+ 10. TAQWA TINGKAT JANNAH
Jannah berarti taman, taman yang ada di hari akhir yaitu surga, merupakan tempat tinggal orang bertaqwa, Jannah ditempatkan di peringkat tertinggi pada kelompok cermin qalbu positif, puncak pencapaian orang bertaqwa, kesadaran jannah ini diharapkan dapat menjadikan seseorang untuk istiqamah mengamalkan ketaqwaan dari tingkat taqwa terbawah Taubat hingga Hidayah, sebagai bentuk kesadaaran untuk memantaskan diri menjadi penduduk Jannah.
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 2599, tergambar ketika Rasulullah menjelaskan (firman Allah): (Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam), kemudian Rasulullah menggambarkan betapa tidak enaknya makanan penduduk neraka;
حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ سُلَيْمَانَ عَنْ مُجَاهِدٍ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا يَطُوفُونَ بِالْبَيْتِ وَابْنُ عَبَّاسٍ جَالِسٌ مَعَهُ مِحْجَنٌ فَقَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ } وَلَوْ أَنَّ قَطْرَةً مِنْ الزَّقُّومِ قُطِرَتْ لَأَمَرَّتْ عَلَى أَهْلِ الْأَرْضِ عَيْشَهُمْ فَكَيْفَ مَنْ لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا الزَّقُّومُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata; aku mendengar [Sulaiman] dari [Mujahid] bahwa orang-orang melakukan thawaf sementara [Ibnu Abbas] sedang duduk bersama Mihjan, maka ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " (firman Allah): (Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam), "Seandainya setetes zaqqum diteteskan, niscaya akan membuat pahit (mencemarkan) makanan (kehidupan) penduduk bumi, lalu bagaimana orang yang tidak memiliki makanan kecuali zaqqum." (HR. Ahmad: 2599)
Hadits tersebut memberikan penegasan agar orang beriman tidak dimasukkan ke neraka, tetapi dimasukkan ke dalam Jannah dengan cara bertaqwa dengan taqwa yang sebenar-benarnya, hingga bertaqwa di tingkat Jannah.
Jannah yang disedikan untuk orang bertaqwa mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula), digambarkan di dalam Al Quran Surat Ar-Ra’d/ 13: 35;
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا ۚ تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا ۖ وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ
Artinya: Perumpamaan jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.(HR. Ar-Ra’d/ 13: 35)
Bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan, disebutkan di dalam Al Quran Surat Al-Qalam/ 68: 34;
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ
Artinya: Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya. (HR. Al-Qalam/ 68: 34)
Sedangkan di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 9319 dinyatakan bahwa yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga adalah taqwa kepada Allah dan akhlaq yang mulia;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ قَالَ حَدَّثَنَا دَاوُدُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَكْثَرَ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ الْأَجْوَفَانِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْأَجْوَفَانِ قَالَ الْفَرْجُ وَالْفَمُ قَالَ أَتَدْرُونَ أَكْثَرَ مَا يُدْخِلُ الْجَنَّةَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ubaid berkata; telah menceritakan kepada kami Dawud dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Sesungguhnya kebanyakkan yang menyebabkan manusia masuk neraka adalah dua lubang, " para sahabat bertanya; "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan dua lubang?" maka beliau bersabda: "Kemaluan dan mulut, " beliau bersabda: "Tahukah kalian apa yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga? taqwa kepada Allah dan akhlaq yang mulia." (HR. Ahmad: 9319).
Orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan, disebutkan di dalam Al Quran surat Az-Zumar /39: 73;
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ إِلَى ٱلْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَـٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَٱدْخُلُوهَا خَـٰلِدِينَ
Artinya: Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". (QS. Az-Zumar /39: 73)
Di dalam kitab Hilyatul Aulia atsar nomor 6003 dinyatakan bahwa Pembukaan taqwa (kesalehan) adalah niat yang baik, dan puncaknya adalah mendapatkan pertolongan;
حَدَّثَنَا أَبِي، ثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبَانَ، ثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عُبَيْدٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ، ثنا عَيَّاشُ بْنُ عَاصِمٍ الْكَلْبِيُّ، حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ صَدَقَةَ الْكَيْسَانِيُّ، وَكَانَ يُقَالُ أَنَّهُ مِنَ الْأَبْدَالِ، قَالَ: قَالَ عَوْنُ بْنُ عَبْدِ اللهِ: «فَوَاتِحَ التَّقْوَى حُسْنُ النِّيَّةِ، وَخَوَاتِيمُهَا التَّوْفِيقُ، وَالْعَبْدُ فِيمَا بَيْنَ ذَلِكَ بَيْنَ هَلَكَاتٍ، وَشُبُهَاتٍ، وَنَفْسٍ تَحْطِبُ عَلَى شِلْوِهَا، وَعَدُوٍّ مَكِيدٍ غَيْرِ غَافِلٍ وَلَا عَاجِزٍ». ثُمَّ قَرَأَ: {إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا} [فاطر: 6]
Artinya: Diceritakan oleh Ayahku, menceritakan oleh Ahmad bin Aban, menceritakan oleh Abu Bakr bin 'Ubayd, menceritakan kepadaku Muhammad bin al-Husain, menceritakan oleh 'Ayyash bin 'Asim al-Kalbi, menceritakan kepadaku Sa'id bin Sadaqah al-Kaysani, yang dikatakan sebagai salah satu dari al-Abdal. Dia berkata, "Aun bin Abdullah berkata, 'Pembukaan taqwa (kesalehan) adalah niat yang baik, dan puncaknya adalah mendapatkan pertolongan. Di antara keduanya, seorang hamba berada di antara bencana, ujian, dan dirinya yang selalu menggoda untuk melakukan dosa. Musuhnya adalah tipu daya yang tidak lengah dan tidak lemah.'" Kemudian dia membaca ayat: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah dia sebagai musuh yang sebenarnya." (QS. Fushshilat: 6) (Abu Nu’aim, Hilyatul Auliya: 6003)
Berikut adalah gambaran orang yang bertaqwa di tingkat jannah yang digambarkan di dalam Al Quran dan Hadits berikut;
1. Shalat; Karena Shalat Adalah Kunci Jannah
Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 4 dinyatakan bahwa shalat merupakan kunci jannah;
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ زَنْجَوَيْهِ الْبَغْدَادِيُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ قَرْمٍ عَنْ أَبِي يَحْيَى الْقَتَّاتِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ الصَّلَاةُ وَمِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الْوُضُوءُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr Muhammad bin Zanjawih Al Baghdadi dan tidak hanya satu, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Qarn dari Abu Yahya Al Qattat dari Mujahid dari Jabir bin Abdullah Radliaallahu 'anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: " Kunci surga adalah shalat, sedang kunci shalat adalah wudlu." (HR. Tirmidzi: 4)
2. Beramal Shalih,
Mengerjakan amal shalah, karena;
a. Jannah Diwariskan Kepadamu Karena Amal Yang Telah Dikerjakan
Di dalam Al Quran Surat Az-Zukhruf/ 51: 72, dijelaskan bahwa itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan;
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.(HR. Az-Zukhruf/ 51: 72)
b. Masuklah Ke Dalam Surga Disebabkan Apa Yang Telah Kamu Kerjakan
Di dalam Al Quran Surat An-Nahl/ 16: 32, dijelaskan masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan;
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".(QS. An-Nahl/ 16: 32)
3. Ridla Allah Sebagai Rabbnya, Islam Sebagai Agamanya Dan Muhammad Sebagai Nabinya, Maka Ia Pasti Masuk Jannah
Dalam kitab Shahih Muslim hadits nomor 3496, ditegaskan barangsiapa ridla Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabinya, maka ia pasti masuk Jannah;
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي أَبُو هَانِئٍ الْخَوْلَانِيُّ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا أَبَا سَعِيدٍ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ فَعَجِبَ لَهَا أَبُو سَعِيدٍ فَقَالَ أَعِدْهَا عَلَيَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَفَعَلَ ثُمَّ قَالَ وَأُخْرَى يُرْفَعُ بِهَا الْعَبْدُ مِائَةَ دَرَجَةٍ فِي الْجَنَّةِ مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ قَالَ وَمَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah menceritakan kepadaku [Abu Hani`Al Khaulani] dari [Abu Abdirrahman Al Hubuli] dari [Abu Sa'id Al Khudri], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya: "Wahai Abu Sa'id, barangsiapa ridla Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabinya, maka ia pasti masuk surga." Abu Sa'id takjub serya berkata, "Wahai Rasulullah, sudikah anda mengulanginya lagi untukku?" Beliau pun mengulanginya, kemudian beliau melanjutkan: "Dan ada satu amalan yang dengannya seorang hamba akan diangkat derajatnya di surga sebanyak seratus derajat, antara derajat satu dengan derajat yang lain seperti jarak antara langit dan bumi." Abu Sa'id berkata, "Amalan apakah itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Jihad di jalan Allah, Jihad di jalan Allah." (HR. Muslim: 3496)
