TAQWA DARI
FUJUR - 7. FASIQ
Fasiq berasal dari kata Fasaqa-Yafsuqu-Fusuqan artinya keluar dari ketaatan kepada Allah, melanggar ketentuan syariat Allah pengertiannya, orang yang melakukan perbuatan ma’siyat, melanggar hukum Allah; dengan cara melakukan yang dilarang dan atau meninggalkan yang diperintahkan Allah. Berdasar pencarian kata dasar fasaqa menggunakan aplikasi Al Quran Zekr 1.1, ditemukan 54 kata di dalam 54 ayat Al Quran. Ayat-ayat tersebut merupakan gambaran hakikat tentang fasiq.
Orang Fasiq Adalah Orang Yang Melanggar Perjanjian Allah Sesudah Perjanjian Itu Teguh, Dan Memutuskan Apa Yang Diperintahkan Allah (Kepada Mereka) Untuk Menghubungkan-Nya Dan Membuat Kerusakan Di Muka Bumi
Di dalam Al Quran Surat Al-Baqarah/ 2: 27, Fasik didifinisakan sebagai orang yang melanggar perjanjian Allah , memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi;
الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkan-nya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.(QS. Al-Baqarah/ 2: 27)
Siapakah Orang Orang Fasik Itu? Beliau Bersabda: "Para Wanita" Mereka Jika Diberi Tidak Bersyukur (Berterima Kasih) Dan Jika Diuji Tidak Bersabar
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 14983, dijelaskan bahwa orang Fasik itu adalah para wanita, mereka jika diberi tidak bersyukur (berterima kasih) dan jika diuji tidak bersabar;
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هِشَامٍ يَعْنِي الدَّسْتُوَائِيَّ قَالَ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي رَاشِدٍ الْحَبْرَانِيِّ قَالَ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ شِبْلٍ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْفُسَّاقَ هُمْ أَهْلُ النَّارِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ الْفُسَّاقُ قَالَ النِّسَاءُ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَلَسْنَ أُمَّهَاتِنَا وَأَخَوَاتِنَا وَأَزْوَاجَنَا قَالَ بَلَى وَلَكِنَّهُمْ إِذَا أُعْطِينَ لَمْ يَشْكُرْنَ وَإِذَا ابْتُلِينَ لَمْ يَصْبِرْنَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim(1) telah menceritakan kepada kami Hisyam(2) yaitu Ad Dastiwa'i, berkata; telah menceritakan kepadaku Yahya bin Abu Katsir(3) dari Abu Rasyid Al Habrani(4) berkata; Abdur Rahman bin Syibl(5) berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " orang-orang Fasik adalah para penghuni neraka", Ditanyakan, wahai Rasulullah siapakah orang orang Fasik itu? Beliau bersabda: "para wanita", lalu ada seorang laki-laki yang berkata; bukankah mereka itu adalah ibu-ibu kita, saudara-saudara perempuan kita, dan istri-istri kita? (Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam) bersabda: "Ya, tapi mereka jika diberi tidak bersyukur (berterima kasih) dan jika diuji tidak bersabar."(QS. Ahmad: 14983)
Dan Sesungguhnya Kebanyakan Manusia Adalah Orang-Orang Yang Fasik
Di dalam Al Quran surat Al-Ma'idah/ 5: 49, memberikan pernyataan bahwa kebanyakan manusia adalah fasik, karena mengikuti hawa nafsu;
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ
Artinya: dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.(QS. Al-Ma'idah/ 5: 49)
Sujudlah Kamu Kepada Adam, Maka Sujudlah Mereka Kecuali Iblis. Dia Adalah Dari Golongan Jin, Maka Ia Berbuat Fasik (Mendurhakai) Atas Perintah Tuhannya
Di dalam Al Quran surat Surat Al-Kahfi/ 18: 50 dijelaskan bahwa pelaku Fasik pertama kali adalah Iblis, durhaka tidak mau mengikuti perintah Allah SWT;.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ ۚ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.(QS. Al-Kahfi/ 18: 50)
Allah Tidak Memberi Petunjuk Kepada Orang-Orang Yang Fasik
Di dalam Al Quran surat Al-Ma'idah/ 5: 108, disebutkan pernyataan bahwa Allah tidak memberi petunjuk bagi orang-orang fasik;
ذٰلِكَ أَدْنٰىٓ أَن يَأْتُوا بِالشَّهٰدَةِ عَلٰى وَجْهِهَآ أَوْ يَخَافُوٓا أَن تُرَدَّ أَيْمٰنٌۢ بَعْدَ أَيْمٰنِهِمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاسْمَعُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِينَ
Artinya: Itu lebih dekat untuk (menjadikan para saksi) mengemukakan persaksiannya menurut apa yang sebenarnya, dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah. Dan bertakwalah kepada Allah dan dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. Al-Ma'idah/ 5: 108)
Orang-Orang Yang Fasik Maka Tempat Mereka Adalah Jahannam. Setiap Kali Mereka Hendak Keluar, Mereka Dikembalikan Ke Dalamnya
Di dalam Al Quran Surat As-Sajdah/ 32: 20, Allah memberikan penjelasan bahwa tempat kembali orang fasik adalah neraka , tetapi di ayat 21 Allah juga sudah memberikan sebagian siksanya di dunia dengan harapan orang-orang Fasik mau kembali ke jalan yang benar;
