Khauf dan khasyah keduanya memiliki arti takut, tetapi terdapat perbedaan dalam tingkatan rasa takut dan pengertiannya, Khauf dan khasyah ada yang bernilai negatif dan bernilai positif. Di dalam Al Quran ditemukan 124 kata khauf di 112 ayat, sedangkan kata khasiya ditemukan 48 kali di 40 ayat, kata-kata tersebut untuk menggambarkan keadaan takut dalam kondisi yang berbeda-beda, keadaan khauf dan khasyah dalam ayat-ayat tersebut dapat dikategorikan ke dalam 4 keadaan rasa takut;
1. Tidak Ada Rasa Takut Saat Hidup Di Akhirat
Dalam kehidupan di akhirat penduduk surga tidak merasakan rasa takut dan sedih, tergambar di dalam Al Quran surat Ali-'Imran (3): 170
فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Ali-'Imran (3): 170)
Orang Yang Terbunuh Dalam Berjihad Di Jalan Allah, Dan Mereka Dalam Keadaan Gembira Tidak Takut Dan Tidak Sedih;
Di dalam Al Quran surat Ali Imran/ 3: 169-170 digambarkan bahwa orang yang terbunuh dalam berjihad di jalan Allah, sesungguhnya mereka tidak mati, dan mereka dalam keadaan gembira tidak takut dan tidak sedih;
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ, فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Ali Imran/ 3: 170)
Orang Yang Masuk Ke Dalam Surga Tidak Merasakan Takut Dan Sedih
Di dalam Al Quran Surat Al A’raf/ 7: 49 tergambar bahwa orang mukmin yang masuk ke dalam surga tidak merasakan takut dan sedih;
أَهَٰؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنتُمْ تَحْزَنُونَ
Artinya: (Orang-orang di atas A'raaf bertanya kepada penghuni neraka): "Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?". (Kepada orang mukmin itu dikatakan): "Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati". (QS. Al A’raf/ 7: 49)
2. Tidak Ada Rasa Takut Saat Hidup Di Dunia
Dalam menjalani kehidupan di dunia terdapat banyak manusia yang tidak merasakan takut dan sedih, karena mendapat perlindungan dari Allah, antara lain;
a. Orang Yang Mengikuti Petunjuk Allah
Di dalam Al Quran surat Al Baqarah/ 2: 38, ditegaskan bahwa orang yang mengikuti petunjuk Allah SWT tidak takut dan tidak sedih;
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (2: 38)
b. Orang Yang Menyerahkan Diri Kepada Allah Dan Berbuat Kebaikan
Di dalam Al Quran surat Al Baqarah/ 2: 112 ditegaskan bahwa barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah dan berbuat kebajikan akan mendapat pahala dari sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati;
بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al Baqarah/ 2: 112)
c. Orang Yang Beriman Kepada Allah, Menegakkan Shalat Dan Membayar Zakat
Di dalam Al Quran surat Al Baqarah/ 2: 277, di jelakan bahwa orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati;
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al Baqarah/ 2: 277)
d. Orang Yang Bertaqwa Dan Mengadakan Perbaikan Allah
Di dalam Al Quran surat Al A’raf/ 7: 35, dinyatakan bahwa barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati;
يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَىٰ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al A’raf/ 7: 35)
e. Wali-Wali Allah
Di dalam Al Quran surat Yunus/ 10: 62, ditegaskan bahwa sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati;
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Yunus/ 10: 62)
f. Orang Yang Bertuhan Allah Dan Teguh Pendiriannya
Di dalam Al Quran surat Fushilat/ 41: 30 dan surat Al Ahqaf/ 46: 13 dinyatakan bahwa Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita;
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushilat/ 41: 30)
3. Takut Kepada Allah Dan Hari Akhir Saat Hidup Di Dunia
Dalam kehidupan dunia takut kepada Allah dan hari akhir merupakan bagian dari keimanan, dengan keimanan tersebut akan membentuk kesadaran untuk mentaati Allah.