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 22235 digambarkan barang siapa beramal karena mengharap ridha Allah akan masuk jannah;
حَدَّثَنَا حَسَنٌ وَعَفَّانُ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ عُثْمَانَ الْبَتِّيِّ عَنْ نُعَيْمٍ قَالَ عَفَّانُ فِي حَدِيثِهِ ابْنِ أَبِي هِنْدٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ أَسْنَدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى صَدْرِي فَقَالَ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ حَسَنٌ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hasan dan 'Affan keduanya berkata; telah bercerita kepada kami Hammad bin Salamah dari 'Utsman Al Batti dari Nu'aim berkata 'Affan dalam haditsnya: Ibnu Abi Hind dari Hudzaifah bin Al Yaman berkata; Aku sandarkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam didadaku lalu beliau bersabda: "Barangsiapa mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah -berkata Hasan: karena mencari- wajah Allah dan ia mati dengannya, ia masuk surga, barangsiapa puasa sehari karena mencari wajah Allah dan ia mati dengannya, ia masuk surga dan barangsiapa mensedekahkan sesuatu karena mencari wajah Allah dan ia mati dengannya, ia masuk surga." (HR. Ahmad: 22235)
4. Membaca Sayyidul Istighfar Pada Waktu Pagi Dalam Keadaan Beriman, Lalu Dia Mati Pada Hari Itu, Maka Dia Termasuk Dari Penduduk Jannah. Juga Yang Membacanya Pada Waktu Sore Lalu Mati Pada Malamnya
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 16508, dijelaskan bahwa siapa yang membaca sayyidul istighfar pada waktu pagi hari dalam keadaan beriman dengannya, lalu dia mati pada hari itu, maka dia termasuk dari penduduk surga. Barangsiapa yang telah membacanya pada waktu sore dalam keadaan beriman dengannya lalu dia mati pada malamnya, maka dia termasuk dari penduduk surga ;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ يَعْنِي الْمُعَلِّمَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ بُشَيْرِ بْنِ كَعْبٍ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قَالَ مَنْ قَالَهَا بَعْدَمَا يُصْبِحُ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا بَعْدَمَا يُمْسِي مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ لَيْلَتِهِ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adi] telah menceritakan kepada kami [Husain] yaitu Al Mu'allim dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Busyair bin Ka'ab] dari [Syaddad bin Aus] berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sayidul istighfar yaitu: Ya Allah engkau adalah Rabku, tidak ada ilah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakanku dan saya adalah hamba-Mu. Saya berada pada perjanjian-Mu dan ancaman-Mu semaksimal kemampuan saya. Saya berlindung kalian-MU dari kejelekan yang telah saya perbuat, saya kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu kepadaku. Saya mengadu kepada-Mu dengan dosaku. Ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. (Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: "Barangsiapa yang mengatakannya pada waktu pagi hari dalam keadaan beriman dengannya, lalu dia mati pada hari itu, maka dia termasuk dari penduduk surga. Barangsiapa yang telah membacanya pada waktu sore dalam keadaan beriman dengannya lalu dia mati pada malamnya, maka dia termasuk dari penduduk surga. (HR. Ahmad: 16508)
5. Berjihad Dan Bersabar
Di dalam Al Quran Surat Ali ‘Imran/ 3: 142, ditanyakan Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, dengan memenuhi syarat berjihad dan bersabar;
اَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.”(QS. Ali ‘Imran/ 3: 142)
Untuk mengetahui kesungguhan dalam dalam berjihad dan bersabar, Allah memberikan ujian, sebagaimana disebutkan di dalam Al Quran surat Muhammad/ 47: 31;
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
Artinya: Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.(QS. Muhammad/ 47: 31)
6. Di Dunia Tidak Ada Yang Bernilai Sedikit Pun, Kecuali Orang Yang Mati Syahid
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 2606 dinyatakan bahwa di dunia tidak ada yang bernilai sedikit pun, kecuali orang yang mati syahid;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ قَتَادَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَحَدٌ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَلَهُ مَا عَلَى الْأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا الشَّهِيدُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنْ الْكَرَامَةِ
Artinya: Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Basysyar telah bercerita kepada kami Ghundar telah bercerita kepada kami Syu'bah berkata aku mendengar Qatadah berkata aku mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu dari Nabi ﷺ bersabda: "Tidak seorangpun yang masuk surga namun dia suka untuk kembali ke dunia, karena menurutnya di dunia tidak ada yang bernilai sedikit pun, kecuali orang yang mati syahid dimana dia berkeinginan untuk kembali ke dunia kemudian berperang lalu terbunuh hingga sepuluh kali karena dia melihat keistimewaan karamah (mati syahid). (HR. Bukhari: 2606)
7. Barangsiapa Meminta Mati Syahid Pada Allah Dengan Tulus, Allah Akan Memberinya Pahala Mati Syahid Meski Ia Meninggal Di Atas Kasurnya
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 21094 dinyatakan bahwa barangsiapa meminta mati syahid pada Allah dengan tulus, Allah akan memberinya pahala mati syahid meski ia meninggal di atas kasurnya;
حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ يَحْيَى الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ ثَوْبَانَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ مَكْحُولٍ عَنْ كَثِيرِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ مَالِكِ بْنِ يَخَامِرَ السَّكْسَكِيِّ قَالَ سَمِعْتُ مُعَاذًا يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جُرِحَ جُرْحًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَوْنُهُ لَوْنُ الزَّعْفَرَانِ وَرِيحُهُ رِيحُ الْمِسْكِ عَلَيْهِ طَابَعُ الشُّهَدَاءِ وَمَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ مُخْلِصًا أَعْطَاهُ اللَّهُ أَجْرَ شَهِيدٍ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ وَمَنْ قَاتَلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فُوَاقَ نَاقَةٍ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
Artinya: Telah bercerita kepada kami 'Abdullah telah bercerita kepadaku ayahku. telah bercerita kepada kami Zaid bin Yahya Ad Dimasyqi telah bercerita kepada kami Ibnu Tsauban dari ayahnya dari Makhul dari Katsir bin Murrah dari Malik bin Yakhamir As Saksaki berkata; Saya mendengar Mu'adz bin Jabal berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Barangsiapa terluka dijalan Allah akan datang pada hari kiamat, warnanya seperti za'faran dan baunya seperti kesturi, terdapat stempel syuhada' padanya. Barangsiapa meminta mati syahid pada Allah dengan tulus, Allah akan memberinya pahala mati syahid meski ia meninggal diatas kasurnya dan barangsiapa berperang dijalan Allah selama waktu memeras susu unta maka ia wajib mendapatkan surga." (HR. Ahmad: 21094)
8. Siapa Yang Bersaksi Bahwa Tiada Tuhan Selain Allah Dengan Keikhlasan Penuh Dari Hatinya, Niscaya Ia Masuk Surga
Di dalam kitab Shahih Ibnu Hibban nomor 200 dinyatakan Siapa yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dengan keikhlasan penuh dari hatinya, niscaya ia masuk surga;
أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ الْعَسْكَرِيُّ بِالرَّقَّةِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْوَكِيلُ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ مُعَاذًا: لَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ، قَالَ: اكْشِفُوا عَنِّي سِجْفَ الْقُبَّةِ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ مُخْلِصًا مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ. قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دَخَلَ الْجَنَّةَ يُرِيدُ بِهِ جَنَّةً دُونَ جُنَّةٍ لأَنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ، فَمَنْ أَتَى بِالإِقْرَارِ الَّذِي هُوَ أَعْلَى شُعَبِ الإِيمَانِ، وَلَمْ يُدْرِكِ الْعَمَلَ ثُمَّ مَاتَ، أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ أَتَى بَعْدَ الإِقْرَارِ مِنَ الأَعْمَالِ قَلَّ أَوْ كَثُرَ، أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، جَنَّةً فَوْقَ تِلْكَ الْجَنَّةِ، لأَنَّ مَنْ كَثُرَ عَمَلُهُ عَلَتْ دَرَجَاتُهُ، وَارْتَفَعَتْ جَنَّتُهُ، لاَ أَنَّ الْكُلَّ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يَدْخُلُونَ جَنَّةً وَاحِدَةً، وَإِنْ تَفَاوَتَتْ أَعْمَالُهُمْ وَتَبَايَنَتْ، لأَنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ لاَ جَنَّةٌ وَاحِدَةٌ.