وَأَمَّا الَّذِينَ فَسَقُوا فَمَأْوٰىهُمُ النَّارُ ۖ كُلَّمَآ أَرَادُوٓا أَن يَخْرُجُوا مِنْهَآ أُعِيدُوا فِيهَا وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِى كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ وَلَنُذِيقَنَّهُم مِّنَ الْعَذَابِ الْأَدْنٰى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ, وَلَنُذِيقَنَّهُم مِّنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَىٰ دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: Dan adapun orang-orang yang Fasik maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya". Dan sesungguhnya kami merasakan kepada mereka [orang Fasik] sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar), Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. As-Sajdah/ 32: 20-21)
Sesungguhnya Allah Tidak Ridha Kepada Orang-Orang Yang Fasik
Di dalam Al Quran Surat At-Taubah/ 9: 96, dijelaskan bahwa sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang yang fasik;
يَحْلِفُونَ لَكُمْ لِتَرْضَوْا عَنْهُمْ ۖ فَإِنْ تَرْضَوْا عَنْهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَرْضَىٰ عَنِ الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ
Artinya: Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu ridha kepada mereka. Tetapi jika sekiranya kamu ridha kepada mereka, sesungguhnya Allah tidak ridha kepada orang-orang yang fasik itu.(QS. At-Taubah/ 9: 96)
Kendatipun Kamu Memohonkan Ampun Bagi Mereka Tujuh Puluh Kali, Namun Allah Sekali-Kali Tidak Akan Memberi Ampunan Kepada Mereka
Di dalam Al Quran surat At-Taubah/ 9: 80, dijelaskan bahwa kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka;
اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Artinya: Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (QS. At-Taubah/ 9: 80).
Janganlah Kamu Sekali-Kali Menyembahyangkan (Jenazah) Seorang Yang Mati Di Antara Mereka Dalam Keadaan Fasik
Di dalam Al Quran surat At-Taubah/ 9: 84, dijelaskan bahwa janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka dalam keadaan Fasik, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya;
وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰ أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَىٰ قَبْرِهِ ۖ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَاتُوا وَهُمْ فَاسِقُونَ
Artinya: Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. At-Taubah/ 9: 84.
Orang-Orang Yang Menuduh Wanita-Wanita Yang Baik-Baik (Berbuat Zina) Dan Mereka Tidak Mendatangkan Empat Orang Saksi, Mereka Itulah Orang Fasik
Di dalam Al Quran Surat An-Nur/ 24: 4, dijelaskan bahwa orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, mereka itulah orang Fasik;
وَالَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَاجْلِدُوهُمْ ثَمَانِينَ جَلْدَةً وَلَا تَقْبَلُوا لَهُمْ شَهَادَةً أَبَدًا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur/ 24: 4)
Sesungguhnya Orang-Orang Yang Fasik Tidak Beriman
Sedangkan di dalam Al Quran surat Yunus/ 10: 33 ditegaskan bahwa orang fasik itu tidak beriman;
كَذٰلِكَ حَقَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ فَسَقُوٓا أَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Artinya: Demikianlah telah tetap hukuman Tuhanmu terhadap orang-orang yang Fasik, kerana sesungguhnya mereka tidak beriman. (QS. Yunus/ 10: 33)
Tak Ada Yang Ingkar Kepada Ayat-Ayat Yang Jelas, Melainkan Orang-Orang Yang Fasik
Dan ditegaskan lagi di dalam Al Quran Surat Al-Baqarah/ 2: 99; bahwa tidak ada yang mengingkari (kafir) terhadap ayat-ayat Allah kecuali orang yang Fasik;
وَلَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ ۖ وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.(QS. Al-Baqarah/ 2: 99)
Memakan Binatang-Binatang Yang Tidak Disebut Nama Allah Ketika Menyembelihnya. Sesungguhnya Perbuatan Yang Semacam Itu Adalah Suatu Kefasikan
Di dalam Al Quran surat Al An’am/ 6: 121 digambarkan bahwa memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan;
وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ
Artinya: Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (QS. Al An’am/ 6: 121)
Hati Mereka Menjadi Keras. Dan Kebanyakan Di Antara Mereka Adalah Orang-Orang Yang Fasik
Di dalam Al Quran surat Al Hadid/ 57: 16) digambarkan bahwa sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik;
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
Artinya: Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al Hadid/ 57: 16)
Menyombongkan Diri Di Muka Bumi Tanpa Hak Dan Karena Kamu Telah Fasik
