TINGKATAN MANUSIA BERDASAR AL QURAN DAN HADITS

Allah SWT menurunkan ayat-ayat Al Quran dengan jelas dan terperinci yang dapat digunakan sebagai petunjuk dan rahmat bagi mannusia, pernyataan ini di dasari Al Quran surat Al-A'raf (7): 52;

وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.(QS. Al-A'raf (7): 52)

Nabi Muhammad SAW juga memiliki perkataan yang jelas dan terperinci, sebagaimana di sebutkan di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 23926;

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أُسَامَةَ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ كَلَامُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصْلًا يَفْقَهُهُ كُلُّ أَحَدٍ لَمْ يَكُنْ يَسْرُدُهُ سَرْدًا

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Usamah dari Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah berkata; "Perkataan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam adalah sangat terperinci yang setiap orang memahaminya dan beliau tidak pura-pura membagus-baguskannya."(HR. Ahmad, Musnad Ahmad: 23926)

Ayat dan hadits di atas memberi pengertian bahwa urut-urutan kata yang disebutkan di dalam Al Quran merupakan bagian dari penjelasan atau rincian pada suatu permasalahan, sehingga dapat ditarik pengertian bahawa urut-urutan kata yang disebutkan di dalam Al Quran merupakan urutan hierarkis ataupun urutan klasifikasi dari suatu permasalahan. Maka berikut ini akan dikemukakan beberapa ayat Al Quran dan Hadits Rasulullah Muhammad SAW, yang dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan urutan, tingkatan hierarki ajaran Islam;

1. Bertaubat - Sabar - Ikhlas - Islam - Iman

Al Quran Surat An Nisa’ayat 145-146, menjelaskan bahwa orang munafik akan dimasukkan di kerak api neraka, kecuali mau bertaubat, mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah(:sabar) dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama(:Islam) mereka karena Allah, Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman;

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا, إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan (sabar) dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS. An Nisa’: 145-146).

2. Sabar – Ikhlas – Islam – Iman - Ikhsan

Al Quran Surat Az-Zumar Ayat 10-11-12-13, memberi gambaran bahwa Keaqwaan di tingkat Ihsan; harus dilalui dari ketaqwaan di tingkat sabar, ikhlas, islam dan iman;

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ, قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ, وَأُمِرْتُ لِأَنْ أَكُونَ أَوَّلَ الْمُسْلِمِينَ, قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik (ihsan) di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri (Islam)". Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar (Iman pada hari akhir) jika aku durhaka kepada Tuhanku". (QS. Az-Zumar: 10-11-12-13)

3. Islam - Iman - Ihsan

Di dalam Hadits Riwayat Muslim nomor 11, dijelaskan bahwa Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang agama, dengan tujuan untuk menjelaskan kepada umat Nabi Muhammad, mengenai Islam, Iman dan Ihsan, pertanyaan tersebut juga menggambarkan tingkatan ketaqwaan;

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عُمَارَةَ وَهُوَ ابْنُ الْقَعْقَاعِ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَال,َ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَلُونِي فَهَابُوهُ أَنْ يَسْأَلُوهُ فَجَاءَ رَجُلٌ فَجَلَسَ عِنْدَ رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ لَا تُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِيمَانُ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكِتَابِهِ وَلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ كُلِّهِ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَخْشَى اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنَّكَ إِنْ لَا تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ صَدَقْتَ...

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Jarir dari Umarah -yaitu Ibnu al-Qa'qa'- dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kalian bertanyalah kepadaku'. Namun mereka takut dan segan untuk bertanya kepada beliau. Maka seorang laki-laki datang lalu duduk di hadapan kedua lutut beliau, laki-laki itu bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? ' Beliau menjawab, 'Islam adalah kamu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat, membayar zakat, dan berpuasa Ramadlan.' Dia berkata, 'Kamu benar.' Lalu dia bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, apakah iman itu? ' Beliau menjawab, 'Kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, beriman kepada kejadian pertemuan dengan-Nya, beriman kepada para Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari kebangkitan serta beriman kepada takdir semuanya'. Dia berkata, 'Kamu benar'. Lalu dia bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ' Beliau menjawab, 'Kamu takut (khasyyah) kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.' Dia berkata, 'Kamu benar'. (HR. Muslim, Shahih Muslim:  11)

4. Iman - Ihsan – Mahabbah- Rahmat - Ridha

Rasulullah mewasiatkan (mengajarkan) doa kebaikan kepada Salman, doa tersebut menggambarkan peningkatan Ketaqwaan, yakni Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu benarnya iman, dan keimanan dalam akhlak yang baik (ihsan) dan kesuksesan yang diikuti keberuntungan (bahagia;mahabah), dan aku memohon rahmat dan 'afiyat dari-Mu dan aku juga memohon ampunan dan keridhaaan dari-Mu, dimuat dalam hadits riwayat Ahmad nomor 7923, berikut;

حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْوَلِيدِ عَنِ ابْنِ حُجَيْرَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصَى سَلْمَانَ الْخَيْرَ قَالَ إِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَام يُرِيدُ أَنْ يَمْنَحَكَ كَلِمَاتٍ تَسْأَلُهُنَّ الرَّحْمَنَ تَرْغَبُ إِلَيْهِ فِيهِنَّ وَتَدْعُوَ بِهِنَّ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ صِحَّةَ إِيمَانٍ وَإِيمَانًا فِي خُلُقٍ حَسَنٍ وَنَجَاحًا يَتْبَعُهُ فَلَاحٌ يَعْنِي وَرَحْمَةً مِنْكَ وَعَافِيَةً وَمَغْفِرَةً مِنْكَ وَرِضْوَانًا, قَالَ أَبِي وَهُنَّ مَرْفُوعَةٌ فِي الْكِتَابِ يَتْبَعُهُ فَلَاحٌ وَرَحْمَةٌ مِنْكَ وَعَافِيَةٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنْكَ وَرِضْوَانٌ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Abdurrahman telah menceritakan kepada kami Sa'id telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnul Walid dari Ibnu Hujairah dari Abu Hurairah, dia berkata; "Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mewasiatkan kepada Salman pada suatu kebaikan, beliau bersabda: "Sesungguhnya Nabi Allah 'Alaihis Salam ingin memberimu beberapa kalimat yang kamu mohon kepada Allah yang Maha Penyayang, dan kamu cinta kepadanya dengan kalimat tersebut serta kamu berdoa dengannya di waktu malam dan siang hari, Rasulullah mengucapkan; "Allahumma innii as`aluka shihhata iimaanin wa iimaanan fii husni khuluqin wa najaahan yatba'uhu falaahun wa rahmatan minka wa 'aafiyah wa maghfiratan minka wa ridlwaanaa (Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu benarnya iman, dan keimanan dalam akhlak yang baik dan kesuksesan yang diikuti keberuntungan, dan aku memohon rahmat dan 'afiyat dari-Mu dan aku juga memohon ampunan dan keridhaaan dari-Mu)." Ayahku berkata; "Dan semua kalimat tersebut dalam kitab di tulis dengan marfu'ah (menggunakan harakat dhammah): falaahun wa rahmatun minka wa aafiyatun wa maghfiratun minka wa ridhwaanun." (HR. Ahmad, Musnad Ahmad:  7923)

5. Rahmah – Ridha - Jannah

Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah 3826, disebutkan doa; Ya Allah! Ampuni kami, rahmati kami, ridlai kami, terimalah (amalan) kami, masukkanlah kami ke surga;

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ مِسْعَرٍ عَنْ أَبِي مَرْزُوقٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُتَّكِئٌ عَلَى عَصًا فَلَمَّا رَأَيْنَاهُ قُمْنَا فَقَالَ لَا تَفْعَلُوا كَمَا يَفْعَلُ أَهْلُ فَارِسَ بِعُظَمَائِهَا قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ دَعَوْتَ اللَّهَ لَنَا قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَارْضَ عَنَّا وَتَقَبَّلْ مِنَّا وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَنَجِّنَا مِنْ النَّارِ وَأَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ قَالَ فَكَأَنَّمَا أَحْبَبْنَا أَنْ يَزِيدَنَا فَقَالَ أَوَلَيْسَ قَدْ جَمَعْتُ لَكُمْ الْأَمْرَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Waki' dari Mis'ar dari Abu Marzuq dari Abu Wa`il dari Abu Umamah Al Bahili dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui kami sambil berpegangan pada tongkat, lalu kami berdiri ketika melihat beliau, beliau bersabda: "Janganlah kalian melakukan perbuatan seperti perbuatan orang-orang Persia terhadap para pembesar kerajaan." Kami bertanya: "Wahai Rasulullah, sekiranya anda berkenan mendo'akan kami semua!." Beliau bersabda: "Ya Allah! Ampuni kami, rahmati kami, ridlai kami, terimalah (amalan) kami, masukkanlah kami ke surga, dan selamatkanlah kami dari neraka serta perbaikilah kondisi kami seluruhnya." Abu Umamah berkata: "Sepertinya kami menginginkan beliau menambahi do`a untuk kami, lalu beliau bersabda: "Tidakkah saya telah menyatukan urusan kalian menjadi satu?." (HR. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah: 3826)

6. Kafir - Dhalim - Fasiq

Di dalam Al Quran Surat Al Maidah ayat 44, 45 dan 47, disetiap akhir ayatnya disebutkan secara berurutan, hal tersebut memberikan gambaran tetang tingkatan Kafir, Dhalim dan Fasik;

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُوْلَئِكَ هُمْ الْكَافِرُونَ

Artinya: “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (QS. Al-Maidah: 44)

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُوْلَئِكَ هُمْ الظَّالِمُونَ

Artinya: “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim." (QS. Al-Maidah: 45).

