TAQWA DARI
FUJUR - 6. TAIASU
Taiasu berasal dari kata Ya’su: Qanuth, artinya; putus asa, pengertiannya tidak memiliki harapan atas rahmat dan ampunan Allah SWT. Taiasu; putus asa merupakan batasan awal masuk pada kelompok kafir; tidak beriman, Pencarian kata menggunakan Aplikasi Dzekr 1.1.0 di dalam Al Quran berdasar kata dasar ya’su ditemukan sebanyak 13 kata di 11 ayat, sedangkan kata qanuth sebanyak 6 kata di 6 ayat. ayat-ayat tersebut dapat memberikan gambaran tentang orang-orang yang Taiasu; putus asa;
Sesungguhnya Tiada Berputus Asa Dari Rahmat Allah, Melainkan Kaum Yang Kafir
Di dalam Al Quran Surat Yusuf/ 12: 87, digambarkan perintah Nabi Ya’qub kepada putra-putranya untuk mencari Yusuf, dan memberikan peringatan untuk tidak berputus asa, karena hanya orang kafir yang berputus asa dari rahmat Allah;
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".(QS. Yusuf/ 12: 87)
Orang-Orang Yang Kafir Terhadap Ayat-Ayat Allah Dan Pertemuan Dengan Dia, Mereka Putus Asa Dari Rahmat-Ku
Di dalam Al Quran Surat Al-'Ankabut Ayat 23, dijelaskan bahwa orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku;
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ أُولَٰئِكَ يَئِسُوا مِنْ رَحْمَتِي وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya: Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih. (QS. Al-'Ankabut/ 29: 23)
Tidak Ada Yang Berputus Asa Dari Rahmat Tuhannya, Kecuali Orang Yang Sesat
Al Quran surat Al-Hijr: 55-56 menyebutkan kata putus asa dengan kata yaqnathu, yang mengisahkan cerita ketika malaikat datang kepada Ibrahim untuk memeberikan berita gembira, dan malaikat tersebut memperingatkan untuk tidak berputus asa, karena hanya orang dhalim yang putus asa dengan rahmat Allah.
قَا لُوْا بَشَّرْنٰكَ بِا لْحَـقِّ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْقٰنِطِيْنَ, قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّه اِلَّا الضَّآ لُّوْنَ
Artinya: (Mereka) menjawab: “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.” Ibrahim berkata: “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr/ 15: 55-56)
Hai Hamba-Hamba-Ku Yang Malampaui Batas Terhadap Diri Mereka Sendiri, Janganlah Kamu Berputus Asa Dari Rahmat Allah
Di dalam Al Quran Surat Az-Zumar/ 39: 53, Allah mengajak kepada orang-orang yang sudah banyak memiliki dosa untuk tidak berputus asa dengan rahmat Allah, karena besarnya rahmat Allah, sehingga Allah bersedia mengampuni dosa hambanya, meski sangat banyak;
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar/ 39: 53)
Jika Rahmat Dicabut Manusia Berputus Asa Dan Tidak Bersyukur
Di dalam Al Quran surat Hud/ 11: 9, digambarkan bahwa jika rahmat dicabut maka berputus asa dan tidak bersyukur;
وَلَئِنْ أَذَقْنَا الْإِنسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ كَفُورٌ
Artinya: Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. (QS. Hud/ 11: 9)
Jika Manusia Diberi Kenikmatan Berpaling Dan Sombong Jika Ditimpa Kesusuhan Berputus Asa
Di dalam Al Quran Surat Al Isra’/ 17: 83 digambarkan bahwa manusia jika diberi kesenangan niscaya berpaling dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya berputus asa;
وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَىٰ بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَئُوسًا
Artinya: Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa. (QS. Al Isra’/ 17: 83)
Manusia Jika Ditimpa Keburukan Putus Asa dan Putus Harapan
Di dalam Al Quran surat Fushilat/ 41: 49 digambarkan bahwa manusia jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan;
لَّا يَسْأَمُ الْإِنسَانُ مِن دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِن مَّسَّهُ الشَّرُّ فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ
Artinya: Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan. (QS. Fushilat/ 41: 49)
Orang-orang Kafir Putus Asa terhadap Hari Akhir Sebagaimana Mereka Berputus Asa Di Dalam Qubur