Di dalam Al Quran surat Al Ahqaf/ 46: 20 digambarkan bahwa kecombongan merupakan bentuk kefasikan;
وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُم بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنتُمْ تَفْسُقُونَ
Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik". (QS. Al Ahqaf/ 46: 20)
Kebanyakan Di Antara Ahli Kitab Benar-Benar Orang-Orang Yang Fasik
Di dalam Al Quran surat Al Maidah/ 5: 59 digambarkan bahwa kebanyakan di antara kamu (ahli kitab) benar-benar orang-orang yang fasik;
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ هَلْ تَنقِمُونَ مِنَّا إِلَّا أَنْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلُ وَأَنَّ أَكْثَرَكُمْ فَاسِقُونَ ﴿المائدة: ٥٩﴾
Artinya: Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik? (QS. Al Maidah/ 5: 59)
Mencerca Orang Muslim Adalah Fasiq Dan Memeranginya Adalah Kufur
Di dalam kitab Shahih Bukhari 46, 5584, 6549, Shahih Muslim 97 ditegaskan bahwa mencerca orang muslim adalah fasiq dan memeranginya adalah kufur;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَرْعَرَةَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ زُبَيْدٍ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا وَائِلٍ عَنْ الْمُرْجِئَةِ فَقَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ar'arah berkata, Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Zubaid berkata: Aku bertanya kepada Abu Wa'il tentang Murji`ah, maka dia menjawab: Telah menceritakan kepadaku Abdullah bahwa Nabi ﷺ bersabda: "mencerca orang muslim adalah fasiq dan memeranginya adalah kufur".(HR. Bukhari: 46, 5584, 6549, Muslim: 97)
Menuduh Orang Lain Dengan Kefasikan, Tuduhan Itu Akan Kembali Kepadanya, Jika Saudaranya Tidak Seperti Itu
Di dalam kitab Shahih Bukhari 5585 Tidaklah seseorang melempar tuduhan kepada orang lain dengan kefasikan, dan tidak pula menuduh dengan kekufuran melainkan (tuduhan itu) akan kembali kepadanya, jika saudaranya tidak seperti itu;
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ الْحُسَيْنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ يَعْمَرَ أَنَّ أَبَا الْأَسْوَدِ الدِّيلِيَّ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلًا بِالْفُسُوقِ وَلَا يَرْمِيهِ بِالْكُفْرِ إِلَّا ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar telah menceritakan kepada kami Abdul Warits dari Al Husain dari Abdullah bin Buraidah telah menceritakan kepadaku Yahya bin Ya'mar bahwa Abu Aswad Ad Diili menceritakan kepadanya dari Abu Dzar radliallahu 'anhu bahwa dia mendengar Nabi ﷺ bersabda: "Tidaklah seseorang melempar tuduhan kepada orang lain dengan kefasikan, dan tidak pula menuduh dengan kekufuran melainkan (tuduhan itu) akan kembali kepadanya, jika saudaranya tidak seperti itu." (HR. Bukhari 5585)
Bahwa Kekufuran, Kefasiqan, Dan Kerasnya Hati Ada Pada Orang-Orang Sombong
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 10555 ditegaskan bahwa kekufuran, kefasiqan, dan kerasnya hati ada pada orang-orang sombong;
حَدَّثَنَا عِصَامُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا حَرِيزٌ عَنْ شَبِيبٍ أَبِي رَوْحٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى أَبَا هُرَيْرَةَ فَقَالَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ حَدِّثْنَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فَقَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا إِنَّ الْإِيمَانَ يَمَانٍ وَالْحِكْمَةَ يَمَانِيَةٌ وَأَجِدُ نَفَسَ رَبِّكُمْ مِنْ قِبَلِ الْيَمَنِ وَقَالَ أَبُو الْمُغِيرَةَ مِنْ قِبَلِ الْمَغْرِبِ أَلَا إِنَّ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَقَسْوَةَ الْقَلْبِ فِي الْفَدَّادِينَ أَصْحَابِ الشَّعْرِ وَالْوَبَرِ الَّذِينَ يَغْتَالُ الشَّيَاطِينُ عَلَى أَعْجَازِ الْإِبِلِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Isham bin Khalid berkata; telah menceritakan kepada kami Harir dari Syabib Abu Rauh berkata; seorang arab badui menemui Abu Hurairah dan berkata; "Wahai Abu Hurairah ceritakanlah kepada kami hadits Nabi ﷺ, " lalu ia menyebutkan hadits, Abu Hurairah berkata; Nabi ﷺ bersabda: "Ingatlah, bahwa keimanan itu ada di Yaman dan hikmah juga di Yaman, dan aku mendapati bahwa nafas Rabb kalian dari arah Yaman." Abu Mughirah menyebutkan; "dari arah Maghrib, ingatlah bahwa kekufuran, kefasiqan, dan kerasnya hati ada pada orang-orang sombong dari para penyair dan pengembala unta, yang mana setan -setan merasuk kepada para penggembala unta."(HR. Ahmad: 10555)
Kefasikan yang ada di dalam qalbu seseorang, dapat mendorongnya untuk berperilaku munafik dan lupa diri.