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُوْلَئِكَ هُمْ الْفَاسِقُونَ

Artinya: “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik." (QS. Al-Maidah: 47)

7. Takut - Sedih - Putus Asa - Fasiq - Dhalim - Kafir

Di dalam kitab Hadits Shahih Bukhari hadis nomor 5886, disebutkan bahwa urutan doa yang dipanjatkan Rasulullah menggambarkan permohonan dari keluh kesah (takut) dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan(putus asa), dari sifat bakhil (fasiq) dan pengecut (dhalim) dan dari lilitan hutang dan penindasan (kafir);

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو مَوْلَى الْمُطَّلِبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْطَبٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي طَلْحَةَ الْتَمِسْ غُلَامًا مِنْ غِلْمَانِكُمْ يَخْدُمُنِي فَخَرَجَ بِي أَبُو طَلْحَةَ يُرْدِفُنِي وَرَاءَهُ فَكُنْتُ أَخْدُمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّمَا نَزَلَ فَكُنْتُ أَسْمَعُهُ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ فَلَمْ أَزَلْ أَخْدُمُهُ حَتَّى أَقْبَلْنَا مِنْ خَيْبَرَ وَأَقْبَلَ بِصَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ قَدْ حَازَهَا فَكُنْتُ أَرَاهُ يُحَوِّي لَهَا وَرَاءَهُ بِعَبَاءَةٍ أَوْ بِكِسَاءٍ ثُمَّ يُرْدِفُهَا وَرَاءَهُ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِالصَّهْبَاءِ صَنَعَ حَيْسًا فِي نِطَعٍ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَدَعَوْتُ رِجَالًا فَأَكَلُوا وَكَانَ ذَلِكَ بِنَاءَهُ بِهَا ثُمَّ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا بَدَا لَهُ أُحُدٌ قَالَ هَذَا جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ فَلَمَّا أَشْرَفَ عَلَى الْمَدِينَةِ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أُحَرِّمُ مَا بَيْنَ جَبَلَيْهَا مِثْلَ مَا حَرَّمَ بِهِ إِبْرَاهِيمُ مَكَّةَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مُدِّهِمْ وَصَاعِهِمْ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah berkata; telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ja'far dari Amru bin Abu Amru mantan budak Al Muthallib bin Abdullah bin Hanthab, bahwa ia mendengar Anas bin Malik ia berkata; "Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Thalhah: 'Berilah aku seorang pelayan lelaki dari yang kamu miliki hingga ia bisa membantuku.' Abu Thalhah lalu keluar dengan membawaku di belakang boncengannya. Aku lalu menjadi pelayan Rasulullah SAW. Setiap kali beliau singgah pada suatu tempat, beliau banyak membaca: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keluh kesah dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat bakhil dan pengecut, dan dari lilitan hutang dan penindasan) '. Aku selalu melayani (keperluan) beliau hingga kembali dari Khaibar, beliau kembali dengan membawa (mengiring) Shafiyah binti Huyai. Dan aku lihat beliau menutupinya dengan kain kemudian memboncengkannya di belakang beliau. Sehingga ketika kami tiba di daerah Shahba`, beliau membuat hais dalam bejana dari kulit, kemudian beliau menyuruh agar aku mengundang para sahabat. Lalu mereka menyantap hidangan tersebut, maka itulah awal rumah tangga beliau dengannya. Kemudian beliau melanjutkan perjalanan, hingga ketika tiba di gunung Uhud, beliau bersabda: 'Ini adalah gunung yang kita mencintainya dan dia mencintai kita.' Ketika memasuki kota Madinah beliau mengatakan: 'Ya Allah, sesungguhnya aku mengharamkan apa yang ada di antara dua gunungnya (Madinah), sebagaimana Ibrahim mengharamkan (mensucikan) Makkah. Ya Allah, berkahilah mereka dalam mud dan sha' mereka.'(HR. Bukhari - 5886)

Ayat-ayat Al Quran dan Hadits Nabi yang telah dikemukakan di atas akan digunakan sebagai dasar utama penyusunan hierarki tingkat kesadaran taqwa.

Sebagai Bukti Cinta Kami Kepada Allah, Rasul-Nya Dan Sesama Umat Islam.

Hasil penelitian ini kami hadiahkan untuk seluruh umat muslim di manapun berada, agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam memahami dan mengamalkan Taqwa secara menyeluruh.

Hadiah dapat diunduh di tombol berikut, In Syaa Allah bermanfaat ...