a. Perasaan Takut Kepada Allah, Memunculkan Kesadaran Mengendalikan Diri
Di dalam Al Quran surat Al Maidah/ 5: 28 tergambar bahwa didasari perasaan takut kepada Allah, maka muncul kesadaran untuk mengendalikan diri;
لَئِن بَسَطتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ
Artinya: "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam". (QS. Al Maidah/ 5: 28)
b. Takut Pada Adzab Hari Akhir Membentuk Kesadaran Untuk Taat Kepada Allah
Di dalam Al Quran surat Al An’am/ 6: 15 tergambar: takut pada adzab hari akhir menyebabkan taat kepada Allah;
قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku". (Al An’am/ 6: 15)
c. Menyebut/ Mengingat Allah Dalam Hati Dengan Merendahkan Diri Dan Merasa Takut Agar Tidak Lalai
Di dalam Al Quran surat Al A’raf/ 7: 205, tergambar bahwa menyebut/ mengingat Allah dalam hati dengan merendahkan diri dan merasa takut agar tidak lalai;
وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (QS. Al A’raf/ 7: 205)
d. Takut Kepada Allah Dan Hari Perhitungan Membentuk Kesadaran Untuk Melaksanakan Perintah Allah
Di dalam Al Quran surat Ar Ra’ad/ 13: 21 tergambar bahwa Takut kepada Allah dan hari Perhitungan membentuk Kesadaran untuk Melaksanakan Perintah Allah;
وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ
Artinya: dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. (QS. Ar Ra’ad/ 13: 21)
e. Takut Kepada Allah Menjadikannya Mau Mengerjakan Perintahnya
Di dalam Al Quran surat An Nahl/ 16: 50 tergambar bahwa Takut Kepada Allah menjadikannya mau mengerjakan perintahnya;
يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (QS. An Nahl/ 16: 50)
f. Takut Dengan Hari Akhir Menyebabkan Selalu Mengingat Allah
Di dalam Al Quran surat An Nur/ 24: 37 tergambar bahwa karena takut dengan hari akhir menyebabkan selalu mengingat Allah dalam berbagai kesibukannya;
رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
Artinya: laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS. An Nur/ 24: 37)
Dari tiga kategori perasaan takut di atas, pada kategori pertama; tidak ada perasaan takut dan sedih ketika berada di akhirat “surga”, adalah imbalan atau hasil yang diterima oleh orang-orang yang beriman di akhirat kelak, pembahasan lebih rincinya akan dikemukakan pada bab taqwa di tingkat Jannah. Pada kategori kedua; tidak takut dan sedih ketika hidup di dunia adalah keadaan qalbu orang beriman, sedangkan pada kategori ketiga; takut kepada Allah ketika hidup di dunia adalah bentuk keimanan di dalam qalbu yang dapat mendorong seseorang untuk bertaqwa kepadanya. Pembahasan secara rinci kategori kedua dan ketiga ini akan dikemukakan pada bab taqwa di tingkat iman.
4. Takut Kepada Selain Allah Saat Hidup Di Dunia
Adapun pada bab ini akan membahas secara rinci kategori keempat; takut kepada selain Allah ketika hidup di dunia, takut kepada selain Allah ketika hidup di dunia ini sangat penting untuk dibahas, karena keadaan tersebut tanpa disadari mengikis keimanan seseorang, karena rasa takut kepada selain Allah merupakan akibat dari semakin tipisnya keimanan kepada Allah.
Jangan Takut Kepada Selain-Ku Tetapi Takutlah Kepada-Ku
Di dalam Al Quran surat Ali-'Imran / 3: 175, dijelaskan bahwa jika kamu beriman maka jangan takut kepada selain-Ku tetapi takutlah kepada-Ku;
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Artinya: Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.(QS. Ali-'Imran / 3: 175)
Allah Lebih Berhak Ditakuti Daripada Selain-Nya
Di dalam Al Quran surat At Taubah/ 9: 13, juga dijelaskan jika kamu beriman Allah lebih berhak ditakuti daripada selain-Nya.
أَلَا تُقَاتِلُونَ قَوْمًا نَّكَثُوا أَيْمَانَهُمْ وَهَمُّوا بِإِخْرَاجِ الرَّسُولِ وَهُم بَدَءُوكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ أَتَخْشَوْنَهُمْ فَاللَّهُ أَحَقُّ أَن تَخْشَوْهُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya: Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS. At Taubah/ 9: 13)
Pembahasan Khauf dan Kasyah kepada selain Allah ini penting dikemukakan, dengan tujuan agar kita dapat menjaga diri dari rasa takut kepada selain Allah, sehingga dapat bertaqwa dari khauf dan khasyah kepada selain Allah.
1. Khauf (124 – 113)
Khauf berasal dari kata Khaafa-Yakhafu-Khaufan; takut, ngeri, panik, teror, horor, pengertiannya; peristiwa atau gejala yang akan terjadi, tetapi sudah menimbulkan perasaan tidak aman dan membahayakan dirinya.
Barangsiapa Beriman Dan Mengadakan Perbaikan, Maka Tidak Ada Rasa Takut Pada Mereka Dan Mereka Tidak Bersedih Hati
Dari dalam Al Quran Surat Al-An’am/ 6: 48, dijelaskan gambaran mengenai perasaan khauf;
فَمَنۡ ءَامَنَ وَأَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Artinya: “Barangsiapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-An’am/ 6: 48)
Bagi orang yang beriman dan melakukan amal shalih, tidak ada perasaan takut dan sedih pada diri mereka, dengan demikian dapat ditarik pengertian bahwa orang yang beriman dalam hatinya akan timbul perasaan aman, sedangkan bagi orang yang tidak beriman dalam hatinya akan timbul perasaan takut (tidak aman).
Dari dalam Al Quran Surat Al-A’raf/ 7: 35, juga dapat diperoleh gambaran mengenai khauf;
فَمَنِ ٱتَّقَىٰ وَأَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ
Artinya: “Maka barangsiapa bertakwa dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-A’raf/ 7: 35)
Bahwa bagi orang yang bertaqwa dan beramal shalih, maka tidak ada perasaan takut dan sedih, dengan demikian dapat ditarik pengertian bahwa orang yang bertaqwa dalam hatinya akan timbul perasaan aman, sedangkan bagi orang yang tidak bertaqwa dalam hatinya akan timbul perasaan takut.