1. Munafik
Munafik berasal dari kata Naafaqa-Yunafiqu-Nifaaqan-Munafiqun, artinya menyembunyikan, berbohong, berpura-pura, pengertiannya adalah berbeda antara lahir dan batinnya; berbeda antara ucapan dan hatinya; bermuka dua.
Sesungguhnya Orang-Orang Munafik Itu Adalah Orang-Orang Yang Fasik
Al Quran Surat At-Taubah/ 9: 67, memberikan gambaran bahwa orang-orang munafik dengan orang-orang munafik lainnya saling bekerjasama menyuruh kepada kemunkaran dan mencegah kebaikan, dan orang-orang munafik termasuk orang fasik;
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.(QS. At-Taubah/ 9: 67)
Sesungguhnya Mereka (Orang-Orang Munafik) Benar-Benar Pendusta
Di dalam Al Quran Surat Al-Hasyr/ 59: 11, digambarkan bahwa orang munafik adalah pendusta;
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu". Dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.
Sesungguhnya Golongan Munafik Dari Umatku Paling Banyak Terdapat Dari Para Pembacanya (Ahli Qur'an)
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 6344 dinyatakan bahwa Sesungguhnya golongan munafik dari umatku paling banyak terdapat dari para pembacanya (Ahli Qur'an);
حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ مِنْ كِتَابِهِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ شُرَيْحٍ سَمِعْتُ شُرَحْبِيلَ بْنَ يَزِيدَ الْمَعَافِرِيَّ أَنَّهُ سَمِعَ مُحَمَّدَ بْنَ هُدَيَّةَ الصَّدَفِيَّ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِي يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَكْثَرَ مُنَافِقِي أُمَّتِي قُرَّاؤُهَا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubbaab -dari bukunya- telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Syuraih aku mendengar Syurahbil bin Yazid Al Ma'arifi berkata; bahwa dia mendengar Muhammad bin huddayyah Ash Shadafi berkata; aku mendengar Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata; bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya golongan munafik dari umatku paling banyak terdapat dari para pembacanya (Ahli Qur'an)." (HR. Ahmad: 6344, juga nomor 6345,6348, 16727, 16769)
Dia Mengazab Orang-Orang Munafik Laki-Laki Dan Perempuan Dan Orang-Orang Musyrik Laki-Laki Dan Perempuan Yang Mereka Itu Berprasangka Buruk Terhadap Allah
Di dalam Al Quran Surat Al-Fath/ 48: 6, digambarkan bahwa orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah;
وَيُعَذِّبَ الْمُنٰفِقِينَ وَالْمُنٰفِقٰتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكٰتِ الظَّآنِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ ۚ عَلَيْهِمْ دَآئِرَةُ السَّوْءِ ۖ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ ۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًا
Artinya: dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.
Orang Munafiq Hendak Menipu Allah Dan Orang-Orang Yang Beriman, Padahal Mereka Hanya Menipu Dirinya Sendiri
Di dalam Al Quran Surat Al-Baqarah/ 2: 9, dijelaskan bahwa orang munafik hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri;
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
Artinya: Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.(QS. Al-Baqarah/ 2: 9)
Sesungguhnya Orang-Orang Munafiq Itu Menipu Allah, Dan Allah Akan Membalas Tipuan Mereka, Mereka Malas Ketika Mendirikan Shalat, Karena Shalatnaya Hanya Untuk Riya’
Karakter orang munafik digambarkan di dalam Al Quran surat An-Nisa'/ 4: 142, bahwa orang munafik malas ketika mendirikan shalat, karena shalatnaya hanya untuk riya’, sehingga hanya sedikit mengingat Allah;
إِنَّ الْمُنٰفِقِينَ يُخٰدِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا إِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوا كُسَالٰى يُرَآءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit sekali. (An-Nisa'/ 4: 142)
Mereka Menyenangkan Hatimu Dengan Mulutnya, Sedang Hatinya Menolak.
