35. Orang Bertaqwa Adalah Orang Yang Paling Cerdas
Di dalam kitab Sunan Baihaqi Kabir Atsar nomor 16123 disebutkan bahwa Abu Bakar Ash Shidiq dalam khutbahnya menyatakan bahwa orang yang paling cerdas di antara orang cerdas adalah orang yang bertaqwa;
وَأَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ طَاهِرِ بْنِ يَحْيَى حَدَّثَنِى أَبِى أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِى خَالِدٍ الْفَرَّاءُ حَدَّثَنَا أَبِى حَدَّثَنَا الْمُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ عَنِ الْحَسَنِ : أَنَّ أَبَا بَكْرٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ خَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ : إِنَّ أَكْيَسَ الْكَيْسِ التَّقْوَى وَأَحْمَقَ الْحُمْقَ الْفُجُورُ أَلاَ وَإِنَّ الصِّدْقَ عِنْدِى الأَمَانَةُ وَالْكَذِبَ الْخِيَانَةُ أَلاَ وَإِنَّ الْقَوِىَّ عِنْدِى ضَعِيفٌ حَتَّى آخُذَ مِنْهُ الْحَقَّ وَالضَّعِيفَ عِنْدِى قَوِىٌّ حَتَّى آخُذَ لَهُ الْحَقَّ أَلاَ وَإِنِّى قَدْ وُلِّيتُ عَلَيْكُمْ وَلَسْتُ بِأَخْيَرِكُمْ
Artinya: Dan telah mengabarkan kepada kami Abu Abdillah Al Hafidz, telah mengabarkan kepada kami Muhammad ibnu Thahir ibnu Yahya telah bercerita kepadaku Ayahku, telah mengabarkan kepada kami Muhammad ibnu Abi Khalid Al Fara’ teleh bercerita kepada kami Ayahku, telah bercerita kepada kami Al Mubarak ibnu Fadhalah dari Al Hasan: bahwa Abu Bakr RA memberi khatbah orang-orang maka dia memuji Allah dan memperbagusnya kemudian berkata: “Sesungguhnya orang yang paling cerdas di antara orang cerdas adalah orang yang bertaqwa, dan orang yang paling bodoh di antara orang bodoh adalah orang yang fujur, ketahuilah bahwa kejujuran itu bagiku adalah amanah dan kedustaan adalah pengkhianatan, ketahuilah sesungguhnya orang yang kuat bagiku adalah lemah hingga aku mengambil darinya kebenaran, dan orang yang lemah bagiku adalah kuat hingga aku mengambil darinya kebenaran dan sungguh aku telah menjadi pemimpin atas kalian tetapi bukanlah aku orang yang terbaik di antara kalian” (Atsar Baihaqi Kabir: 16123)
Di dalam kitab Hilyatul Aulia Atsar nomor 1593 disebutkan bahwa di dalam khutbahnya Hasan ibnu Ali juga menyatakan bahwa sesungguhnya orang yang paling cerdas adalah orang yang bertaqwa;
حَدَّثَنَا أَبُو حَامِدِ بْنُ جَبَلَةَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ سَعِيدٍ، ثنا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ مُجَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، قَالَ: شَهِدْتُ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ حِينَ صَالَحَهُ مُعَاوِيَةُ بِالنُّخَيْلَةِ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: قُمْ فَأَخْبِرِ النَّاسَ أَنَّكَ تَرَكْتَ هَذَا الْأَمْرَ وَسَلَّمْتَهُ إِلَيَّ فَقَامَ الْحَسَنُ فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ: «أَمَا بَعْدُ فَإِنَّ أَكْيَسَ الْكَيْسِ التُّقَى وَأَحْمَقَ الْحُمْقِ الْفُجُورُ وَإِنَّ هَذَا الْأَمْرَ الَّذِي اخْتَلَفْتُ فِيهِ أَنا وَمُعَاوِيَةُ، إِمَّا أَنْ يَكُونَ حَقُّ امْرِئٍ فَهُوَ أَحَقُّ بِهِ مِنِّي وَإِمَّا أَنْ يَكُونَ حَقًّا هُوَ لِي فَقَدْ تَرَكْتُهُ إِرَادَةَ إِصْلَاحِ الْأُمَّةِ وَحَقْنِ دِمَائِهَا وَإِنْ أَدْرِي لَعَلَّهُ فِتْنَةٌ لَكُمْ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ»
Artinya: Telah bercerita kepada kami Abu Hamid ibnu Jabalah, telah bercerita kepada kami Muhammad ibnu Ishaq, telah bercerita kepada kami Abaidillah ibnu Said, telah bercerita kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, dari Mujalid, dari Asy Sya’bi, berkata: Aku menyaksikan Hasan ibnu Ali Ketika berdamai dengan Muawiyah di Nuhailah maka Muawiyah berkata: berdiri dan khabarkan kepada orang-orang bahwa engkau meninggalkan kepemimpinan dan menyerahkan kepadaku, maka berdirilah Hasan maka beliau memuji Allah dan membaguskannya kemudian berkata: Adapun setelah itu maka sesungguhnya orang yang paling cerdas adalah orang yang bertaqwa, dan orang yang paling bodoh adalah orang yang fujur dan sesungguhnya kepemimpinan yang aku perselisihkan dengan Muawiyah, jika merupakan orang yang paling berhak makadialah yang paling berhak dariku, dan jika aku merupakan orang yang paling berhak, maka aku telah meninggalkannya untuk perdamaian umat dan menahan darahnya dan jika aku mengetahui hendaklah kepemimpinan ini menjadi cobaan bagi kalian dan kesenangan hingga waktu tertentu (Abu Nuaim, Hilyatul Aulia: 1593)