Di dalam Al Quran surat Al Mumtahanah/ 60: 13 dijelakan bahwa Orang-orang Kafir Putus Asa terhadap Hari Akhir Sebagaimana Mereka Berputus Asa Di Dalam Qubur;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa. (QS. Al Mumtahanah/ 60: 13)
Jika Manusia Diberi Rahmat Merasa Bahagia Jika Ditimpa Keburukan Berputus Asa
Di dalam Al Quran Surat Ar Rum/ 30: 36, digambarkan bahwa manusia jika diberi rahmat merasa bahagia jika ditimpa keburukan berputus asa;
وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوا بِهَا وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ
Artinya: Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa. (QS. Ar Rum/ 30: 36)
Di dalam kitab-kitab Hadits Nabi juga ditemukan beberapa hadits dan atsar yang dapat memberikan gambaran tentang Taiasu; putus asa ini, yakni antara lain;
Sekiranya Orang-Orang Kafir Mengetahui Setiap Rahmat (Kasih Sayang) Yang Ada Di Sisi Allah, Niscaya Mereka Tidak Akan Berputus Asa Untuk Memperoleh Surga
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 5988, dijelaskan bahwa sekiranya orang-orang kafir mengetahui setiap rahmat (kasih sayang) yang ada di sisi Allah, niscaya mereka tidak akan berputus asa untuk memperoleh surga, dan sekiranya orang-orang mukmin mengetahui setiap siksa yang ada di sisi Allah, maka ia tidak akan merasa aman dari neraka;
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الرَّحْمَةَ يَوْمَ خَلَقَهَا مِائَةَ رَحْمَةٍ فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعًا وَتِسْعِينَ رَحْمَةً وَأَرْسَلَ فِي خَلْقِهِ كُلِّهِمْ رَحْمَةً وَاحِدَةً فَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ بِكُلِّ الَّذِي عِنْدَ اللَّهِ مِنْ الرَّحْمَةِ لَمْ يَيْئَسْ مِنْ الْجَنَّةِ وَلَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ بِكُلِّ الَّذِي عِنْدَ اللَّهِ مِنْ الْعَذَابِ لَمْ يَأْمَنْ مِنْ النَّارِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman] dari ['Amru bin Abu 'Amru] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah menjadikan rahmat (kasih sayang) seratus bagian, maka dipeganglah di sisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian dan diturunkannya satu bagian untuk seluruh makhluk-Nya, sekiranya orang-orang kafir mengetahui setiap rahmat (kasih sayang) yang ada di sisi Allah, niscaya mereka tidak akan berputus asa untuk memperoleh surga, dan sekiranya orang-orang mukmin mengetahui setiap siksa yang ada di sisi Allah, maka ia tidak akan merasa aman dari neraka." (HR. Bukhari, Shahih Bukhari: 5988)
Janganlah Kalian Berputus Asa Dari Rizqi Allah Selama Kepala Kalian Masih Bergerak
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 15294, dituliskan peringatan Nabi SAW kepada umatnya untuk tidak berputus asa atas rizki Allah;
حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ سَلَّامِ بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنْ حَبَّةَ وَسَوَاءَ ابْنَيْ خَالِدٍ قَالَا دَخَلْنَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصْلِحُ شَيْئًا فَأَعَنَّاهُ فَقَالَ لَا تَأْيَسَا مِنْ الرِّزْقِ مَا تَهَزَّزَتْ رُءُوسُكُمَا فَإِنَّ الْإِنْسَانَ تَلِدُهُ أُمُّهُ أَحْمَرَ لَيْسَ عَلَيْهِ قِشْرَةٌ ثُمَّ يَرْزُقُهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Sallam bin Syurahbil] dari [Habbah] dan [Sawa'], dua anak Khalid berkata; Kami berdua menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, beliau sedang memperbaiki sesuatu, kami berkeluh kesah kepadanya, beliau bersabda: "Janganlah kalian berputus asa dari rizqi Allah selama kepala kalian masih bergerak. manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak memiliki suatu apapun, lalu Allah Azzawajalla memberinya rizqi" (HR. Ahmad, Musnad Ahmad: 15294)
Membantu Membunuh Seorang Mukmin Termasuk Putus Asa
Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah 2610 ditegaskan bahwa Barang siapa menolong untuk membunuh seorang mu'min meski dengan setengah kalimat, maka dia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan tertulis diantara kedua matanya; putus asa dari rahmat Allah;