Di dalam Al Quran surat At Taubah/ 9: 8, digambarkan bahwa mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik;
كَيْفَ وَإِن يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ لَا يَرْقُبُوا فِيكُمْ إِلًّا وَلَا ذِمَّةً يُرْضُونَكُم بِأَفْوَاهِهِمْ وَتَأْبَىٰ قُلُوبُهُمْ وَأَكْثَرُهُمْ فَاسِقُونَ
Artinya: Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian). (QS. At Taubah/ 9: 8)
Tidak Ada Shalat Yang Lebih Berat Bagi Orang-Orang Munafik Kecuali Shalat Shubuh Dan 'Isya
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadis nomor 617, dijelaskan bahwa Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang Munafik kecuali shalat shubuh dan 'Isya;
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ صَلَاةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنْ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ الْمُؤَذِّنَ فَيُقِيمَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا يَؤُمُّ النَّاسَ ثُمَّ آخُذَ شُعَلًا مِنْ نَارٍ فَأُحَرِّقَ عَلَى مَنْ لَا يَخْرُجُ إِلَى الصَّلَاةِ بَعْدُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh] berkata, telah telah menceritakan kepada kami [Bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang Munafik kecuali shalat shubuh dan 'Isya. Seandainya mereka mengetahui (kebaikan) yang ada pada keduanya tentulah mereka akan mendatanginya walau harus dengan merangkak. Sungguh, aku berkeinginan untuk memerintahkan seorang mu'adzin sehingga shalat ditegakkan dan aki perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang shalat, lalu aku menyalakan api dan membakar (rumah-rumah) orang yang tidak keluar untuk shalat berjama'ah (tanpa alasan yang benar)."(HR. Bukhari: 617)
Di Bulan Ramadhan Yang Dipersiapan Oleh Orang-Orang Munafiq Adalah Kesenangan Mereka Akan Kelalaian Orang Lain Dan Mencari-Cari Aib Mereka
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadis nomor 8018/26363, dijelaskan bahwa di bulan ramadhan yang dipersiapan oleh orang-orang munafiq adalah kesenangan mereka akan kelalaian orang lain dan mencari-cari aib mereka;
أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ قَالَ ثَنَا كَثِيرُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ تَمِيمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَحْلُوفُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَتَى عَلَى الْمُسْلِمِينَ شَهْرٌ خَيْرٌ لَهُمْ مِنْ رَمَضَانَ وَلَا أَتَى عَلَى الْمُنَافِقِينَ شَهْرٌ شَرٌّ مِنْ رَمَضَانَ وَذَلِكَ لِمَا يُعِدُّ الْمُؤْمِنُونَ فِيهِ مِنْ الْقُوَّةِ لِلْعِبَادَةِ وَمَا يُعِدُّ فِيهِ الْمُنَافِقُونَ مِنْ غَفَلَاتِ النَّاسِ وَعَوْرَاتِهِمْ هُوَ غَنْمٌ وَالْمُؤْمِنُ يَغْتَنِمُهُ الْفَاجِرُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar Al Hanafi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Zaid] dari ['Amru bin Tamim] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah], dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "Inilah janji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa tidak datang kepada kaum muslimin suatu bulan yang lebih baik bagi mereka dari bulan Ramadhan, dan tidak datang kepada orang-orang munafiq suatu bulan yang lebih buruk bagi mereka selain bulan ramadhan, yang demikian itu karena kaum muslimin menyiapkan tenaga dan semangat untuk beribadah sedangkan yang dipersiapan oleh orang-orang munafiq adalah kesenangan mereka akan kelalaian orang lain dan mencari-cari aib mereka, bulan ramadhan adalah ghonimah orang mukmin yang dimanfaatkan oleh orang yang fajir."(HR. Ahmad: 8018)
Sesungguhnya Orang-Orang Munafik Itu (Ditempatkan) Pada Tingkatan Yang Paling Bawah Dari Neraka
Di dalam Al Quran Surat An-Nisa'/ 4: 145, dijelaskan bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka;
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.(QS. An-Nisa'/ 4: 145)
Sesungguhnya yang paling aku takuti dari ummatku adalah setiap munafiq yang pandai bersilat lidah
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 137 dinyatakan bahwa sesungguhnya yang paling aku takuti dari ummatku adalah setiap munafiq yang pandai bersilat lidah;
حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ حَدَّثَنَا دَيْلَمُ بْنُ غَزْوَانَ عَبْدِيٌّ حَدَّثَنَا مَيْمُونٌ الْكُرْدِيُّ حَدَّثَنِي أَبُو عُثْمَانَ النَّهْدِيُّ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Telah menceritakan kepada kami Dailam Bin Ghazwan seorang abd, Telah menceritakan kepada kami Maimun Al Kurdi Telah menceritakan kepadaku Abu Utsman An Nahdi dari Umar Bin Al Khaththab bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya yang paling aku takuti dari ummatku adalah setiap munafiq yang pandai bersilat lidah."