Khauf Pada Selain Allah Adalah Perasaan Takut Yang Berkaitan Dengan Materi Dan Kehidupan Sebagai Akibat Dari Tidak Beriman Dan Bertaqwa Kepada Allah
Yang dimaksud dengan khauf disini adalah perasaan takut pada semua hal, yang timbul akibat tidak beriman dan bertaqwa kepada Allah, jika dilihat dengan cermin qalbu maka khauf adalah perasaan takut akibat dari adanya perasaan -1 Ananiyah, -2 Ghadab dan -3 Syahwat yang tidak dapat terpenuhi. Perasaan khauf yang berkaitan dengan ananniyah, seperti; perasaan takut tidak dihargai atau dihormati sesuai kemampuan, kekayaan, kepandaian, kedudukan, kebaikan, keshalihan dll, adapaun perasaan khauf yang berkaitan dengan ghadab, seperti; perasaan takut jika ide, gagasan, fikiran, kemauan, keinginan dll tidak dihargai atau tidak diterima orang lain.
Sedangkan perasaan khauf yang berkaitan dengan syahwat, adalah perasaan takut terhadap suatu hal yang dapat mengingatkan kepada kesenangan atau keinginannya sendiri yang tidak tercapai, seperti; takut kepada orang yamg lebih kaya karena sebenarnya dirinya ingin kaya tetapi tidak tercapai, takut dengan orang yang memiliki jabatan, takut tidak dapat memiliki harta yang banyak, takut kekurangan harta, takut kehilangan harta, takut dengan pasangan, takut berakhirnya kebahagiaan atau kehidupan di dunia, dll.
Contoh-contoh yang dikemukakan di atas hanya sebagian kecil dari kenyataan khauf yang ada, sejatinya dalam perjalan kehidupan manusia di dunia, masih ada banyak hal yang dapat menyebabkan adanya perasaan takut, yang rasa takutnya mengalahkan rasa takutnya kepada Allah SWT, di dalam Al Quran digambarkan beberapa hal yang dapat menimbulkan rasa takut tersebut, antara lain;
a. Takut Kepada Selain Allah
Di dalam Al Quran surat Az Zumar/ 39: 36 digambarkan bahwa orang-orang musyrik memperta-kuti dengan (sesembahan) selain Allah;
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِن دُونِهِ وَمَن يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
Artinya: Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya. (QS. Az Zumar/ 39: 36)
b. Takut Kepada Syetan
Di dalam Al Quran surat Ali Imran/ 3: 175 tergambar bahwa syetan hanyalah menakut-nakuti, maka jangan takut kepada syetan tetapi takutlah kepada Allah;
إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya: Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS. Ali Imran/ 3: 175)
c. Takut Mendapat Celaan
Di dalam Al Quran surat Al-Maidah/ 5: 54, tergambar bahwa orang beriman yang sungguh-sunggah tidak akan takut kepada celaan orang yang suka mencela, dengan demikian dapat dipahami bahwa orang yang tidak beriman takut kepada celaan orang yang suka mencela;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.(QS. Al-Maidah/ 5: 54)
d. Takut Dalam Menjani Cobaan Kehidupan
Dari dalam ayat Al Quran surat Al Baqarah/ 2: 155 tergambar bahwa takut merupakan salah satu bentuk ujian keimanan, apakah dihadapi dengan sabar atau tidak;
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah/ 2: 155)
e. Takut Mengalami Kekurangan
Di dalam Al Quran surat An Nahl/ 16: 112; terkandung pengertian ketika mereka mengingkari nikmat-nikmat Allah, maka Allah merasakan kepada mereka pakaian/ perasaan kelaparan dan ketakutan;
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
Artinya: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS. An Nahl/ 16: 112)
f. Takut Menjadi Miskin
Di dalam Al Quran Surat At Taubah/ 9: 28 tergambar adanya perasaan takut miskin, maka percayalah kepada Allah yang memberi kekayaan;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ إِن شَاءَ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At Taubah/ 9: 28)
g. Takut Pada Bahaya
Di dalam Al Quran surat Al-Ahzab/ 33: 19 digambarkan, jika datang perasaan ketakutan (bahaya) maka pandangannya seperti orang pingsan dan mau mati, mereka bakhil untuk berbuat kebaikan, karena mereka tidak beriman;
أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُولَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
Artinya: Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. Al-Ahzab/ 33: 19)
h. Takut Dari Sambaran Kilat
Di dalam Al Quran Surat Ar-Rum/ 30: 24, dijelaskan bahwa Allah menciptakan kilat untuk memberikan rasa takut kepada manusia
وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (QS. Ar-Rum/ 30: 24)
i. Takut Dengan Penguasa Yang Dhalim
Perasaan takut yang selalu menyertai pada seseorang yang berada pada wilayah kekuasaan penguasa dhalim, banyak digambarkan di dalam Al Quran berkaitan dengan kisah perjalan kehidupan Nabi Musa menghadap penguasa dhalim Fir’aun, ketakutan tersebut antara lain terjadi pada;
1) Ibu Musa Saat Kelahiran Musa