Artinya: Ali bin Al Husain Al Askari di daerah Raqqah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abdan bin Muhammad Al Wakil menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Abi Za’idah menceritakan kepada kami, dari Sufyan dari Amru bin Dinar dari Jabir, bahwa ketika Mu’adz sudah mendekati wafat, dia berkata: Bukakan untukku kain penutup Qubah! Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; “ Siapa yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dengan keikhlasan penuh dari hatinya, niscaya ia masuk surga.” 499 [1: 2] Abu Hatim RA berkata: Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “ Niscaya ia masuk surga” maksudnya adalah surga tertentu di bawah (tingkat) surga yang lain, karena surga itu banyak dan bertingkat-tingkat. Siapa yang berikrar dengan dua kalimat syahadat, dan itu adalah cabang keimanan yang paling tinggi derajatnya di antara cabang-cabang keimanan yang lain, sedangkan dia tidak sempat melakukan amal shalih, lalu meninggal dunia, maka ia akan dimasukkan ke dalam suiga- Siapa yang berikrar dua kalimat syahadat, lalu ia mengerjakan amal shalih, baik sedikit ataupun banyak, niscaya ia akan dimasukkan ke dalam surga; surga yang berada di atas surga tersebut. Hal itu, karena semakin banyak amal shalih yang dilakukan oleh seseorang, maka semakin tinggi derajatnya, dan semakin tinggi surga yang akan ia raih. Bukan maksudnya bahwa seluruh kaum muslim akan memasuki satu surga yang sama, meskipun amalnya berlainan dan berbeda-beda, karena surga itu banyak, tidak hanya satu surga. (HR. Ibnu: 200)
9. Tujuh Puluh Ribu Orang Yang Masuk Surga Tanpa Hisab
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 5991 disebutkan Ada tujuh puluh ribu orang dari umatku yang masuk surga tanpa hisab, yaitu yang tidak meminta diruqyah (pengobatan dengan jampi-jampi, atau mantera), tidak berfirasat sial karena melihat burung dan hanya bertawakkal kepada Tuhan mereka;
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ حُصَيْنَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ كُنْتُ قَاعِدًا عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ فَقَالَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ هُمْ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Ishaq telah menceritakan kepada kami Rauh bin Ubadah telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dia berkata; saya mendengar Hushain bin Abdurrahman dia berkata; saya berdiri di samping Sa'id bin Jubair lalu dia berkata; dari Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: Ada tujuh puluh ribu orang dari umatku yang masuk surga tanpa hisab, yaitu yang tidak meminta diruqyah (pengobatan dengan jampi-jampi, atau mantera), tidak berfirasat sial karena melihat burung dan hanya bertawakkal kepada Tuhan mereka. (HR. Bukhari: 5991)
10. Di Surga Ada Seratus Derajat (Kedudukan) Yang Allah Sediakan Untuk Para Mujahid Di Jalan Allah
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 2581 ditegaskan bahwa sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat (kedudukan) yang Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah dimana jarak derajat antara keduanya seperti jarak antara langit dan bumi;
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ عَنْ هِلَالِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُبَشِّرُ النَّاسَ قَالَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ عَنْ أَبِيهِ وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ
Artinya: Telah bercerita kepada kami Yahya bin Shalih telah bercerita kepada kami Fulaih dari Hilal bin 'Ali dari 'Atha' bin asar dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah, menegakkan shalat, berpuasa bulan ramadhan, maka sudah pasti Allah akan memasukkannya kedalam surga, baik apakah dia berjihad di jalan Allah atau dia hanya duduk tinggal di tempat di mana dia dilahirkan". Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya kami sampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?" Beliau bersabda: "Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat (kedudukan) yang Allah menyediakannya buat para mujahid di jalan Allah dimana jarak antara dua derajat seperti jarak antara langit dan bumi. Untuk itu bila kalian minta kepada Allah maka mintalah surga firdaus karena dia adalah tengahnya surga dan yang paling tinggi. Aku pernah diperlihatkan bahwa diatas firdaus itu adalah singgasanannya Allah Yang Maha Pemurah dimana darinya mengalir sungai-sungai surga". Berkata Muhammad bin Fulaih dari bapaknya: "Diatasnya adalah singgasanannya Allah Yang Maha Pemurah." (HR. Bukhari: 2581)
11. Allah Menjamin Bagi Siapa Yang Berjihad Di Jalan-Nya Akan Memasuk-kannya Ke Dalam Surga
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 6903 ditegaskan bahwa Allah menjamin bagi siapa yang berjihad di jalan-Nya, yang tidaklah ia berangkat selain benar-benar untuk berjihad di jalan-Nya dan membenarkan kalimat-Nya, bahwa Dia akan memasukkannya dalam surga;
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَكَفَّلَ اللَّهُ لِمَنْ جَاهَدَ فِي سَبِيلِهِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِهِ وَتَصْدِيقُ كَلِمَاتِهِ بِأَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرْجِعَهُ إِلَى مَسْكَنِهِ الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ مَعَ مَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Malik dari Abu Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Allah menjamin bagi siapa yang berjihad di jalan-Nya, yang tidaklah ia berangkat selain benar-benar untuk berjihad di jalan-Nya dan membenarkan kalimat-Nya, bahwa Dia akan memasukkannya dalam surga atau Ia akan mengembalikannya ke tempat tinggalnya yang ia tinggalkan beserta yang diperolehnya berupa pahala dan ghanimah." (HR. Bukhari, Shahih Bukhari:6903)
12. Adil, Jujur Lagi Bersikap Baik, Kasih Sayang Dan Lembut Hati
Di dalam kitab Shahih Ibnu Hibban hadits nomor 653 disebutkan bahwa penghuni surga ada tiga: pemimpin yang adil, jujur lagi bersikap baik, orang yang kasih sayang dan lembut hati terhadap setiap kerabat dan orang islam, dan orang yang menjaga harga diri sekalipun fakir, lagi jujur;
أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ الْحَوْضِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، قَالَ: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ، قَالَ: حَدَّثَنِي الْعَلاَءُ بْنُ زِيَادٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي يَزِيدُ، أَخُو مُطَرِّفٍ، قَالَ: وَحَدَّثَنِي رَجُلاَنِ آخَرَانِ أَنَّ مُطَرِّفًا حَدَّثَهُمْ: أَنَّ عِيَاضَ بْنَ حِمَارٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي خُطْبَتِهِ: إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أُعَلِّمَكُمْ مَا جَهِلْتُمْ مِمَّا عَلَّمَنِي يَوْمِي هَذَا، إِنَّ كُلَّ مَا أَنْحَلْتُهُ عَبْدِي حَلاَلٌ، وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ، وَإِنَّهُ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ، وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ، فَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا، وَإِنَّ اللَّهَ اطَّلَعَ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ، فَمَقَتَهُمْ عَرَبَهُمْ وَعَجَمَهُمْ، غَيْرَ بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، فقَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنَّمَا بَعَثْتُكَ لأَبْتَلِيَكَ وَأَبْتَلِيَ بِكَ، وَأُنْزِلَ عَلَيْكَ كِتَابًا لاَ يَغْسِلُهُ الْمَاءُ، تَقْرَؤُهُ يَقْظَانَ وَنَائِمًا، وَإِنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلاَ أَمَرَنِي أَنْ أُخْبِرَ قُرَيْشًا، فَقُلْتُ: إِذًا يَثْلَغُوا رَأْسِي فَيَتْرُكُوهُ خُبْزَةً، قَالَ فَاسْتَخْرِجْهُمْ كَمَا اسْتَخْرَجُوكَ، وَاغْزُهُمْ يَسْتَغْزُوكَ، وَأَنْفِقْ يُنْفَقْ عَلَيْكَ، وَابْعَثْ جَيْشًا نَبْعَثْ خَمْسَةً أَمْثَالَهُمْ، وَقَاتِلْ بِمَنْ أَطَاعَكَ مَنْ عَصَاكَ وَقَالَ: أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ثَلاَثَةٌ: إِمَامٌ مُقْسِطٌ مُصَدِّقٌ مُوَفَّقٌ، وَرَجُلٌ رَحِيمٌ رَقِيقُ الْقَلْبِ بِكُلِّ ذِي قُرْبَى وَمُسْلِمٍ، وَرَجُلٌ عَفِيفٌ فَقِيرٌ مُصَّدِّقٌ وَ، قَالَ: أَصْحَابُ النَّارِ خَمْسَةٌ: رَجُلٌ جَائِرٌ لاَ يَخْفَى لَهُ طَمَعٌ وَإِنْ دَقَّ، وَرَجُلٌ لاَ يُمْسِي وَلاَ يُصْبِحُ إِلاَّ وَهُوَ يُخَادِعُكَ عَنْ أَهْلِكَ وَمَالِكَ، وَالضَّعِيفُ الَّذِينَ هُمْ فِيكُمْ تَبَعٌ لاَ يَبْغُونَ أَهْلاً وَلاَ مَالاً، فقَالَ لَهُ رَجُلٌ: يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ أَمِنَ الْمَوَالِي هُوَ، أَوْ مِنَ الْعَرَبِ؟ قَالَ: هُوَ التَّابِعَةُ يَكُونُ لِلرَّجُلِ فَيُصِيبُ مِنْ حُرْمَتِهِ سِفَاحًا غَيْرَ نِكَاحٍ وَالشِّنْظِيرُ: الْفَاحِشُ وَذَكَرَ الْبُخْلَ وَالْكَذِبَ.