Malu Dan Gagap Berbicara Adalah Dua Bagian Keimanan Sedangkan Kata-Kata Kotor Dan Kata-Kata Yang Indah Adalah Dua Bagian Kemunafikan
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 21280 Malu dan gagap berbicara adalah dua bagian keimanan sedangkan kata-kata kotor dan kata-kata yang indah adalah dua bagian kemunafikan;
حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ وَغَيْرُهُ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُطَرِّفٍ عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحَيَاءُ وَالْعِيُّ شُعْبَتَانِ مِنْ الْإِيمَانِ وَالْبَذَاءُ وَالْبَيَانُ شُعْبَتَانِ مِنْ النِّفَاقِ
Artinya: Telah bercerita kepada kami Husain bin Muhammad dan juga yang lainnya berkata; Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Muthorrif dari Hassan bin 'Athiyyah dari Abu Umamah Al Bahili dari Nabi Shallallahu'alaihiWasallam bersabda; "Malu dan gagap berbicara adalah dua bagian keimanan sedangkan kata-kata kotor dan kata-kata yang indah adalah dua bagian kemunafikan." (HR. Ahmad: 21280)
Empat Sifat Nifaq; Jika Diberi Amanat Dia Khianat, Jika Berbicara Dusta, Jika Berjanji Mengingkari Dan Jika Berseteru Curang
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 33 dinyatakan barangsiapa yang terdapat pada dirinya satu sifat dari empat hal tersebut maka pada dirinya terdapat sifat nifaq hingga dia meninggalkannya. Yaitu, jika diberi amanat dia khianat, jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika berseteru curang;
حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ بْنُ عُقْبَةَ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ تَابَعَهُ شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qabishah bin 'Uqbah berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Al A'masy dari Abdullah bin Murrah dari Masruq dari Abdullah bin 'Amru bahwa Nabi ﷺ bersabda: "Empat hal bila ada pada seseorang maka dia adalah seorang munafiq tulen, dan barangsiapa yang terdapat pada dirinya satu sifat dari empat hal tersebut maka pada dirinya terdapat sifat nifaq hingga dia meninggalkannya. Yaitu, jika diberi amanat dia khianat, jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika berseteru curang". Hadits ini diriwayatkan pula oleh Syu'bah dari Al A'masy.(HR. Bukhari: 33)
2. Lupa diri
Nasyahum anfusahum artinya dijadikan lupa terhadap diri sendiri; lupa diri, maksudnya adalah orang sudah tidak menyadari fitrah dirinya sebagai hamba Allah, tujuan hidupnya serta tugas hidupnya.
Orang Yang Melupakan Allah, Mereka Akan Dilupakan Terhadap Dirinya Sendiri, Dan Mereka Termasuk Orang Yang Fasik
Di dalam Al Quran Surat Al-Hasyr/ 59: 19, dijelasan bahwa orang yang melupakan Allah, mereka akan dilupakan terhadap dirinya sendiri, dan mereka termasuk orang yang fasik.
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Orang-Orang Munafik Mereka Telah Lupa Kepada Allah, Maka Allah Melupakan Mereka, Orang Munafik Termasuk Orang Fasik
Di dalam Al Quran Surat At-Taubah/ 9: 67, dijelaskan bahwa Orang-orang munafik Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka, orang munafik termasuk orang Fasik;
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ ۚ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.(QS. At-Taubah/ 9: 67)
Melupakan Apa Yang Diperingatkan Kepada Mereka: Berbuat Fasik
Di dalam Al Quran surat Al a’raf/ 7: 165 digambarkan tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka: mereka selalu berbuat fasik;
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
Artinya: Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (QS. Al A’raf/ 7: 165)
Orang-Orang Fasik Mengambil Sesembahan Dan Perlindangan Selain Allah
Di dalam Al Quran Surat Maryam/ 19: 81 , dijelaskan bahwa Orang-orang Fasik mengambil sesembahan dan perlindangan selain Allah
وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا
Artinya: Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka,(QS. Maryam/ 19: 81)
Orang Yang Tidak Berhukum Dengan Apa Yang Diturunkan Allah (AL Quran) Adalah Orang Fasik
Di dalam Al Quran Surat Al-Ma'idah/ 5: 47, dijelaskan bahwa orang yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah (Al Quran) adalah orang Fasik;
وَلْيَحْكُمْ أَهْلُ الْإِنْجِيلِ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya: Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.
Apabila kefasikan ada di dalam qalbu seseorang, akan dapat menyebabkan orang tersebut berbuat; bohong, dusta, kepalsuan, tidak jujur, penggelapan, penyembunyian fakta, bermuka dua, tidak amanah, berkhianat dll. Sedangkan lupa diri menyebabkan pelakunya berbuat; pemalsuan, tipu daya, tipu muslihat, rencana jahat/makar, rekayasa aturan, fitnah, berita bohong, cerita bohong, kebohongan public, bersaksi palsu dll.
Doa Mohon Perlindungan Dari Kefasikan, Perpecahan dan Kemunafikan
اللَّهُمَّ ، إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْقَسْوَةِ وَالْغَفْلَةِ وَالْعَيْلَةِ ، وَالذِّلَّةِ وَالْمَسْكَنَةِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفُسُوقِ وَالشِّقَاقِ وَالنِّفَاقِ ، وَالسُّمْعَةِ وَالرِّيَاءِ
Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan dan aku berlindung kepada-Mu dari kekerasan, kelalaian, ketergantungan, kehinaan, kemiskinan dan aku berlindung kepada-Mu dari kefasikan, perpecahan, kemunafikan, sum’ah, riya’
(HR. Thabarani: 317)
Bertaqwa Dari Kedhaliman Tidak Merasa Suci (Munafiq)
اَلَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰۤىِٕرَ الْاِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ اِلَّا اللَّمَمَۙ اِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِۗ هُوَ اَعْلَمُ بِكُمْ اِذْ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاِذْ اَنْتُمْ اَجِنَّةٌ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْۗ فَلَا تُزَكُّوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى
Artinya: Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertaqwa.
(QS. An-Najm/53:32)
Kajian ayat-ayat Al Quran dan Hadits tentang taqwa dari fujur -7 Fasiq ini kami hadiahkan untuk seluruh umat muslim di manapun berada, agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam memahami dan mengamalkan Taqwa secara menyeluruh.
Hadiah dapat didownload di tombol hadiah, Semoga bermanfaat ...
Taqwa Dari Kefasikan
Di sini perlu dirumuskan bahwa taqwa dari Fasik adalah kesadaran diri untuk mentaati Allah, mengendalikan qalbu agar selalu terjaga dari segala bentuk kefasikan, dan segera sadar jika telah melakukan kefasikan segera mengakui kesalahan diikuti dengan kesadaran bertaubat kepada Allah SWT dan memohon ampun kepada Alah atas kesalahan telah berbuat kefasikan.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menjaga diri agar berada di dalam ketaqwaan dari kefasikan, yaitu antara lain;
1. Cinta Kepada Keimanan Dan Keimanan Itu Terasa Indah Di Dalam Qalbu Serta Benci Kepada Kekafiran, Kefasikan, Dan Kedurhakaan.