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زِيَادٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَعَانَ عَلَى قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِشَطْرِ كَلِمَةٍ لَقِيَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ آيِسٌ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Amru bin Rafi', telah menceritakan kepada kami Marwan bin Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Ziyad dari Az Zuhri dari Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa menolong untuk membunuh seorang mu'min meski dengan setengah kalimat, maka dia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan tertulis diantara kedua matanya; putus asa dari rahmat Allah." (HR. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah: 2610)
Seorang Yang Benar-Benar Faqih Adalah Orang Yang Tidak Membuat Manusia Putus Asa Dari Rahmat Allah
Di dalam Kitab Sunan Darimi hadits nomor 300, ditegaskan bahwa Seorang yang benar-benar faqih (Faham agama) adalah orang yang tidak membuat manusia putus asa dari rahmat Allah;
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ لَيْثٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبَّادٍ قَالَ قَالَ عَلِيٌّ الْفَقِيهُ حَقُّ الْفَقِيهِ الَّذِي لَا يُقَنِّطُ النَّاسَ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ وَلَا يُؤَمِّنُهُمْ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ وَلَا يُرَخِّصُ لَهُمْ فِي مَعَاصِي اللَّهِ إِنَّهُ لَا خَيْرَ فِي عِبَادَةٍ لَا عِلْمَ فِيهَا وَلَا خَيْرَ فِي عِلْمٍ لَا فَهْمَ فِيهِ وَلَا خَيْرَ فِي قِرَاءَةٍ لَا تَدَبُّرَ فِيهَا
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Al Hasan bin 'Arafah telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim dari Laits dari Yahya bin 'Abbad ia berkata: " Ali radliallahu 'anhu telah berkata: 'Seorang yang benar-benar ahli fikih adalah orang yang tidak membuat manusia putus asa dari rahmat Allah, jangan membuat mereka merasa aman dari adzab Allah dan jangan memberikan mereka kemudahan hingga akhirnya terjatuh ke dalam perbuatan maksiat. Sesungguhnya tidak ada kebaikan dalam ibadah yang dilakukan tanpa dasar ilmu, tidak ada kebaikan dalam ilmu tanpa pemahaman dan tidak ada kebaikan dalam membaca Al qur`an tanpa merenungi maknanya' ".(HR. Darimi: 300)
Rabb Kita Tertawa Terhadap Hamba-Nya Yang Berputus Asa Karena Sadar Dirinya Lemah Dan Membutuhkan Pertolongan
Di dalam Kitab Musnad Ahmad hadits 15598, digambarkan bahwa Rabb kita tertawa terhadap hamba-Nya yang berputus asa karena sadar dirinya lemah dan membutuhkan pertolongan
قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ عَنْ وَكِيعِ بْنِ عُدُسٍ عَنْ عَمِّهِ أَبِي رَزِينٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ رَبُّنَا مِنْ قُنُوطِ عَبْدِهِ وَقُرْبِ غَيْرِهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَيَضْحَكُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ نَعَمْ قَالَ لَنْ نَعْدَمَ مِنْ رَبٍّ يَضْحَكُ خَيْرًا
Artinya: (Ahmad bin hanbal) berkata; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun berkata; telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Salamah dari Ya'la bin 'Atha` dari Waki' bin 'Udus dari pamannya, Abu Razin berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Rabb kita tertawa terhadap hamba-Nya yang berputus asa karena sadar dirinya lemah dan membutuhkan pertolongan". (Abu Razin) berkata; saya bertanya, "Wahai Rasulullah, Apakah Rabb AzzaWaJalla tertawa?" Rasulullah bersabda: "Ya". (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Selama Rab kita tertawa, kita tidak kehilangan kebaikan." (HR. Ahmad. Musnad Ahmad:15598)
Perasaan Taiasu dapat mendorong timbulnya sifat atau perasaan; putus asa, pesimis, tidak punya harapan, merasa; tidak bisa, tidak mampu, tidak kuat, tidak pantas, tidak berani, tidak sabar, tidak kuasa, tidak bagus, tidak cantik, tidak beruntung, tidak pintar, tidak baik, dll, selanjutnya akan mendorong perasaan rendah diri dan tidak percaya diri.