Artinya: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Hafsh bin Umar Al Haudhi menceritakan kepada kami, ia berkata, Hammam bin Yahya menceritakan kepada kami, ia berkata, Qatadah menceritakan kepada kami, ia berkata, Ala' bin Ziad menceritakan kepadaku, ia berkata, Yazid, saudara Mutharrif, menceritakan kepadaku, -ia berkata, dan dua laki-laki lain menceritakan kepadaku bahwa Mutharrif menceritakan kepada mereka-, bahwa Iyadh bin Himar menceritakan kepada mereka, bahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam khutbah, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku untuk mengajarkan kepada kalian hal-hal yang kalian tidak ketahui daripada hal-hal yang telah Dia ajarkan kepadaku pada hariku ini; (Yaitu) Sesungguhnya semua yang telah Ku-berikan kepada hamba-Ku adalah halal (untuknya). Sesunggunya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan muslim seluruhnya. Lalu syaitan-syaitan mendatangi mereka, maka syaitan-syaitan itupun membawa mereka menjauh dari agama mereka dan mengharamkan atas mereka apa yang telah Ku-halalkan bagi mereka. Syaitan-syaitan juga menyuruh mereka agar menyekutukan dengan-Ku apa yang Aku tidak menurunkan keterangan tentang itu. Sesungguhnya Allah memandang kepada penduduk bumi, maka Dia marah terhadap mereka, baik orang Arab maupun orang asing (non Arab), kecuali beberapa orang dari ahli kitab. Lalu Dia berfirman, ‘Hai Muhammad, sesungguhnya Aku mengutusmu untuk mengujimu dan menguji manusia denganmu. Aku juga menurunkan kepadamu sebuah kitab yang tidak akan dapat terkikis oleh air. Kitab itu dapat kamu baca dalam keadaan bangun dan tidur. ’ Sesungguhnya Allah yang agung dan tinggi juga memerintahkanku agar aku mengabarkan kepada kaum Quraisy. Aku pun berkata, ‘Kalau begitu, mereka pasti akan memecahkan kepalaku lalu mereka meninggalkannya seperti adonan roti. ’ Allah menjawab, ‘Maka usirlah mereka sebagaimana mereka mengusirmu. Perangi mereka maka mereka akan memerangimu juga. Berinfaklah niscaya kamu akan diberi balasannya. Kirimkan sebuah pasukan maka kami akan mengirimkan beberapa kali lipat dari jumlah pasukan itu. Perangilah bersama orang yang taat kepadamu orang-orang yang membangkang terhadapmu. Penghuni surga ada tiga: Pemimpin yang adil, jujur lagi bersikap baik, orang yang kasih sayang dan lembut hati terhadap setiap kerabat dan orang Islam, dan orang yang menjaga harga diri sekalipun fakir, lagi jujur. Sedangkan penghuni neraka itu ada lima: orang yang khianat lagi selalu tamak sekalipun terhadap yang kecil, orang yang tidak berada di waktu sore dan tidak berada di waktu pagi kecuali ia menipumu terkait keluarga dan hartamu, dan orang lemah, -yaitu- yang menjadi penolong kalian namun tidak menginginkan kekeluargaan dan harta.’ (Maksudnya, menolong namun bertujuan jahat)” Seorang laki-laki bertanya kepada Mutharrif bin Abdullah bin Syakhir, ‘Wahai Abu Abdullah, apakah ia dari para budak atau dari orang Arab?’ Dia menjawab, ‘Dia adalah budak seseorang. Dia melakukan hubungan intim dengan isteri seseorang tanpa nikah. Dan (penghuni neraka selanjutnya adalah) syinzhir, yakni orang yang melakukan perbuatan cabul.’ Beliau juga menyebutkan bakhil dan dusta.(HR. Hibban: 653)
13. Berprasangka Baik Kepada Allah Saat Ajal Menjemput
Di dalam kitab Shahih Muslim hadits nomor 5125 diaebutkan pesan Rasulullah, tiga hari sebelum meninggalnya; Jangalah salah seorang dari kalian meninggal dunia kecuali ia berbaik sangka kepada Allah 'azza wajalla;
و حَدَّثَنِي أَبُو دَاوُدَ سُلَيْمَانُ بْنُ مَعْبَدٍ حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ عَارِمٌ حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا وَاصِلٌ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلَ مَوْتِهِ بِثَلَاثَةِ أَيَّامٍ يَقُولُ لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Abu Dawud Sulaiman bin Ma'bad telah menceritakan kepada kami Abu An Nu'man Arim telah menceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun telah menceritakan kepada kami Washil dari Abu Az Zubair dari Jabir bin Abdullah Al Anshari berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda tiga hari sebelum beliau wafat: "Jangalah salah seorang dari kalian meninggal dunia kecuali ia berbaik sangka kepada Allah 'azza wajalla."(HR. Muslim: 5125)
14. Melazimkan Kalimat Laa Hawla Wa Laa Quwwata Illa Billah
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 3883 disebutkan percakapan Rasulullah: "Maukah aku tunjukkan kepadamu satu kalimat yang termasuk perbendaharaan surga?". Aku jawab; "Tentu wahai Rasulullah, demi bapak ibuku sebagai tebusan tuan." Beliau bersabda: "laa hawla wa laa quwwata illa billah."
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا غَزَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ أَوْ قَالَ لَمَّا تَوَجَّهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْرَفَ النَّاسُ عَلَى وَادٍ فَرَفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّكْبِيرِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا وَهُوَ مَعَكُمْ وَأَنَا خَلْفَ دَابَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَنِي وَأَنَا أَقُولُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَقَالَ لِي يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْتُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahid dari 'Ashim dari Abu 'Utsman dari Abu Musa Al Asy'ari radliallahu 'anhu ia berkata; Ketika Rasulullah ﷺ perang melawan (penduduk) Khaibar, -atau dia berkata- Ketika Rasulullah ﷺ melihat orang-orang menuruni lembah sambil meninggikan suara dengan bertakbir, Allahu Akbar, Allahu Akbar laa ilaaha illallah (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah), maka Rasulullah ﷺ bersabda: "Rendahkanlah, karena kalian tidak menyeru kepada Dzat yang tuli dan Dzat yang ghaib. Sesungguhnya kalian menyeru Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia selalu bersama kalian". Saat itu aku berada di belakang hewan tunggangan Rasulullah ﷺ dan beliau mendengar apa yang aku ucapkan. Saat itu aku membaca; "laa hawla wa laa quwwata illa billah (Tidak ada daya dan upaya melainkan dari Allah) ", maka beliau berkata kepadaku: "Wahai Abdullah bin Qais". Aku jawab; "Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah." Beliau melanjutkan: "Maukah aku tunjukkan kepadamu satu kalimat yang termasuk perbendaharaan surga?". Aku jawab; "Tentu wahai Rasulullah, demi bapak ibuku sebagai tebusan tuan." Beliau bersabda: "laa hawla wa laa quwwata illa billah."(HR. Bukhari: 3883)
15. Berjihad Di Jalan Allah
Di dalam Al Quran surat Al-'Ankabut/ 29: 6 dinyatakan bahwa barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri;
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.(QS. Al-'Ankabut/ 29: 6)
a. Tidak Akan Meminta Izin Untuk Tidak Ikut Berjihad Dengan Harta Dan Dirinya
Di dalam Al Quran surat At-Taubah/ 9: 44 ditegaskan bahwa orang-orang beriman tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka;
لَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ
Artinya: Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.(QS. At-Taubah/ 9: 44)
b. Orang-Orang Yang Berjihad Akan Ditunjukkan Jalan Allah
Di dalam Al Quran surat Al-'Ankabut/ 29: 69, ditegaskan bahwa orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami;
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
c. Orang Yang Berjihad Adalah Orang-Orang Yang Beruntung
Di dalam Al Quran surat At-Taubah/ 9: 88 dinyatakan bahwa berjihad dengan harta dan diri akan memperoleh kebaikan, dan keberuntungan;
لَكِنِ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ جَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَأُولَئِكَ لَهُمُ الْخَيْرَاتُ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya: Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. At-Taubah/ 9: 88)
Di dalam Al Quran surat Al-Maidah/ 5: 35 dinyatakan bahwa bertaqwa, mendekatka diri kepada Allah dan berjihad akan mendapatkan keberuntungan;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
d. Orang Yang Berjihad Dengan Harta Dan Jiwa: Orang Yang Benar
Di dalam Al Quran surat Al-Hujurat/ 49: 15 digambarkan bahwa orang yang benar adalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah;
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
e. Allah Memuliakan Orang Yang Berjihad Di Jalan Allah
Di dalam Al Quran surat An-Nisa'/ 4: 95 dinyatakan bahwa Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar;
لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
Artinya: Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,(QS. An-Nisa'/ 4: 95)
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 2578 dinyatakan bahwa manusia yang paling utama adalah orang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah;
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ اللَّيْثِيُّ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَدَّثَهُ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُؤْمِنٌ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ قَالُوا ثُمَّ مَنْ قَالَ مُؤْمِنٌ فِي شِعْبٍ مِنْ الشِّعَابِ يَتَّقِي اللَّهَ وَيَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ
Artinya: Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata telah bercerita kepadaku 'Atha' bin Yazid Al Laitsiy bahwa Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu bercerita kepadanya, katanya: "Ditanyakan kepada Rasulullah, siapakh manusia yang paling utama?" Maka Rasulullah ﷺ bersabda: "Seorang mu'min yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya". Mereka bertanya lagi: "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab: "Seorang mu'min yang tinggal diantara bukit dari suatu pegunungan dengan bertaqwa kepada Allah dan meninggalkan manusia dari keburukannya".(HR. Bukhari: 2578)
f. Berjihadlah Pada Jalan Allah Dengan Jihad Yang Sebenar-Benarnya