Di dalam Al Quran surat Al Qashash/ 28: 7 tergambar perasaan takut yang dialami Ibu Musa saat melahirkan bayi laki-laki, karena saat itu penguasa menetapkan aturan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir, sehinggah Allah memberi wahyu kepada Ibu Musa untuk menyusuinya, tetapi jika tetap masih takut maka diperintahkan untuk menghanyutkannya di sungai;
وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ أُمِّ مُوسَىٰ أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
Artinya: Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. (QS. Al Qashash/ 28: 7)
2) Musa Setelah Membunuh Seorang Penduduk Mesir
Di dalam Al Quran surat Al Qashash/ 20: 18 tergambar bahwa Musa merasa takut saat menunggu dengan khawatir, dari akibat perbuatan yang dilakukannya membunuh seorang penduduk Mesir;
فَأَصْبَحَ فِي الْمَدِينَةِ خَائِفًا يَتَرَقَّبُ فَإِذَا الَّذِي اسْتَنصَرَهُ بِالْأَمْسِ يَسْتَصْرِخُهُ قَالَ لَهُ مُوسَىٰ إِنَّكَ لَغَوِيٌّ مُّبِينٌ
Artinya: Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat perbuatannya), maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata (kesesatannya)". (QS. Al Qashash/ 20: 18)
3) Musa Ketika meninggalkan Negeri Mesir Ke Kota Madyan
Di dalam Al Quran surat Al Qashash/ 20: 21 tergambar bahwa setelah mengetahuinya bahwa para pembesar Fir’aun ditugaskan untuk mencari dan membunuhnya, maka Musa meninggalkan kota Mesir dengan merasa takut saat menunggu dengan khawatir;
فَخَرَجَ مِنْهَا خَائِفًا يَتَرَقَّبُ قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu". (QS. Al Qashash/ 20: 21)
4) Pemuda Kaum Musa Takut Kepada Fir’aun dan Pembesarnya
Di dalam Al Quran surat Yunus/ 10: 83 tergambar bahwa pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka;
فَمَا آمَنَ لِمُوسَىٰ إِلَّا ذُرِّيَّةٌ مِّن قَوْمِهِ عَلَىٰ خَوْفٍ مِّن فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِمْ أَن يَفْتِنَهُمْ وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الْمُسْرِفِينَ
Artinya: Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas. (QS. Yunus/ 10: 83)
5) Musa Ketika Menghadapi Tukang Sihir Fir’aun
Di dalam Al Quran surat Thaha/ 20: 67-68 tergambar perasaan takut Nabi Musa ketika menghadapi tukang sihir Fir’aun, kemudian dikatakan kepada Nabi Musa untuk tidak takut menghadapinya;
فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُّوسَىٰ, قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنتَ الْأَعْلَىٰ
Artinya: Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata: "janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). (QS. Thaha/ 20: 67-68)
6) Musa Ketika Tongkatnya Menjadi Ular
Di dalam Al Quran surat Al-Qashash/ 28: 31, digambarkan bahwa Nabi Musa merasa takut terhadap ular yang tercipta dari tongkatnya yang dilempar untuk menghadapi ular-ular tukang sihir Fir’aun
وَأَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَلَمَّا رَآهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَانٌّ وَلَّى مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ يَا مُوسَى أَقْبِلْ وَلَا تَخَفْ إِنَّكَ مِنَ الْآمِنِينَ
Artinya: dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseru): "Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman.(QS. Al-Qashash/ 28: 31)
7) Musa Ketika Dikejar Tentara Fira’un
Di dalam Al Quran surat Thaha/ 20: 77 tergambar perasaan takut Nabi Musa ketika dikejar tentara Fir’aun hingga sampai di bibir pantai, sehingga Allah memberi wahyu kepada Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya di laut hingga terbelahlah lautan menjadi jalan yang kering untuk dapat dilalui Nabi Musa bersama umatnya;
وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَّا تَخَافُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَىٰ
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)". (QS. Thaha/ 20: 77)
2. Khasyah
Khasyah berasal dari kata Khasya-Yakhsya-Khasyatan artinya takut, khawatir, cemas, gelisah, pengertiannya adalah perasaan khawatir, cemas, gelisah; Takut dengan penuh penghormatan dan rasa segan, kepada keberadaan, kejadian atau keadaan disebabkan karena pengetahuan atau keyakinan, pengertian ini di dasari Al Quran Surat Fathir/ 35: 28, yang menggambarkan bahwa orang-orang yang khasyah kepada Allah adalah hamba-hambanya yang memiliki pengetahuan (tentang Allah);
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالأنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Artinya:“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Fathir/ 35: 28)
Khasyah perasaan takut atau kekhawatirannya telah lama mendahului sebelum peristiwanya terjadi, sedangkan khauf perasaan takutnya tersembunyi dan baru akan muncul saat peristiwanya terjadi. Pada bab ini akan dikemukakan beberapa hal yang dapat menimbulkan khasyah kepada selain Allah;
a. Takut Kepada Manusia