Doa Mohon Perlindungan Dari Keputus Asaan
"اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ"
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, pengecut, kekikiran dan kepikunan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian." (HR. Bukhari: 5890)
Bertaqwa Dari Taiasu,
Tidak Mengambil Menjadi Wali Orang Yang Dimurkai Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.
(QS. Al-Mumtahanah/ 60: 13)
Kajian ayat-ayat Al Quran dan Hadits tentang taqwa dari fujur -6 Taiasu ini kami hadiahkan untuk seluruh umat muslim di manapun berada, agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam memahami dan mengamalkan Taqwa secara menyeluruh.
Hadiah dapat didownload di tombol hadiah, Semoga bermanfaat ...
Orang beriman perlu memahami tentang taiasu ini, agar dapat menjaga diri dari taiasu, maka di sini perlu dirumuskan bahwa taqwa dari taiasu adalah kesadaran untuk mengendalikan qalbu agar terjaga dari perasaan taiasu dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi, dan jika terjadi taiasu harus segera mengakui dan diikuti kesadaran untuk bertaubat kepada Allah SWT.
Taqwa dari taiasu juga perlu dipupuk dengan beberapa kesadaran; kesadaran akan bahaya taiasu, karena taiasu merupakan salah satu dari dosa besar, kesadaran bahwa Allah mau menerima dan mengampuni orang yang melampau batas (banyak dosa) bila tidak berputus asa dengan rahmat Allah, serta kesadaran bahwa pertolongan Allah datang di saat harapan dipasrahkan kepada Allah.
Dosa Besar Yang Terbesar Adalah Berbuat Syirik Pada Allah, Merasa Aman Dari Murka Allah Dan Merasa Putus Asa Dan Putus Harapan Dari Ampunan Allah
Di dalam kitab Mujam Thabarani Kabir jilid 9 halaman 156 Atsar nomor 8803, dijelaskan bahwa Dosa besar yang terbesar adalah berbuat syirik pada Allah, merasa aman dari murka Allah dan merasa putus asa dan putus harapan dari ampunan Allah;
حدثنا إسحاق بن إبراهيم عن عبد الرزاق أنا معمر عن أبي إسحاق عن وبرة عن عامر عن أبي الطفيل عن ابن مسعود أنه قال : أَكْبَرُ الكَبَائِرِ الإِشْرَاكُ باِللهِ وَالأَمْنُ مِنْ مَكَرِ اللهِ وَالقَنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ وَاليَأْسُ مِنْ رَوْحِ اللهِ
Artinya: Memberitakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, dari Abdur Razak, dari Ma’mar dari Abi Ishaq dari wabrah dari Amir dari Abi Thufail dari Ibnu Mas’ud, bahwa dia berkata Dosa besar yang terbesar adalah berbuat syirik pada Allah, merasa aman dari murka Allah dan merasa putus asa dan putus harapan dari ampunan Allah. (HR. Thabarani, Mujam Thabarani Kabir: 8803)
Tidak Berputus Asa Dari Rahmat Allah Merupakan Kafarah Bagi Orang Yang Banyak Dosa
Di dalam kitab Shahih Bukhari 4436 digambarkan bahwa kafarat orang yang melampau batas (banyak dosa) adalah tidak berputus asa dengan rahmat Allah.
حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ أَنَّ ابْنَ جُرَيْجٍ أَخْبَرَهُمْ قَالَ يَعْلَى إِنَّ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ أَخْبَرَهُ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ نَاسًا مِنْ أَهْلِ الشِّرْكِ كَانُوا قَدْ قَتَلُوا وَأَكْثَرُوا وَزَنَوْا وَأَكْثَرُوا فَأَتَوْا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا إِنَّ الَّذِي تَقُولُ وَتَدْعُو إِلَيْهِ لَحَسَنٌ لَوْ تُخْبِرُنَا أَنَّ لِمَا عَمِلْنَا كَفَّارَةً فَنَزَلَ {وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ} وَنَزَلَتْ {قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ}
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Musa Telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Yusuf bahwa Ibnu Juraij mengabarkan kepada mereka dia berkata; Ya'laa, Sa'id bin Jubair telah mengabarkan kepadanya dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, bahwa orang-orang musyrik dahulu sering membunuh, sering berzina dan lalu mereka mendatangi Nabi ﷺ dan berkata; wahai Muhammad, apa yang engkau katakan dan engkau serukan adalah baik jika engkau mengabarkan kepada kami bahwa apa yang telah kami perbuat ada kafaratnya, lalu Allah Azza wa jalla menurunkan ayat: Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina, dan turunlah ayat: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. (Az Zumar: 53).(HR. Bukhari: 4436)
Pertolongan Allah Datang Di Saat Harapan Dipasrahkan Kepada Allah
Di dalam Al Quran surat Yusuf/ 12: 110 digambarkan bahwa ketika para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami;
حَتَّىٰ إِذَا اسْتَيْأَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَن نَّشَاءُ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ
Artinya: Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa. (QS. Yusuf/ 12: 110)
Jangan Seseorang Mengatakn "Khobutsat Nafsii (Diriku Memang Brengsek)
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 5711 dinyatakan Jangan seseorang mengatakn "khobutsat nafsii (diriku memang brengsek) yang menggambarkan keputus asaan;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ خَبُثَتْ نَفْسِي وَلَكِنْ لِيَقُلْ لَقِسَتْ نَفْسِي
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Hisyam dari Ayahnya dari Aisyah radliallahu 'anha dari Nabi ﷺ beliau bersabda: "janganlah salah seorang dari kalian mengatakan; "Khabutsat nafsi (diriku sangat buruk), akan tetapi hendaknya ia mengatakan "laqishat nafsi (diriku ada kekurangan)." (HR. Bukhari: 5711)
Doa Agar Tidak Berputus Asa
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 5890 disebutkan doa yang menggambarkan permohonan agar tidak menjadi hamba yang berputus asa;
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ كَانَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Mu'tamir dia berkata; saya mendengar Ayahku dia berkata; saya mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Nabi Shallallahu 'alahi wasallam selalu mengucapkan: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, pengecut, kekikiran dan kepikunan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian."(HR. Bukhari: 5890)
Doa Nabi Ayub Ketika Mengharapkan Mengalami Sakit
Di dalam Al Quran surat Al-Anbiya/ 21: 83, disebutkan doa nabi Ayub yang memperoleh ujian sakit;
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
Artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". (QS. Al-Anbiya/ 21: 83)
Doa Nabi Zakariya Tidak Putus Asa Mengharapkan Keturunan Di Usia Tuanya
Di dalam Al Quran surat Maryam/ 19: 4 disebutkan doa Nabi Zakariya: Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku;
قَالَ رَبِّ إِنِّى وَهَنَ ٱلْعَظْمُ مِنِّى وَٱشْتَعَلَ ٱلرَّأْسُ شَيْبًۭا وَلَمْ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّۭا
Artinya: Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. (QS. Maryam/ 19: 4)
Di dalam Al Quran surat Al-Anbiya/ 21: 89 disebutkan doa Nabi Zakariya: Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik;
وَزَكَرِيَّآ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًۭا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ
Artinya: Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. ( Al-Anbiya/ 21: 89)
Doa Nabi Muhammad Ketika Hijrah Ke Thaif, Tetapi Diusir Penduduknya