Di dalam Al Quran surat Al-Hajj/ 22: 78 disebutkan perintah untuk berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya;
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Artinya: Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
g. Berjihad Untuk Meninggikan Kalimat Allah
Di dalam kitab kitab Shahih Bukhari hadits nomor 120, 2599, 6904 dinyatakan bahwa 'Barangsiapa yang berperang agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi, maka ia berada di jalan Allah 'Azza wa Jalla;
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ قَالَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْقِتَالُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَإِنَّ أَحَدَنَا يُقَاتِلُ غَضَبًا وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً فَرَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ قَالَ وَمَا رَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ قَائِمًا فَقَالَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: Utsman bercerita kepada kami, telah mengabarkan kepada kami Jarir dari Mansur dari Abu Wa'il dari Abu Musa, ia berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan berperang di jalan Allah? Karena salah seorang dari kami berperang karena marah dan berperang karena semangat kesukuan.' Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kepalanya dan berkata, 'Barangsiapa yang berperang agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi, maka ia berada di jalan Allah 'Azza wa Jalla.'"(HR. Bukhari: 120)
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ الرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلْمَغْنَمِ وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلذِّكْرِ وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِيُرَى مَكَانُهُ فَمَنْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Artinya: Diriwayatkan dari Sulaiman bin Harb, dari Syu'bah, dari 'Amr, dari Abu Wa'il, dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Seseorang berperang untuk mendapatkan harta rampasan, seseorang berperang untuk mendapatkan nama, dan seseorang berperang untuk menunjukkan kedudukannya. Maka siapakah yang berada di jalan Allah?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang berperang agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi, maka dia berada di jalan Allah." (HR. Bukhari: 2599)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ الرَّجُلُ يُقَاتِلُ حَمِيَّةً وَيُقَاتِلُ شَجَاعَةً وَيُقَاتِلُ رِيَاءً فَأَيُّ ذَلِكَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Artinya: Diriwayatkan dari Muhammad bin Katsir, dari Sufyan, dari Al-A'masy, dari Abu Wa'il, dari Abu Musa, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Seseorang berperang karena hamiyyah (fanatisme), seseorang berperang karena keberanian, dan seseorang berperang karena riya (ingin dilihat orang). Maka yang manakah di antara itu yang berada di jalan Allah?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang berperang agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi, maka dia berada di jalan Allah." ((HR. Bukhari: 6904)
h. Mujahid Adalah Orang Yang Berjihad Melawan Dirinya Sendiri Di Jalan Allah
Di dalam kitab Shahih Ibnu Hibban hadits nomor 383 dinyatakan bahwa Mujahid adalah orang yang berjihad melawan dirinya sendiri di jalan Allah;
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْجُنَيْدِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْعَتَكِيُّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ حَيْوَةَ بْنِ شُرَيْحٍ، حَدَّثَنِي أَبُو هَانِئٍ الْخَوْلَانِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ عَمْرَو بْنَ مَالِكٍ الْجَنْبِيَّ، يَقُولُ: سَمِعْتُ فَضَالَةَ بْنَ عُبَيْدٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي اللَّهِ»
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin al-Junaid, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul Warits bin Ubaidillah al-'Ataki, dari Abdullah, dari Huywah bin Syuraih, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Hani' al-Khaulani bahwa ia mendengar 'Amr bin Malik al-Janbi berkata: Aku mendengar Fadhalah bin 'Ubaid berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mujahid adalah orang yang berjihad melawan dirinya sendiri di jalan Allah."(HR. Ibnu Hibban: 383)
i. Berjihad Dengan Harta Dan Jiwa
Di dalam Al Quran surat Ash-Shaff/ 61: 10-11 dinyatakan bahwa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ, تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
j. Allah Tertawa Melihat Orang Yang membunuh Dan Terbunuh Dalam Jihad Keduanya Masuk Jannah
Di dalam kitab Shahih Muslim hadits nomor 3505 digambarkan bahwa Allah tertawa terhadap dua orang yang saling membunuh, namun keduanya masuk surga;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ قَالَ هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ أَحَادِيثَ مِنْهَا وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَضْحَكُ اللَّهُ لِرَجُلَيْنِ يَقْتُلُ أَحَدُهُمَا الْآخَرَ كِلَاهُمَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَالُوا كَيْفَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ يُقْتَلُ هَذَا فَيَلِجُ الْجَنَّةَ ثُمَّ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَى الْآخَرِ فَيَهْدِيهِ إِلَى الْإِسْلَامِ ثُمَّ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُسْتَشْهَدُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Hammam bin Munabbih dia berkata; ini sebagaimana yang pernah diceritakan oleh Abu Hurairah kepada kami dari Rasulullah ﷺ, lalu dia menyebutkan beberapa hadits yang di antaranya adalah, "Rasulullah ﷺ bersabda: "Allah tertawa terhadap dua orang yang saling membunuh, namun keduanya masuk surga." Para sahabat bertanya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Seseorang terbunuh kemudian dia masuk surga, kemudian Allah menerima taubatnya si pembunuh dan menunjukinya untuk masuk Islam, setelah itu dia berjihad di jalan Allah dan akhirnya mati syahid." (HR. Muslim: 3505)
k. Tetap Berusaha Memerangi Keburukan Meski Sendirian
Di dalam kitab Mustadrak Hakim hadits nomor 68 digambarkan bahwa Ada tiga orang yang Allah cintai dan tertawa terhadap mereka;
حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ أَحْمَدُ بْنُ يَعْقُوبَ الثَّقَفِيُّ، ثنا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ، ثنا فُضَيْلُ بْنُ سُلَيْمَانَ، ثنا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَلْمَانَ الْأَغَرُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " ثَلَاثَةٌ يُحِبُّهُمُ اللَّهُ وَيَضْحَكُ إِلَيْهِمُ: الَّذِي إِذَا تَكَشَّفَ فِئَةً قَاتَلَ وَرَاءَهَا بِنَفْسِهِ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ وَقَدِ احْتَجَّا بِجَمِيعِ رُوَاتِهِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ إِنَّمَا خَرَّجَا فِي هَذَا الْبَابِ حَدِيثَ أَبِي الزِّنَادِ، عَنْ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يَضْحَكُ اللَّهُ إِلَى رَجُلَيْنِ» الْحَدِيثُ فِي الْجِهَادِ
Artinya: Abu Sa'id Ahmad bin Ya'qub Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Yusuf bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Bakar Al Maqdami menceritakan kepada kami, Fudhail bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Musa bin Uqbah menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Salman Al Aghar menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Abu Ad-Darda ,dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ada tiga orang yang Allah cintai dan tertawa terhadap mereka, (yaitu) orang yang apabila suatu golongan terbuka (kejahatannya) maka dia memerangi di belakangnya sendirian semata-mata karena Allah Azza wa Jalla." Hadis ini shahih. Al Bukhari dan Muslim sama-sama berhujjah dengan seluruh periwayatnya, tapi keduanya tidak meriwayatkannya. Dalam bab ini Al Bukhari dan Muslim hanya meriwayatkannya dari hadis Abu Az-Zinad, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah , dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, (beliau bersabda), يَضْحَكُ اللَّهُ إِلَى رَجُلَيْنِ "Allah tertawa terhadap dua orang laki-laki." Hadis ini disebutkan dalam bab jihad. (HR. Hakim: 68)
l. Bertakwa Kepada Allah, Berbuat Baik Kepada Kaum Muslimin Yang Bersamanya Dan Berperang Dengan Nama Allah Di Jalan Allah
Di dalam kitab Shahih Muslim 3261 digambarkan wasiat untuk bertakwa kepada Allah dan berbuat baik kepada kaum Muslimin yang bersamanya. 'Berperanglah dengan nama Allah di jalan Allah;
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعُ بْنُ الْجَرَّاحِ عَنْ سُفْيَانَ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ أَمْلَاهُ عَلَيْنَا إِمْلَاءً ح و حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ هَاشِمٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَمَّرَ أَمِيرًا عَلَى جَيْشٍ أَوْ سَرِيَّةٍ أَوْصَاهُ فِي خَاصَّتِهِ بِتَقْوَى اللَّهِ وَمَنْ مَعَهُ مِنْ الْمُسْلِمِينَ خَيْرًا ثُمَّ قَالَ اغْزُوا بِاسْمِ اللَّهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ اغْزُوا وَلَا تَغُلُّوا وَلَا تَغْدِرُوا وَلَا تَمْثُلُوا وَلَا تَقْتُلُوا وَلِيدًا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Waki' bin Jarrah dari Sufyan. (Juga) telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Adam, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang membacakannya kepada kami. (Juga) telah menceritakan kepada saya Abdullah bin Hashim, dan lafazhnya adalah darinya, ia berkata: Telah menceritakan kepada saya Abdurrahman bin Mahdi dari Sufyan dari 'Alqamah bin Martsad dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah ﷺ, ketika mengangkat seorang pemimpin untuk memimpin pasukan atau satuan kecil, beliau memberi wasiat khusus kepadanya untuk bertakwa kepada Allah dan berbuat baik kepada kaum Muslimin yang bersamanya. Kemudian beliau bersabda: 'Berperanglah dengan nama Allah di jalan Allah. Perangilah orang-orang yang kafir kepada Allah. Berperanglah, dan jangan berkhianat, jangan melanggar perjanjian, jangan menyiksa (musuh), dan jangan membunuh anak kecil.'