Al Quran Surat An-Nisa’/ 4: 77 memberikan gambaran bahwa orang-orang munafik takut kepada manusia (musuh) sebagaimana takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut;
فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتالُ إِذا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً
Artinya: “Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih (sangat) dari itu takutnya.” (QS. An-Nisa’/ 4: 77)
b. Membunuh Anak Karena Takut Kemiskinan
Al Quran Surat Al-Isra'/ 17: 31 menggambarkan larangan membunuh anaka karena ada rasa takut; khasyah dari kemiskinan;
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS. Al-Isra'/ 17: 31)
c. Takut Berkurangnya Harta
Al Quran Surat Al-Isra'/ 17: 100 menggambarkan ketakutan; khasyah untuk membelanjakan karena takut berkurang;
قُلْ لَوْ أَنْتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَائِنَ رَحْمَةِ رَبِّي إِذًا لَأَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْإِنْفَاقِ ۚ وَكَانَ الْإِنْسَانُ قَتُورًا
Artinya: Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya". Dan adalah manusia itu sangat kikir. (QS. Al-Isra'/ 17: 100)
di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 22857 digambarkan bahwa jika takut pada kemiskinan, kefakiran, maupun dunia, tetapi sesungguhnya dunia (kekayaan) itu akan menyesatkan;
حَدَّثَنَا حَيْوَةُ قَالَ أَنْبَأَنَا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيدِ قَالَ حَدَّثَنِي بَحِيرُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِي أَصْحَابِهِ فَقَالَ الْفَقْرَ تَخَافُونَ أَوْ الْعَوَزَ أَوَتُهِمُّكُمْ الدُّنْيَا فَإِنَّ اللَّهَ فَاتِحٌ لَكُمْ أَرْضَ فَارِسَ وَالرُّومِ وَتُصَبُّ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا صَبًّا حَتَّى لَا يُزِيغُكُمْ بَعْدِي إِنْ أَزَاغَكُمْ إِلَّا هِيَ
Artinya: Telah bercerita kepada kami Haiwah berkata: telah memberitakan kepada kami Baqiyah bin Al Walid berkata: Telah bercerita kepadaku Bahir bin Sa'ad dari Khalid bin Ma'dan dari Jubair bin Nufair dari 'Auf bin Malik berkata: Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam berdiri di tengan-tengah para sahabat lalu bersabda: "Kemiskinan kalian takuti atau kefakiran atau dunia mencemaskan kalian, sesungguhnya Allah akan menaklukkan kawasan Persia dan Romawi untuk kalian dan dunia akan dituangkan pada kalian dengan derasnya hingga tidak ada yang menyesatkan kalian sepeninggalku nanti bila menyesatkan kalian kecuali dia (dunia)." (HR. Ahmad: 22857)
d. Takut Kepada Orang Kafir
Al Quran Surat Al-Maidah/ 5: 3 memberi gambaran agar Orang yang beriman tidak pantas khasyah kepada makhluk, sekalipun mereka musuh yang secara fisik sangat kuat tetapi takutlah kepada Allah jika meninggalkan perintahnya;
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ
Artinya:“Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agama kalian, sebab itu janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.” (QS. Al-Maidah/ 5: 3)
e. Takut Kepada Manusia Padahal Allah Lebih Berhak Ditakuti
Di dalam Al Quran surat Al Ahzab/ 33: 37 digambarkan keadaan nabi yang takut kepada manusia, sehingga diingatkan untuk lebih takut kepada Allah;
وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللَّهُ أَحَقُّ أَن تَخْشَاهُ فَلَمَّا قَضَىٰ زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا
Artinya: Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. (QS. Al Ahzab/ 33: 37)
Perasaan khauf dan khasyah kepada selain Allah dapat mendorong tumbuhnya sifat atau perasaan; penakut, merasa tidak aman, tidak percaya, keraguan, dusta, bohong/ kepalsuan, minder, rendah diri, tergesa-gesa, panik, tidak hati-hati, tidak bahagia dll.
Doa Mohon Diberikan Rasa Takut Kepada Allah, Agar Selalu Taat Kepada-Nya
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ
Ya Allah, curahkanlah kepada kepada kami rasa takut kepadaMu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepadaMu, dan ketaatan kepadaMu yang mengantarkan kami kepada SurgaMu,
(HR. Tirmidzi: 3424)
Allah Lebih Berhak Ditakuti Daripada Selain-Nya
Di dalam Al Quran surat At Taubah/ 9: 13, juga dijelaskan jika kamu beriman Allah lebih berhak ditakuti daripada selain-Nya.
أَلَا تُقَاتِلُونَ قَوْمًا نَّكَثُوا أَيْمَانَهُمْ وَهَمُّوا بِإِخْرَاجِ الرَّسُولِ وَهُم بَدَءُوكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ أَتَخْشَوْنَهُمْ فَاللَّهُ أَحَقُّ أَن تَخْشَوْهُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya: Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS. At Taubah/ 9: 13)
Kajian ayat-ayat Al Quran dan Hadits tentang taqwa dari fujur -4 Khauf dan Khasyah ini kami hadiahkan untuk seluruh umat muslim di manapun berada, agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam memahami dan mengamalkan Taqwa secara menyeluruh.