Di dalam kitab Doa Thabarani hadits nomor 1128 disebutkan doa Nabi Muhammad ketika duduk di bawah pohon, setelah menyeru kepada Islam penduduk Thaif, tetapi ditolak dan diusir;
حدثنا القاسم بن الليث أبو صالح الرسعني ، ثنا محمد بن عثمان أبي صفوان الثقفي ، ثنا وهب بن جرير بن حازم ، ثنا أبي ، عن محمد بن إسحاق ، عن هشام بن عروة ، عن أبيه ، عن عبد الله بن جعفر ، قال: لَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو طَالِبٍ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاشِيًا إِلَى الطَّائِفِ إِلَى الْإِسْلَامِ فَلَمْ يُجِيبُوهُ فَأَتَى تَحْتَ ظِلِّ شَجَرَةٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ قَالَ: " اللَّهُمَّ إِلَيْكَ أَشْكُو ضَعْفَ قُوَّتِي وَقِلَّةَ حِيلَتِي وَهَوَانِي عَلَى النَّاسِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ أَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ أَنْتَ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِينَ إِلَى مَنْ تَكِلُنِي إِلَى عَدُوٍّ بِعِيدٍ يَتَجَهَّمُنِي ". أَيْ: يَلْقَانِي بِغِلْظَةٍ وَوَجْهٍ كَرِيهٍ عَلَى مَا فِي النِّهَايَةِ: " أَمْ إِلَى صَدِيقٍ قَرِيبٍ كَلَّفْتَهُ أَمْرِي إِنْ لَمْ تَكُنْ غَضْبَانًا عَلَيَّ فَلَا أُبَالِي غَيْرَ أَنَّ عَافِيَتَكُ أَوْسَعُ لِي، أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِكَ الَّذِي أَشْرَقَتْ لَهُ الظُّلُمَاتُ، وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ أَنْ يَنْزِلَ بِي غَضَبُكَ، أَوْ يَحِلَّ بِي سَخَطُكَ، لَكَ الْعُتْبَى حَتَّى تَرْضَى وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ» "
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Qasim ibnu Al Laits Abu Shalih Ar Ras’ani, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Usman Abi Shafwan Ats Tsaqafi, telah menceritakan kepada kami Wahab ibnu Jarir ibnu Hazm, telah menceritakan kepada kami Ayahku, dari Muhammad ibnu Ishaq, dari Hisyam ibnu Urwah, dari Ayahnya dari Abdullah ibnu Ja’far, berkata: ketika Abu Thalib wafat Nabi SAW keluar berjalan ke Thaif menyeru kepada Islam, tapi mereka tidak menerimanya, maka kemudian berteduh di bawah pohon, dan shalat dua rekaat kemudian berdoa: "Ya Allah, aku mengadu kepada-Mu atas lemahnya kekuatanku dan sedikitnya usahaku serta kehinaan diriku di hadapan manusia. Ya Allah yang Maha Pengasih, Engkaulah Yang Maha Pengasih, Engkaulah Tuhan semesta alam, Pelindung orang-orang yang lemah. Kepada siapa hendak Engkau serahkan diriku. Kepada musuh yang jauh yang menyerangku, yaitu: yang berjumpa denganku dengan hati yang keras dan wajah kebencian untuk mncegah, ataukah kepada Zat yang dekat yang mengatur urusanku. Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli selain ampunanmu yang luas untukku. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu Yang menerangi kegelapan dan memperbaiki segala urusan dunia dan akhirat dari turunnya murka-Mu kepadaku, atau akan Kautimpakan kepadaku kemurkaan-Mu yang. Padamulah hak untuk menerima taubat hingga ridha. Dan tiada daya dan upaya kecuali dengan-Mu." (HR. Thabarani, Doa Thabarani: 1128)
Doa Agar Dilindungi Dari Keputus Asaan
Di dalam kitab Shahih Muslim hadits nomor 4922 disebutkan doa mohon perlindungan dari keputus asaan;
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْكَرِيمِ أَبُو زُرْعَةَ حَدَّثَنَا ابْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنِي يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ مِنْ دُعَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin 'Abdul Karim Abu Zur'ah telah menceritakan kepada kami Ibnu Bukair telah menceritakan kepadaku Ya'qub bin 'Abdurrahman dari Musa bin 'Uqbah dari 'Abdullah bin Dinar dari 'Abdullah bin 'Umar dia berkata; "Diantara doa Rasulullah ﷺ adalah: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari lepasnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu.'" (HR. Muslim, Shahih Muslim: 4922)
TAQWA DARI TAIASU
TAZKIYA INSTITUTE
Membangun Negeri Yang Diberkahi Dengan Pendidikan Taqwa
Pastikan Anda mengambil bagian untuk menjadikan penduduk Negeri RI beriman dan bertaqwa. Pelajari, pahami dan amalkan dengan hati, sebarkan kepada sesama umat Islam dengan penuh rasa cinta, sebagai bukti cinta Anda kepada Allah, Rasul dan ajarannya, Niscaya Allah dan Rasulnya mencintai Anda dan Negeri RI diberkahi Allah SWT.
© 2025. Tazkiya Media Departement