16. Barangsiapa Meminta Surga Kepada Allah Sebanyak Tiga Kali, Surga Berkata: Ya Allah, Masukkan Ia Ke Surga
Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 2495 dinyatakan barangsiapa meminta surga kepada Allah sebanyak tiga kali, surga berkata: Ya Allah, masukkan ia ke surga. Dan barangsiapa meminta perlindungan dari neraka sebanyak tiga kali, neraka berkata: Ya Allah, lindungilah ia dari neraka;
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الْجَنَّةَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالَتْ الْجَنَّةُ اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَمَنْ اسْتَجَارَ مِنْ النَّارِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالَتْ النَّارُ اللَّهُمَّ أَجِرْهُ مِنْ النَّارِ قَالَ هَكَذَا رَوَى يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ مَوْقُوفًا أَيْضًا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash dar Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Barangsiapa meminta surga kepada Allah sebanyak tiga kali, surga berkata: Ya Allah, masukkan ia ke surga. Dan barangsiapa meminta perlindungan dari neraka sebanyak tiga kali, neraka berkata: Ya Allah, lindungilah ia dari neraka." Abu Isa berkata: Demikian Yunus bin Abu Ishaq meriwayatkan hadits ini dari Abu Ishaq dari Buraid bin Maryam dari Anas dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam sepertinya. Dan diriwayatkan dari Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam dari Anas bin Malik secara mauquf juga.(HR. Tirmidzi: 2495)
17. Berdoa Ya Allah, Saya Meminta Surga Kepada-Mu. Ya Allah, Peliharalah Aku Dari Api Neraka
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 17362 disebutkan sebuah doa Ya Allah, saya meminta surga kepada-Mu. Ya Allah, peliharalah aku dari api neraka ' sebanyak tujuh kali. Karena jika kamu meninggal di malam itu, maka Allah 'azza wajalla akan menetapkanmu sebagai orang yang terpelihara dari dari neraka;
حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ قَالَ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حَسَّانَ الْكِنَانِيِّ أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ مُسْلِمِ بْنِ الْحَارِثِ التَّمِيمِيَّ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّيْتَ الصُّبْحَ فَقُلْ قَبْلَ أَنْ تُكَلِّمَ أَحَدًا مِنْ النَّاسِ اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ النَّارِ سَبْعَ مَرَّاتٍ فَإِنَّكَ إِنْ مِتَّ مِنْ يَوْمِكَ ذَلِكَ كَتَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَكَ جِوَارًا مِنْ النَّارِ وَإِذَا صَلَّيْتَ الْمَغْرِبَ فَقُلْ قَبْلَ أَنْ تُكَلِّمَ أَحَدًا مِنْ النَّاسِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ النَّارِ سَبْعَ مَرَّاتٍ فَإِنَّكَ إِنْ مِتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ تِلْكَ كَتَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَكَ جِوَارًا مِنْ النَّارِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abdu Rabbih ia berkata, Telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim dari Abdurrahman bin Hassan Al Kinani bahwa Al Harits bin Muslim bin Al Harits At Tamimi telah menceritakan kepadanya dari Bapaknya ia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda kepadaku: "Jika kamu telah usai menunaikan shalat subuh, sebelum kamu bercakap-cakap dengan seseorang, maka ucapkanlah, Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka ' sebanyak tujuh kali. Karena jika kamu mati pada hari itu, maka Allah akan menetapkanmu sebagai orang yang terpelihara dari api neraka. Dan setelah kamu usai menunaikan shalat Maghrib dan sebelum kamu bercakap-cakap dengan seorang pun, maka ucapkanlah, Ya Allah, saya meminta surga kepada-Mu. Ya Allah, peliharalah aku dari api neraka ' sebanyak tujuh kali. Karena jika kamu meninggal di malam itu, maka Allah 'azza wajalla akan menetapkanmu sebagai orang yang terpelihara dari dari neraka."(HR. Ahmad: 17362)
18. Berdoa Saya Memohon Surga Kepada-Mu Dan Apa-Apa Yang Mendekatkan Kepadanya Baik Dari Perkataan Ataupun Perbuatan
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 23984 disebutkan doa saya memohon surga kepada-Mu dan apa-apa yang mendekatkan kepadanya baik dari perkataan ataupun perbuatan. Dan aku berlindung dari Neraka dan yang dapat mendekatkan kepadanya baik dari perkataan ataupun perbuatan;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ جَبْرِ بْنِ حَبِيبٍ عَنْ أُمِّ كُلْثُومٍ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ دَخَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَرَادَ أَنْ يُكَلِّمَهُ وَعَائِشَةُ تُصَلِّي فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكِ بِالْكَوَامِلِ أَوْ كَلِمَةً أُخْرَى فَلَمَّا انْصَرَفَتْ عَائِشَةُ سَأَلَتْهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ لَهَا قُولِي اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَأَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَسْأَلُكَ مِنْ الْخَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَسْتَعِيذُكَ مِمَّا اسْتَعَاذَكَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَسْأَلُكَ مَا قَضَيْتَ لِي مِنْ أَمْرٍ أَنْ تَجْعَلَ عَاقِبَتَهُ رَشَدًا, حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا جَبْرُ بْنُ حَبِيبٍ قَالَ سَمِعْتُ أُمَّ كُلْثُومٍ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ تُحَدِّثُ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا عَلَيْكِ بِالْجَوَامِعِ الْكَوَامِلِ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا جَبْرُ بْنُ حَبِيبٍ عَنْ أُمِّ كُلْثُومٍ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ عَنْ عَائِشَةَ فَذَكَرَ نَحْوَهُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Jabar bin Habib dari Ummi Kultsum dari Aisyah bahwa Abu Bakar pernah menemui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan ia ingin mengajak beliau berbincang-bincang sedang 'Aisyah sedang shalat. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadanya: "Hendaknya kamu memanjatkan doa penyempurna." Tatkala Aisyah selesai shalatnya, dia menanyakan doa penyempurna itu kepada beliau, maka beliau bersabda: Panjatkanlah doa-doa; 'Ya Allah, aku memohon kebaikan kepada-Mu baik segera atau lambat, baik yang aku ketahui ataupun tidak aku ketahui. Dan aku berlindung kepada-Mu dari semua kejahatan, baik cepat atau lambat, baik yang saya ketahui ataupun tidak saya ketahui. Dan saya memohon surga kepada-Mu dan apa-apa yang mendekatkan kepadanya baik dari perkataan ataupun perbuatan. Dan aku berlindung dari Neraka dan yang dapat mendekatkan kepadanya baik dari perkataan ataupun perbuatan. Dan aku memohon kebaikan yang dipinta oleh hamba dan Rasul-Mu, Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam, dan aku memintakan perlindungan kepada-Mu dari segala hal yang hamba dan Rasul-Mu meminta perlindungan terhadapnya, Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam, dan aku memohon perkara yang telah Engkau tetapkan untukku agar menjadi petunjuk." Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah menceritakan kepada kami Jabar bin Habib berkata; saya telah mendengar Ummi Kultsum binti Abu Bakar menceritakan dari Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pernah bersabda kepadanya: "Hendaknya engkau menggunakan kata yang simpel." Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut. Telah menceritakan kepada kami Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami Jabar bin Habib dari Ummi Kultsum binti Abu Bakar dari Aisyah lalu ia menceritakan yang serupa.(HR. Ahmad: 23984)
19. Berdoa Ya Allah, Sungguh Aku Memohon Surga Kepada-Mu Dan Semua Yang Mendekatkan Diriku Kepadanya Dari Perkataan Atau Perbuatan
Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah hadits nomor 3836 disebutkan doa Ya Allah, sungguh aku memohon surga kepada-Mu dan semua yang mendekatkan diriku kepadanya dari perkataan atau perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan semua yang mendekatkan diriku kepadanya dari perkataan dan perbuatan;
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ أَخْبَرَنِي جَبْرُ بْنُ حَبِيبٍ عَنْ أُمِّ كُلْثُومٍ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَّمَهَا هَذَا الدُّعَاءَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah mengabarkan kepadaku Jabr bin Habib dari Ummu Kultsum binti Abu Bakar dari 'Aisyah bawha Rasulullah ﷺ pernah mengajarinya do'a ini, yaitu; "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu semua kebaikan, baik yang cepat (di dunia) maupun yang di tangguhkan (di akhirat), yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Dan aku berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang cepat (di dunia) maupun yang di tangguhkan (di akhirat), yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan yang di mohonkan hamba-Mu dan Nabi-Mu kepada-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang hamba-Mu dan Nabi-Mu berlindung darinya kepada-Mu. Ya Allah, sungguh aku memohon surga kepada-Mu dan semua yang mendekatkan diriku kepadanya dari perkataan atau perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan semua yang mendekatkan diriku kepadanya dari perkataan dan perbuatan. Serta aku memohon kepada-Mu agar Engkau menjadikan semua ketentuan yang Engkau tentukan kepadaku sebagai kebaikan."(HR. Ibnu Majah: 3836)
20. Berdoa Ya Allah! Ampuni Kami, Rahmati Kami, Ridhoi Kami, Terimalah Kami, Masukkan Kami Ke Surga
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 21158 disebutkan doa Ya Allah! Ampuni kami, rahmati kami, ridhoi kami, terimalah kami, masukkan kami ke surga, selamatkan kami dari neraka, perbaikilah kondisi kami seluruhnya
حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا مِسْعَرٌ عَنْ أَبِي الْعَنْبَسِ عَنْ أَبِي الْعَدَبَّسِ عَنْ أَبِي مَرْزُوقٍ عَنْ أَبِي غَالِبٍ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُتَوَكِّئٌ عَلَى عَصًا فَقُمْنَا إِلَيْهِ فَقَالَ لَا تَقُومُوا كَمَا تَقُومُ الْأَعَاجِمُ يُعَظِّمُ بَعْضُهَا بَعْضًا قَالَ فَكَأَنَّا اشْتَهَيْنَا أَنْ يَدْعُوَ اللَّهَ لَنَا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَارْضَ عَنَّا وَتَقَبَّلْ مِنَّا وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَنَجِّنَا مِنْ النَّارِ وَأَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ فَكَأَنَّا اشْتَهَيْنَا أَنْ يَزِيدَنَا فَقَالَ قَدْ جَمَعْتُ لَكُمْ الْأَمْرَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَّادٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا مِسْعَرٌ عَنْ أَبِي عَنْ أَبِي عَنْ أَبِي مِنْهُمْ أَبُو غَالِبٍ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ أَوْ نَحْوَهُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami Mis'ar dari Abu Al 'Anbas dari Abu Al 'Adabbas dari Abu Marzuq dari Abu Ghalib dari Abu Umamah berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihiWasallam keluar menghampiri kami dan beliau bersandar pada tongkat, kami berdiri menghampiri beliau, beliau bersabda; "Jangan berdiri seperti orang-orang Persi berdiri seraya saling mengagungkan satu sama lain." Sepertinya kami menginginkan beliau berdoa pada Allah untuk kami lalu beliau berdoa; "Ya Allah! Ampuni kami, rahmati kami, ridhoi kami, terimalah kami, masukkan kami ke surga, selamatkan kami dari neraka, perbaikilah kondisi kami seluruhnya." Sepertinya kami menginginkan beliau menambahi doa untuk kami lalu beliau bersabda; "Aku telah menyatukan urusan untuk kalian." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Abbad telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Mis'ar dari ayahku dari ayahku dari ayahku diantaranya dari Abu Ghalib dari Abu Umamah dari Nabi Shallallahu'alaihiWasallam, hadits serupa. (HR. Ahmad: 21158)