Hadiah dapat didownload di tombol hadiah, In Syaa Allah bermanfaat ...
Taqwa Dari Khauf Dan Khasyah Kepada Selain Allah
Di dalam Al Quran surat An Nisa/ 4: 9, apabila khauf dan khasyah dari meninggalkan keturunan menjadi generasi yang lemah, maka bertaqwalah kepada Allah;
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An Nisa/ 4: 9)
Perintah bertaqwa kepada Allah dengan mengucapkan perkataan yang benar, sebagai bentuk perasaan takut akan meninggalkan generasi sesudahnya, generasi yang lemah yang mengkhawatirkannya, dapat dipahami sebagai salah satu bentuk ketaqwaan ditingkat khauf.
Takut Allah Adalah Pokok Dari Segala Hikmah
Di dalam kitab Hilyatul Aulia hadits nomor 3211 dinyatakan bahwa takut Allah adalah pokok semua hikmah;
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانَ بْنُ أَحْمَدَ، قَالَ: ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْبَغْدَادِيُّ، قَالَ: ثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ هَاشِمٍ السِّمْسَارُ، قَالَ: حَدَّثَتْنَا سَعِيدَةُ بِنْتُ حَكَّامَةَ، قَالَتْ: حَدَّثَتْنِي أُمِّي حَكَّامَةُ بِنْتُ عُثْمَانَ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ أَبِيهَا، عَنْ أَخِيهِ مَالِكِ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللهِ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «خَشْيَةُ اللهِ رَأْسُ كُلِّ حِكْمَةٍ وَالْوَرَعُ سَيِّدُ الْعَمَلِ وَمَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَرَعٌ يَحْجِزُهُ عَنْ مَعْصِيَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا خَلَا بِهَا لَمْ يَعْبَأِ اللهُ بِسَائِرِ عَمَلِهِ شَيْئًا» رَوَاهُ أَبُو يَعْلَى الْمِنْقَرِيُّ، عَنْ حَكَّامَةَ، عَنْ أَبِيهَا، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Ahmad, berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ibrahim Al Baghdadi, berkata: telah menceritakan kepada kami Al Qasim ibnu Hasyim As Simsari, berkata: telah berkata Said bintu Hakamah, telah berkata: telah menceritakan kepada kami Umi Hakamah bintu Utsman ibnu Dinar, dari Ayahnya, dari Saudaranya Malik ibnu Dinar, dari Anas ibnu Malik RA: Rasulullah SAW bersabda: Takut Allah adalah pokok semua hikmah, wara’ adalah amal yang paling utama, siapa yang tidak memiliki wara’ yang menghalanginya dari ma’siyat kepada Allah Azza wa jalla, jika telah berlalu dengannya Allah tidak menghiraukan seluruh amalnya sedikitpun” riwayat Abu Ya’la Al Minqari dari Hikmah dari Ayahnya dari Malik dari Tsabit dari Anas. (Abu Nuaim, Hilyatul Auliya: 3211)
Siapa Yang Takut Kepada Allah, Allah Ta’ala Menjadikan Takut Dari-Nya Segala Sesuatu
Di dalam kitab Hilyatul Aulia hadits nomor 4143 digambarkan “siapa yang takut kepada Allah, Allah Ta’ala menjadikan takut dari-Nya segala sesuatu, dan barang siapa yang tidak takut kepada Allah, Allah Ta’ala menjadikannya takut dari segala sesuatu;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ سَلْمٍ، ثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عُمَرَ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمْ حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمْ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَقَلَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ ذُلِّ الْمَعَاصِي إِلَى عِزِّ التَّقْوَى، أَغْنَاهُ بِلَا مَالٍ، وَأَعَزَّهُ بِلَا عَشِيرَةٍ، وَآنَسَهُ بِلَا أَنِيسٍ، وَمَنْ خَافَ اللهَ أَخَافَ اللهُ تَعَالَى مِنْهُ كُلَّ شَيْءٍ، وَمَنْ لَمْ يَخْفِ اللهَ أَخَافَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ كُلِّ شَيْءٍ، وَمَنْ رَضِيَ مِنَ اللهِ تَعَالَى بِالْيَسِيرِ مِنَ الرِّزْقِ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ بِالْيَسِيرِ مِنَ الْعَمَلِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَحِي مِنْ طَلَبِ الْمَعِيشَةِ خَفَّتْ مُؤْنَتُهُ، وَرَخَى بَالُهُ، وَنَعِمَ عِيَالُهُ، وَمَنْ زَهِدَ فِي الدُّنْيَا ثَبَّتَ اللهُ الْحِكْمَةَ فِي قَلْبِهِ، وَأَنْطَقَ اللهُ بِهَا لِسَانَهُ، وَأَخْرَجَهُ مِنَ الدُّنْيَا سَالِمًا إِلَى دَارِ الْقَرَارِ». هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَمْ يَرْوِهِ مَرْفُوعًا مُسْنَدًا إِلَّا الْعِتْرَةُ الطَّيِّبَةُ، خَلْفُهَا عَنْ سَلَفِهَا، وَمَا كَتَبْنَاهُ إِلَّا عَنْ هَذَا الشَّيْخِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Umar ibnu Salim, telah menceritakan kepada kami Al Qasim ibnu Muhammad ibnu Ja’far ibnu Muhammad ibnu Abdillah ibnu Muhammad ibnu Umar ibnu Ali ibnu Abi Thalib RA, telah menceritakan kepadaku Ayahku dari Ayahnya dari Abi Abdillah Ja’far ibnu Muhammad ibnu Ali dari Ayahnya ibnu Al Husain ibnu Ali, dari Amirul Mu’minin Ali RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang Allah Ta’ala pindahkan dari kerendahan ma’siyat kepada kemulyaan taqwa, maka ia telah diberi kekayaan tanpa harta, memulyakannya tanpa kekerabatan, dan menjamunya tanpa jamuan, dan siapa yang takut kepada Allah, Allah Ta’ala menjadikan takut darinya segala sesuatu, dan barang siapa yang tidak takut kepada Allah, Allah Ta’ala menjadikannya takut dari segala sesuatu, dan siapa yang ridha dengan kemudahan rizki dari Allah, Allah ridha kepadanya dengan kemudahan amal, dan siapa yang tidak malu dari menuntut penghidupan akan diringankan .., dan mengendurkan pikirannya, dan diringankan keluhannya, dan siapa yang zuhud di dunia, Allah menetapkan hikmah di dalam qalbunya, dan Allah berbicara menggunkan lisannya, dan mengeluarkannya dari dunia dengan selamat menuju rumah yang kekal. (Abu Nu’aim Hilyatul Auliya’: 4143)
Doa Agar Diberi Rasa Takut Kepada Allah
Doa yang dipanjatkan agar memiliki ketaqwaan dari khauf adalah mohon untuk diberi rasa takut kepada Allah sehingga mendorongnya untuk selalu taat kepada Allah dan menjadikannya untuk tidak takut kepada apapun selain Allah, sebagaimana disebutkan di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 3424;
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ زَحْرٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ أَبِي عِمْرَانَ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ قَالَ قَلَّمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُومُ مِنْ مَجْلِسٍ حَتَّى يَدْعُوَ بِهَؤُلَاءِ الدَّعَوَاتِ لِأَصْحَابِهِ اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنْ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَقَدْ رَوَى بَعْضُهُمْ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ خَالِدِ بْنِ أَبِي عِمْرَانَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr telah mengabarkan kepada kami Ibnu Al Mubarak telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Ayyub dari 'Ubaidullah bin Zahr dari Khalid bin Abu Imran bahwa Ibnu Umar berkata; jarang Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam berdiri dari majelis kecuali beliau berdoa dengan doa-doa ini untuk para sahabatnya: Ya Allah, curahkanlah kepada kepada kami rasa takut kepadaMu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepadaMu, dan ketaatan kepadaMu yang mengantarkan kami kepada SurgaMu, dan curahkanlah keyakinan yang meringankan musibah di dunia. Berilah kenikmatan kami dengan pendengaran kami, penglihatan kami, serta kekuatan kami selama kami hidup, dan jadikan itu sebagai warisan dari kami, dan jadikan pembalasan atas orang yang menzhalimi kami, dan tolonglah kami melawan orang-orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami pada agama kami, dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai harapan terbesar kami, serta pengetahuan kami yang tertinggi, serta jangan engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami). Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib. Dan sebagian ahli hadits meriwayatkan hadits ini dari Khalid bin Abu Imran dari Nafi' dari Ibnu Umar.(HR. Tirmidzi: 3424)
Berdoa Kepada Allah Dengan Penuh Rasa Takut Dan Harap
Di dalam Al Quran surat As-Sajdah/ 32: 16 disebutkan gambaran orang beriman adalah mengurangi tidur dan berdoa dengan penuh rasa takut dan harap;
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Artinya: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan.