Di dalam Al Quran surat Al Hujurat/ 49: 7, dinyatakan bahwa Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan;
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِّنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (QS. Al Hujurat/ 49: 7)
2. Shalat Berjamaah Dapat Membebaskan Diri Dari Sifat-sifat Munafiq
Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 224 dinyatakan bahwa Barangsiapa shalat berjama'ah selama empat puluh hari dengan mendapatkan takbir pertama ikhlas karena Allah, maka akan dicatat baginya terbebas dari dua hal; terbebas dari api neraka dan terbebas dari sifat munafik;
حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بْنُ مُكْرَمٍ وَنَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو قُتَيْبَةَ سَلْمُ بْنُ قُتَيْبَةَ عَنْ طُعْمَةَ بْنِ عَمْرٍو عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Mukram dan Nashr bin Ali Al Jahdlami keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Qutaibah Salm bin Qutaibah dari Thu'mah bin 'Amru dari Habib bin Abu Tsabit dari Anas bin Malik ia berkata; "Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa shalat berjama'ah selama empat puluh hari dengan mendapatkan takbir pertama ikhlas karena Allah, maka akan dicatat baginya terbebas dari dua hal; terbebas dari api neraka dan terbebas dari sifat munafik." (HR. Tirmidzi: 224)
3. Berdoa Mohon Perlindunganmu Dari Kekafiran dan Kefasikan
Di dalam kitab Doa Thabarani hadits nomor 832, disebutkan doa masuk pasar; untuk mohon perlindungan kepada Allah dari kekafiran dan kefasikan;
حدثنا الحضرمي ، ثنا عبد الحميد بن صالح ، ثنا محمد بن أبان ، عن علقمة بن مرثد ، عن سليمان بن بريدة ، عن أبيه ، رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا دخل السوق قال : « اللهم إني أسألك من خير هذه السوق ، وأعوذ بك من الكفر والفسوق »
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Hadrami, Telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid Ibnu Shalih, Telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnu Aban, dari ‘Alqamah Ibnu Mursid, dari Sulaiman Ibnu Buraidah dari bapaknya radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad SAW jika masuk pasar membaca: “Ya Allah Sesungguhnya kami mohon kepada-Mu kebaikan pasar ini dan kami mohon perlindungan dari-Mu dari kekafiran dan kefasikan.” (HR. Thabarani: 832)
4. Berdoa Mohon Perlindungan dari Perpecahan Dan Kemunafikan
Di dalam kitab Sunan Abu Daud hadits nomor 1322 disebutkan doa Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari perpecahan dan kemunafikan serta akhlak yang jelek;
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ حَدَّثَنَا ضُبَارَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي السُّلَيْكِ عَنْ دُوَيْدِ بْنِ نَافِعٍ حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ السَّمَّانُ قَالَ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الشِّقَاقِ وَالنِّفَاقِ وَسُوءِ الْأَخْلَاقِ
Artinya: Telah menceritakan kepada Kami 'Amr bin Utsman, telah menceritakan kepada Kami Baqiyyah, telah menceritakan kepada Kami Dhubarah bin Abdullah bin Abu As Sulaik dari Duwaid bin Nafi', telah menceritakan kepada Kami Abu Shalih As Samman, ia berkata; Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; sesungguhnya Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam pernah berdo'a: Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari perpecahan dan kemunafikan serta akhlak yang jelek (HR. Abu Daud: 1322).
5. Berdoa Mohon Perlindungan dari Kefasikan, Perpecahan Dan Kemunafikan
Di dalam kitab Mujam Thabarani Shaghir hadits nomor 317 disebutkan doa permohonan kepada Allah dari kefasikan, perpecahan, kemunafikan, sum’ah dan riya’;
حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْقَلانِسِيُّ الرَّمْلِيُّ ، حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ الْعَسْقَلانِيُّ ، حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ النَّحْوِيُّ ، عَنْ قَتَادَةَ ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : اللَّهُمَّ ، إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْقَسْوَةِ وَالْغَفْلَةِ وَالْعَيْلَةِ ، وَالذِّلَّةِ وَالْمَسْكَنَةِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفُسُوقِ وَالشِّقَاقِ وَالنِّفَاقِ ، وَالسُّمْعَةِ وَالرِّيَاءِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الصَّمَمِ وَالْبَكَمِ ، وَالْجُنُونِ وَالْبَرَصِ ، وَالْجُذَامِ وَسَيِّءِ الأَسْقَامِ لَمْ يَرْوِهِ بِهَذَا التَّمَامِ ، إِلَّاشَيْبَانُ تَفَرَّدَ بِهِ آدَمُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ja’far ibnu Muhammad Al Qalnisi Ar Ramli, telah menceritakan kepada kami Adam ibnu Abi Iyas Al ‘Asqalani, telah menceritakan kepada kami Syaiban ibnu Abdi Rahman An Nahwi, dari Qatadah, dari Anas ibnu Malik, berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan dan aku berlindung kepada-Mu dari kekerasan, kelalaian, ketergantungan, kehinaan, kemiskinan dan aku berlindung kepada-Mu dari kefasikan, perpecahan, kemunafikan, sum’ah, riya’ dan aku berlindung kepada-Mu dari ketulian, kebisuan, kegilaan, kusta, lepra, dan penyakit yang buruk. (HR. Thabarani: 317)
TAQWA DARI FASIQ
TAZKIYA INSTITUTE
Membangun Negeri Yang Diberkahi Dengan Pendidikan Taqwa
Pastikan Anda mengambil bagian untuk menjadikan penduduk Negeri RI beriman dan bertaqwa. Pelajari, pahami dan amalkan dengan hati, sebarkan kepada sesama umat Islam dengan penuh rasa cinta, sebagai bukti cinta Anda kepada Allah, Rasul dan ajarannya, Niscaya Allah dan Rasulnya mencintai Anda dan Negeri RI diberkahi Allah SWT.
© 2025. Tazkiya Media Departement