21. Berdoa Ya Allah Terimalah Kebaikan-Kebaikanku Dan Aku Memohon Kepada-Mu Tingkatan Jannah Tertinggi
Di dalam kitab Doa Thabarani hadits nomor 1536 disebutkan doa Ya Allah terimalah kebaikan-kebaikanku dan aku memohon kepada-Mu tingkatan jannah tertinggi;
حدثنا عبد الله بن أحمد بن حنبل ، حدثني مصعب بن عبد الله الزبيري ، ثنا عبد العزيز بن أبي حازم ، عن سهيل بن أبي صالح ، عن موسى بن عقبة ، عن عاصم بن أبي عبيد ، عن أم سلمة ، رضي الله عنها عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه كان يدعو يقول : « اللهم إني أسألك خير المسألة ، وخير الدعاء ، وخير النجاة ، وخير العمل ، وخير الثواب ، وخير الحياة ، وخير الممات ، وثبتني وثقل موازيني ، وأحق إيماني ، وارفع درجتي ، وتقبل صلاتي ، واغفر خطيئتي ، وأسألك الدرجات العلى من الجنة ، آمين ، اللهم إني أسألك فواتح الخير وخواتمه ، وجوامعه ، وأوله وآخره ، وظاهره وباطنه ، والدرجات العلى من الجنة ، آمين ، اللهم نجني من النار ، ومغفرة بالليل ومغفرة بالنهار ، والمنزل الصالح من الجنة ، آمين ، اللهم إني أسألك خلاصا من النار سالما ، وأدخلني الجنة آمنا ، اللهم إني أسألك أن تبارك لي في نفسي ، وفي سمعي ، وفي بصري ، وفي روحي ، وفي خلقي ، وفي خلقتي ، وفي أهلي ، وفي حياتي ومماتي ، وفي علمي ، اللهم وتقبل حسناتي وأسألك الدرجات العلى من الجنة آمين »
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad ibnu Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepadaku Mus’ab ibnu Abdullah Az Zabairi, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Abi Hazim, dari Suhail ibnu Abi Shalih, dari Musa ibnu ‘Uqbah, dari ‘Asim ibnu Abi ‘Ubaid, dari Umu Salamah RA, dari Rasulullah SAW bahwa beliau saat berdoa Memohon: Ya Allah Sesungguhnya Aku memohon kepada-Mu Sebaik-baik permohonan, dan sebaik-baik permintaan, dan sebaik-baik pertolongan, dan sebaik-baik amal, dan sebaik-baik balasan, dan sebaik-baik kehidupan, dan sebaik-baik kematian, dan tetapkanlah aku dan beratkanlah timbanganku, dan benarkanlah imanku, dan tinggikanlah tingkatanku, dan terimalah shalatku, dan ampunilah kesalahan-kesalahanku, dan aku mohon kepadamu tingkatan jannah yang tertinggi, amiin, Ya Allah aku mohon kepada-Mu pembukaan dan penutupan yang baik, dan semuanya, dan akhirnya, dan yang lahir dan bathinnya, dan tingkatan jannah yang tertinggi, amiin, Ya Allah lindungilah aku dari neraka, dan ampunan di malam hari dan ampunan di siang hari, dan kedudukan yang baik di dalam Jannah, amiin, Ya Allah aku mohon kepada-Mu berkahilah aku dan jiwaku, dan dalam pendengaranku, dan dalam penglihatanku, dan di dalam ruhku, dan di dalam bentuk ciptaanku, dan dalam keluargaku, dan dalam hidupku, dan dalam matiku, dan dalam ilmuku, Ya Allah terimalah kebaikan-kebaikanku dan aku memohon kepada-Mu tingkatan jannah tertinggi, amiin. (HR. Thabarani: 1536)
22. Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Kecuali Allah Dengan Tulus Dari Hati Tidak Akan Masuk Neraka, Atau Akan Masuk Surga
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 21048, dinyatakan bahwa barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang haq) selain Allah dengan tulus dari hatinya atau yakin dari hati maka ia tidak akan masuk neraka, atau ia akan masuk surga;
حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرٍو يَعْنِي ابْنَ دِينَارٍ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ أَنَا مَنْ شَهِدَ مُعَاذًا حِينَ حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ يَقُولُاكْشِفُوا عَنِّي سَجْفَ الْقُبَّةِ أُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ مَرَّةً أُخْبِرُكُمْ بِشَيْءٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَمْنَعْنِي أَنْ أُحَدِّثَكُمُوهُ إِلَّا أَنْ تَتَّكِلُوا سَمِعْتُهُ يَقُولُ مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ يَقِينًا مِنْ قَلْبِهِ لَمْ يَدْخُلْ النَّارَ أَوْ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَقَالَ مَرَّةً دَخَلَ الْجَنَّةَ وَلَمْ تَمَسَّهُ النَّارُ
Artinya: Telah bercerita kepada kami 'Abdullah telah bercerita kepadaku ayahku. Telah bercerita kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari 'Amr bin Dinar berkata; Saya mendengar Jabir bin 'Abdullah berkata; Saya adalah satu diantara orang-orang yang menghadiri Mu'adz saat sekarat, ia berkata; Bukalah tabir rumah, akan aku ceritakan sebuah hadits pada kalian yang pernah saya dengan dari Rasulullah SAW. Sesekali ia berkata; Akan aku kabarkan sesuatu yang pernah aku dengar dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tidak ada yang menghalangiku untuk menyampaikannya pada kalian selain karena khawatir kalian mengandalkannya. Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda; "Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang haq) selain Allah dengan tulus dari hatinya atau yakin dari hati maka ia tidak akan masuk neraka, atau ia akan masuk surga." Sesekali Rasulullah SAW bersabda; "Masuk surga dan tidak akan tersentuh oleh neraka." (HR. Ahmad: 21048)
23. Membaca Kalimat Taqwa
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 419 disebutkan Sungguh aku mengetahui sebuah kalimat yang tidaklah seorang hamba mengucapkannya dengan hati yang ikhlas, kecuali pasti akan di haramkan neraka untuknya, yaitu kalimat ikhlas; kalimat taqwa;
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الْخَفَّافُ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ حُمْرَانَ بْنِ أَبَانَ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَا يَقُولُهَا عَبْدٌ حَقًّا مِنْ قَلْبِهِ إِلَّا حُرِّمَ عَلَى النَّارِ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَا أُحَدِّثُكَ مَا هِيَ هِيَ كَلِمَةُ الْإِخْلَاصِ الَّتِي أَعَزَّ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بِهَا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابَهُ وَهِيَ كَلِمَةُ التَّقْوَى الَّتِي أَلَاصَ عَلَيْهَا نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَمَّهُ أَبَا طَالِبٍ عِنْدَ الْمَوْتِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahab Al Khaffaf Telah menceritakan kepada kami Sa'id dari Qatadah dari Muslim Bin Yasar dari Humran Bin Aban bahwa Utsman Bin Affan berkata; aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Sungguh aku mengetahui sebuah kalimat yang tidaklah seorang hamba mengucapkannya dengan hati yang ikhlas, kecuali pasti akan di haramkan neraka untuknya." Maka Umar Bin Al Khaththab berkata kepadanya; "Saya akan menceritakannya kepadamu kalimat apa itu, yaitu kalimat ikhlas yang dengannya Allah Tabaraka wa Ta'ala memuliakan Muhammad ﷺ dan para sahabatnya, yaitu kalimat Taqwa yang telah Nabiyullah ﷺ baca berulang ulang kepada pamannya Abu Thalib menjelang wafatnya, yaitu persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah selain Allah." (HR. Ahmad: 419)
24. Meneladani Rasulullah Sebagai Orang Yang Paling Bertaqwa
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 19 dinyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang paling bertaqwa dan orang yang paling mengerti tentang Allah;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدَةُ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَمَرَهُمْ أَمَرَهُمْ مِنْ الْأَعْمَالِ بِمَا يُطِيقُونَ قَالُوا إِنَّا لَسْنَا كَهَيْئَتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ قَدْ غَفَرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ فَيَغْضَبُ حَتَّى يُعْرَفَ الْغَضَبُ فِي وَجْهِهِ ثُمَّ يَقُولُ إِنَّ أَتْقَاكُمْ وَأَعْلَمَكُمْ بِاللَّهِ أَنَا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam berkata, telah mengabarkan kepada kami 'Abdah dari Hisyam dari bapaknya dari Aisyah berkata: "Rasulullah ﷺ bila memerintahkan kepada para sahabat, Beliau memerintahkan untuk melakukan amalan yang mampu mereka kerjakan, kemudian para sahabat berkata; "Kami tidaklah seperti engkau, ya Rasulullah, karena engkau sudah diampuni dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang". Maka Beliau ﷺ menjadi marah yang dapat terlihat dari wajahnya, kemudian bersabda: "Sesungguhnya yang paling taqwa dan paling mengerti tentang Allah diantara kalian adalah aku" (HR. Bukhari: 19(
25. Bershalawat Untuk Nabi Muhammad SAW
Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah hadits nomor 898 dinyatakan bahwa barang siapa lupa membaca shalawat untuk nabi shallallahu 'alaihi wa sallam akan keliru menempuh jalan ke jannah;
حَدَّثَنَا جُبَارَةُ بْنُ الْمُغَلِّسِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَسِيَ الصَّلَاةَ عَلَيَّ خَطِئَ طَرِيقَ الْجَنَّةِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Jubarah bin Al Mughallas berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Amru bin Dinar dari Jabir bin Zaid dari Ibnu Abbas ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa lupa bershalawat kepadaku, maka ia akan keliru menempuh jalan ke surga. " (HR. Ibnu Majah: 898)
26. Merasa Dalam Kemenangan
Di dalam Al Quran surat Al-Hasyr/ 59: 20 ditegaskan bahwa penghuni jannah adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan;
لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ
Artinya: Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung (memper-oleh kemenangan)
27. Bahagia Dengan Istrinya Di Surga
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 21085 digambarkan sikap istrinya di surga jika istri di dunia menyakiti suaminya;
حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ بَحِيرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ كَثِيرِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ لَا تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللَّهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا
Artinya: Telah bercerita kepada kami 'Abdullah telah bercerita kepadaku ayahku. telah bercerita kepada kami Ibrahim bin Mahdi telah bercerita kepada kami Isma'il bin 'Ayyasy dari Bahir bin Sa'ad dari Kholid bin Ma'dan dari Katsir bin Murroh dari Mu'adz bin Jabal dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya didunia melainkan istrinya dari kalangan bidadari berkata; Jangan kau sakiti dia, semoga Allah membinasakanmu. Ia bagimu hanya tamu yang hampir saja akan meninggalkanmu untuk kami." (HR. Ahmad: 21085)
28. Keinginannya Hanya Kehidupan Akhirat
Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 2389 dinyatakan Barangsiapa yang keinginannya hanya kehidupan akhirat maka Allah akan memberi rasa cukup dalam hatinya;
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الرَّبِيعِ بْنِ صَبِيحٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبَانَ وَهُوَ الرَّقَاشِيُّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami Waqi' dari Ar Rabi' bin Shabih dari Yazid bin Abban Ar Raqasyi dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Barangsiapa yang keinginannya hanya kehidupan akhirat maka Allah akan memberi rasa cukup dalam hatinya, menyatukan urusannya yang berserakan dan dunia datang kepadanya tanpa dia cari, dan barangsiapa yang keinginannya hanya kehidupan dunia maka Allah akan jadikan kemiskinan selalu membayang-bayangi di antara kedua matanya, mencerai beraikan urusannya dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekedar apa yang telah ditentukan baginya."