Menyembah Allah Yang Telah Memberikan Rasa Aman Dari Rasa Takut
Di dalam Al Quran surat Quraisy (106) : 3-4; tergambar bahwa Allah memberikan rasa aman dari rasa takut;
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ, الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ
Artinya: Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Melakukan Sesuatu Karena Takut Kepada Allah Akan Diberi Ampunan
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 6952 digambarkan tentang adanya orang yang melakukan sesuatu karena Allah, kemudian Allah mengampuninya;
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لَمْ يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ فَإِذَا مَاتَ فَحَرِّقُوهُ وَاذْرُوا نِصْفَهُ فِي الْبَرِّ وَنِصْفَهُ فِي الْبَحْرِ فَوَاللَّهِ لَئِنْ قَدَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ لَيُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا لَا يُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنْ الْعَالَمِينَ فَأَمَرَ اللَّهُ الْبَحْرَ فَجَمَعَ مَا فِيهِ وَأَمَرَ الْبَرَّ فَجَمَعَ مَا فِيهِ ثُمَّ قَالَ لِمَ فَعَلْتَ قَالَ مِنْ خَشْيَتِكَ وَأَنْتَ أَعْلَمُ فَغَفَرَ لَهُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Malik dari Abu Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Ada seorang laki-laki yang sama sekali belum beramal, dan ia berpesan bahwa jika Ia mati, agar mereka (anak-anaknya) membakarnya kemudian membuang setengah dari abunya (jasadnya) ke bumi dan setengah lagi ke laut seraya berkata 'Sekiranya Allah mentakdirkan baginya, maka Allah tentu akan menyiksanya dengan siksaan yang belum pernah dilakukan-Nya kepada seorang pun.' Maka Allah pun menyuruh laut untuk mengumpulkan jasadnya, dan laut pun melakukannya, kemudian Allah juga menyuruh bumi untuk mengumpulkan jasadnya, dan laut pun melakukan. Setelah itu Allah bertanya kepada orang itu 'Apa yang mendorongmu melakukan yang kau lakukan? ' Ia menjawab, 'Ini karena takut kepada-Mu', maka Allah pun mengampuninya."
Tidak Masuk Neraka Orang Yang Menangis Karena Takut Allah
Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 2233 dinyatakan bahwa Tidak masuk neraka orang yang menangis karena takut Allah;
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمَسْعُودِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ حَتَّى يَعُودَ اللَّبَنُ فِي الضَّرْعِ وَلَا يَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي رَيْحَانَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ هُوَ مَوْلَى آلِ طَلْحَةَ وَهُوَ مَدَنِيٌّ ثِقَةٌ رَوَى عَنْهُ شُعْبَةُ وَسُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Al Mubarak dari Abdurrahman bin 'Abdullah Al Mas'udi dari Muhammad bin Abdurrahman dari 'Isa bin Thalhah dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Tidak masuk neraka orang yang menangis karena takut Allah hingga susu kembali lagi ke kantung susu dan tidaklah menyatu debu dijalan Allah dan debu jahannam." Berkata Abu Isa: Dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Raihanah dan Ibnu 'Abbas. Hadits ini hasan shahih. Muhammad bin Abdurrahman adalah budak keluarga Thalhah, ia orang Madinah, terpercaya, Syu'bah dan Sufyan Ats Tsauri meriwayatkan darinya.
Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah hadits nomor 4187 dinyatakan Tidaklah seorang mukmin mengeluarkan air mata dari kedua matanya walaupun sebesar kepala ekor lalat karena takut kepada Allah, kemudian ia mengenai wajahnya melainkan Allah akan membebaskannya dari neraka;
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ حَدَّثَنِي حَمَّادُ بْنُ أَبِي حُمَيْدٍ الزُّرَقِيُّ عَنْ عَوْنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ يَخْرُجُ مِنْ عَيْنَيْهِ دُمُوعٌ وَإِنْ كَانَ مِثْلَ رَأْسِ الذُّبَابِ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ثُمَّ تُصِيبُ شَيْئًا مِنْ حُرِّ وَجْهِهِ إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ibrahim Ad Dimasyqi dan Ibrahim bin Al Mundzir keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik telah menceritakan kepadaku Hammad bin Abu Humaid Az Zuraqi dari 'Aun bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud dari Ayahnya dari Abdullah bin Mas'ud dia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidaklah seorang mukmin mengeluarkan air mata dari kedua matanya walaupun sebesar kepala ekor lalat karena takut kepada Allah, kemudian ia mengenai wajahnya melainkan Allah akan membebaskannya dari neraka."
Orang Yang Takut Kepada Allah, Allah Ridha kepadanya
Di dalam Al Quran surat Al-Bayyinah (98): 8 dinyatakan bahwa Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya;
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ
Artinya: Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.(QS. Al-Bayyinah (98): 8)
Taqwa dari khauf dan khasyah kepada selain Allah adalah kesadaran untuk mengendalikan diri dari perasaan khauf dan khasyah pada hal-hal yang bersifat materi dan keduniaan, jangan sampai ketakutan tersebut mengalahkan khauf dan khasyah kepada Allah, kemudian diikuti dengan kesadaran untuk bertaubat dan memohon ampun kepada Allah jika khauf dan khasyah kepada selain Allah tersebut muncul.
TAQWA DARI KHAUF DAN KHASYAH
TAZKIYA INSTITUTE
Membangun Negeri Yang Diberkahi Dengan Pendidikan Taqwa
Pastikan Anda mengambil bagian untuk menjadikan penduduk Negeri RI beriman dan bertaqwa. Pelajari, pahami dan amalkan dengan hati, sebarkan kepada sesama umat Islam dengan penuh rasa cinta, sebagai bukti cinta Anda kepada Allah, Rasul dan ajarannya, Niscaya Allah dan Rasulnya mencintai Anda dan Negeri RI diberkahi Allah SWT.
© 2025. Tazkiya Media Departement