Orang mukmin yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat mati dan yang paling baik persiapannya untuk setelah mati
Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah hadits nomor 4249 dinyatakan bahwa orang mukmin yang paling cerdasa adalah yang paling banyak mengingat mati dan yang paling baik persiapannya untuk setelah mati;
حَدَّثَنَا الزُّبَيْرُ بْنُ بَكَّارٍ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ حَدَّثَنَا نَافِعُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ فَرْوَةَ بْنِ قَيْسٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ
Artinya: Telah bercerita kepada kami Az Zubair ibnu Bakr, telah bercerita kepada kami Anas ibnu Iyadz, telah bercerita kepada kami Nafi’ ibnu Abi Abdillah, dari Farwah ibnu Qais dari Atha’ ibnu Abi Rabah dari ibnu Umar bahwa dia berkata: Aku Bersama Rasulullah SAW, maka datanglah seorang laki-laki dari Anshar, maka dia memberi salam kepada Nabi SAW kemudian berkata: Wahai Rasulullah Siapakan orang mukmin yang paling utama, Rasulullah SAW bersabda: yang paling baik akhlaqnya di antara mereka, dia berkata: Siapa orang mukmin yang paling pandai, Rasulullah SAW bersabda: orang mukmin yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat mati dan yang paling baik persiapannya untuk setelah mati mereka itulah orang yang cerdas (HR. Ibnu Majah: 4249)
Sedangkan di dalam kitab Mustadrak Hakim hadits nomor 191 dinyatakan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk sesudah mati;
أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ حَلِيمٍ الْمَرْوَزِيُّ، ثنا أَبُو الْمُوَجَّهِ، ثنا عَبْدَانُ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ، أَنْبَأَ أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ الْغَسَّانِيُّ، عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ حَبِيبٍ، عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِيِّ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ»
Artinya: Al Hasan bin Halim Al Marwazi mengabarkan kepada kami, Abu Al Muwajjih menceritakan kepada kami, Abdan menceritakan kepada kami, Abdullah menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Maryam Al Ghassani memberitakan (kepada kami) dari Dhamrah bin Habib, dari Syaddad bin Aus, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk bekal setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berharap-harap kepada Allah (agar mengampuninya)" Hadis ini shahih sesuai syarat Al Bukhari, tapi Al Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. (HR. Hakim, Al Mustadrak: 191)
Sebagai Bukti Cinta Kami Kepada Allah, Rasul-Nya Dan Sesama Umat Islam.
Hasil penelitian ini kami hadiahkan untuk seluruh umat Islam agar dapat dijadikan sebagai referensi dalam memahami Taqwa secara menyeluruh.
Hadiah dapat diunduh di tombol berikut, In Syaa Allah bermanfaat ...
TAZKIYA INSTITUTE
Membangun Negeri Yang Diberkahi Dengan Pendidikan Taqwa
Pastikan Anda mengambil bagian untuk menjadikan penduduk Negeri RI beriman dan bertaqwa. Pelajari, pahami dan amalkan dengan hati, sebarkan kepada sesama umat Islam dengan penuh rasa cinta, sebagai bukti cinta Anda kepada Allah, Rasul dan ajarannya, Niscaya Allah dan Rasulnya mencintai Anda dan Negeri RI diberkahi Allah SWT.
© 2025. Tazkiya Media Departement