29. Bertawakal Kepada Allah
Di dalam kitab Sunan Abu Daud hadits nomor 4418 dinyatakan bahwa orang yang bertawakal kepada Allah akan dicukupi;
حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ بْنُ مُسْلِمٍ الدِّمَشْقِيُّ وَكَانَ مِنْ ثِقَاتِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ الْمُتَعَبِّدِينَ قَالَ حَدَّثَنَا مُدْرِكُ بْنُ سَعْدٍ قَالَ يَزِيدُ شَيْخٌ ثِقَةٌ عَنْ يُونُسَ بْنِ مَيْسَرَةَ بْنِ حَلْبَسٍ عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ مَنْ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ وَإِذَا أَمْسَى حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ سَبْعَ مَرَّاتٍ كَفَاهُ اللَّهُ مَا أَهَمَّهُ صَادِقًا كَانَ بِهَا أَوْ كَاذِبًا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Muhammad Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq bin Muslim Ad-Dimasyqi, yang merupakan salah seorang perawi terpercaya dari kalangan kaum Muslimin yang tekun beribadah. Ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Mudrik bin Sa’d. Yazid menyebutkan bahwa (Mudrik adalah) seorang syaikh yang terpercaya, dari Yunus bin Maisarah bin Halbas, dari Ummu Darda’, dari Abu Darda’ رضي الله عنه, ia berkata:"Barang siapa yang mengucapkan di waktu pagi dan petang: 'Hasbiyallahu laa ilaaha illa huwa 'alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul 'arsyil 'adzim' (Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung) sebanyak tujuh kali, maka Allah akan mencukupkan segala yang menjadi kekhawatirannya, baik ia mengucapkannya dengan jujur ataupun berdusta." (HR. Abu Daud, Sunan Abu Daud; 4418)
Di penutup bab ini perlu dikemukakan alasan kenapa ada Taqwa Level Jannah, sekarang perhatikan Al Quran surat Al-Fath/ 48: 5, berikut;
لِيُدْخِلَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَيُكَفِّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَكَانَ ذَلِكَ عِنْدَ اللَّهِ فَوْزًا عَظِيمًا
Artinya: Supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan/ kemenangan yang besar di sisi Allah,
Ayat di atas memberikan gambaran bahwa orang yang beriman yang dimasukkan ke dalam jannah adalah orang yang memperoleh keberuntungan atau kemenangan yang besar, sedangkan dari dalam Al Quran surat Al-Ahzab/ 33: 70-71, diperoleh tambahan keterangan, bahwa orang beriman yang bertaqwa dan berjuang menegakkan perkataan yang benar, yang akan memperoleh kemenangan yang besar;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا, يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
Ketaqwaan kepada Allah diwujudkan dengan cara mentaati Allah dan Rasul-nya, Bukti yang menunjukkan bahwa orang bertaqwa yang akan mendapatkan kemenangan “Jannah”, juga dikemukakan di dalam Al Quran surat An-Nur/ 24: 52, Az-Zumar/ 39: 61 dan An-Naba’/ 78: 31;
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Artinya: Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.(QS. An-Nur/ 24: 52)
وَيُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita.(QS. Az-Zumar/ 39: 61)
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan. (QS. An-Naba’/ 78: 31)
Kehidupan di dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan, jika manusia telah mati maka pahala akan disempurnakan di hari Qiyamat dan orang yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah memperoleh kemenangan/ keberuntungan sebagaimana digambarkan di dalam Al Quran surat Ali-'Imran/ 3: 185, berikut;
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.(QS. Ali-'Imran/ 3: 185)
Kemenangan sejati akan diperoleh ketika seseorang telah mati dan di hari akhir dimasukkan ke dalam Jannah, ketaqwaan level jannah dikemukakan untuk membangun kesadaran spiritual bahwa kebahagian hakiki akan diperoleh di hari akhir, namun kebahagiaan spiritual Jannah sudah harus terbentuk dalam kehidupan di dunia.
Puncak ketaqwaan adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan sepenuh jiwa dan raga, hingga Allah memberi kenikmatan kepada mereka sebagaimana kenikmatan yang diberikan kepada para Nabi, Siddiqin, Syuhada dan Shalihin, segaimana digambarkan di dalam Al Quran surat An-Nisa'/ 4: 69;
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Artinya: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.(QS. An-Nisa'/ 4: 69)
Di sini perlu dirumuskan pengertian taqwa tingkat jannah, yaitu: kesadaran qalbu memahami dan meyakini kebenaran jalan agama Allah, berpegang teguh dengan ajaran tersebut dan bersungguh-sungguh “berjihad” beristiqamah untuk mengamalkan dan menegakkannya serta mengajak orang lain untuk mengikuti, memahami dan mengamalkannya.
Kesadaran spiritual Jannah menduduki peringkat tertinggi dalam tingkat ketaqwaan, kesadaran spiritual ini mendorong manusia untuk memantaskan diri menjadi manusia yang layaknya menjadi penduduk Jannah, semangatnya selalu tetap muda, kuat dalam berjihad menegakkan Agama Allah, merasa; bahagia, beruntung dan memperoleh kemenangan dan kemulyaan, dekat dengan Allah, berada di jalan yang benar, dan merasa mendapat cinta, rahmat, ridha, hidayah Allah.
PENGERTIAN TAQWA TINGKAT JANNAH
Berdoa Mohon Tingkatan Jannah Yang Tertinggi
"اللهم إني أسألك خير المسألة ، وخير الدعاء ، وخير النجاة ، وخير العمل ، وخير الثواب ، وخير الحياة ، وخير الممات ، وثبتني وثقل موازيني ، وأحق إيماني ، وارفع درجتي ، وتقبل صلاتي ، واغفر خطيئتي ، وأسألك الدرجات العلى من الجنة ، آمين ، اللهم إني أسألك فواتح الخير وخواتمه ، وجوامعه ، وأوله وآخره ، وظاهره وباطنه ، والدرجات العلى من الجنة ، آمين"
“Ya Allah Sesungguhnya Aku memohon kepada-Mu Sebaik-baik permohonan, dan sebaik-baik permintaan, dan sebaik-baik pertolongan, dan sebaik-baik amal, dan sebaik-baik balasan, dan sebaik-baik kehidupan, dan sebaik-baik kematian, dan tetapkanlah aku dan beratkanlah timbanganku, dan benarkanlah imanku, dan tinggikanlah tingkatanku, dan terimalah shalatku, dan ampunilah kesalahan-kesalahanku, dan aku mohon kepadamu tingkatan jannah yang tertinggi, amiin. Ya Allah aku mohon kepada-Mu pembukaan dan penutupan yang baik, dan semuanya, dan akhirnya, dan yang lahir dan bathinnya, dan tingkatan jannah yang tertinggi, amiin”
(HR. Thabarani: 1536)
Dalam pencarian kata di dalam Al Quran dengan kata dasar Janana, menggunakan Aplikasi Zekr 1.1.0 ditemukan 201 kata di 196 ayat, di antara 201 kata yang diketemukan tersebut, kami kaji untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai taqwa, maka kemudian dari hasil kajian tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam; Tingkatan Jannah, Hikmah Jannah, Keuntungan orang yang berkarakter Jannah, Karakter Ahlu Jannah dan Taqwa tingkat Jannah, pengklasifikasian ditambah dengan Hadits-Hadits terkait.
Hasil penelitian ini kami hadiahkan untuk seluruh umat Islam di manapun berada agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam memahami dan mengamalkan Taqwa secara menyeluruh.
Hadiah dapat didownload di tombol berikut, In Syaa Allah bermanfaat ...
TAZKIYA INSTITUTE
Membangun Negeri Yang Diberkahi Dengan Pendidikan Taqwa
Pastikan Anda mengambil bagian untuk menjadikan penduduk Negeri RI beriman dan bertaqwa. Pelajari, pahami dan amalkan dengan hati, sebarkan kepada sesama umat Islam dengan penuh rasa cinta, sebagai bukti cinta Anda kepada Allah, Rasul dan ajarannya, Niscaya Allah dan Rasulnya mencintai Anda dan Negeri RI diberkahi Allah SWT.
© 2025. Tazkiya Media Departement

