44. Syafa'at Bukan Untuk Orang Yang Bertaqwa
Di dalam kitab Sunan Ibnu Majah hadits nomor 4301 dinyatakan bahwa Apakah kalian mengiranya untuk orang-orang yang bertakwa? Tidak, tetapi itu untuk orang-orang yang berdosa, banyak kesalahan, dan banyak noda;
حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ أَسَدٍ حَدَّثَنَا أَبُو بَدْرٍ حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ خَيْثَمَةَ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُيِّرْتُ بَيْنَ الشَّفَاعَةِ وَبَيْنَ أَنْ يَدْخُلَ نِصْفُ أُمَّتِي الْجَنَّةَ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ لِأَنَّهَا أَعَمُّ وَأَكْفَى أَتُرَوْنَهَا لِلْمُتَّقِينَ لَا وَلَكِنَّهَا لِلْمُذْنِبِينَ الْخَطَّائِينَ الْمُتَلَوِّثِينَ
Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Asad, telah menceritakan kepada kami Abu Badr, telah menceritakan kepada kami Ziyad bin Khaitsamah, dari Nu'aim bin Abi Hind, dari Rabi' bin Hirasy, dari Abu Musa Al-Asy'ari, ia berkata: 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku diberi pilihan antara syafaat dan setengah dari umatku masuk surga. Maka aku memilih syafaat karena itu lebih umum dan lebih mencukupi. Apakah kalian mengiranya untuk orang-orang yang bertakwa? Tidak, tetapi itu untuk orang-orang yang berdosa, banyak kesalahan, dan banyak noda."'(HR. Ibnu Majah: 4301)
Di dalam kitab Mustadrak Hakim hadits nomor 232 dinyatakan bahwa Syafaatku adalah untuk pelaku dosa besar dari umatku;
حَدَّثَنَاهُ أَبُو عَلِيٍّ الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحَافِظُ، أَنْبَأَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَإِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَا: ثنا أَبُو دَاوُدَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ ثَابِتٍ البُنَانِيُّ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْن عَبْدِ اللَّه، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " قَالَ: «شَفَاعَتِي لِأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِي» . قَالَ أَبُو جَعْفَرٍ: وَقَالَ لِي جَابِرٌ: يَا مُحَمَّدُ، مَنْ لَمْ يَكُنْ مِنْ أَهْلِ الْكَبَائِرِ فَمَا لَهُ وَلِلشَّفَاعَةِ؟
Arttinya: Abu Ali Al Husain bin Ali Al Hafizh menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Abu Thalib memberitakan (kepada kami), Muhammad bin Basysyar dan Ishaq bin Manshur menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Abu Daud menceritakan kepada kami, Muhammad bin Tsabit Al Bunani menceritakan kepada kami dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Syafaatku adalah untuk pelaku dosa besar dari umatku." Abu Ja'far berkata: Jabir berkata kepadaku, ''Wahai Muhammad, barangsiapa tidak termasuk pelaku dosa besar, maka dia tidak perlu memperoleh syafaat.” (HR. Hakim, Mustadrak Hakim: 232)
Barang siapa meniru ucapan muadzin kemudian berdoa setelah adzan, maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 579 dinyatakan bahwa barang siapa meniru ucapan muadzin kemudian berdoa setelah adzan, maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat;
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ali bin Ayyasy, telah menceritakan kepada kami Syu'aib bin Abi Hamzah dari Muhammad bin Al-Munkadir dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang mengucapkan ketika mendengar adzan: 'Allahumma rabba hadzihid da'watit tammati, was shalatil qa'imati, aati Muhammadanil wasilata wal fadilah, wab'ath-hu maqamam mahmudanil ladzi wa'adtah', (Ya Allah, Tuhan seruan yang sempurna ini, dan shalat yang akan ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan keutamaan, dan bangkitkanlah dia pada maqam yang terpuji yang telah Engkau janjikan), maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat." (HR. Bukhari: 579)
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 7725 dinyatakan bahwa syafaatku adalah bagi orang yang bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dengan ikhlas, yang hatinya membenarkan lisannya dan lisannya membenarkan hatinya;
حَدَّثَنَا هَاشِمٌ والْخُزَاعِيُّ يَعْنِي أَبَا سَلَمَةَ قَالَا حَدَّثَنَا لَيْثٌ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي سَالِمٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ مُعْتِبٍ الْهُذَلِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاذَا رَدَّ إِلَيْكَ رَبُّكَ فِي الشَّفَاعَةِ فَقَالَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَقَدْ ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَوَّلُ مَنْ يَسْأَلُنِي عَنْ ذَلِكَ مِنْ أُمَّتِي لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْعِلْمِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ مَا يَهُمُّنِي مِنْ انْقِصَافِهِمْ عَلَى أَبْوَابِ الْجَنَّةِ أَهَمُّ عِنْدِي مِنْ تَمَامِ شَفَاعَتِي وَشَفَاعَتِي لِمَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصًا يُصَدِّقُ قَلْبُهُ لِسَانَهُ وَلِسَانُهُ قَلْبَهُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hashim dan Al-Khuza'i yaitu Abu Salamah, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Laits, dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Yazid bin Abi Habib dari Salim bin Abi Salim dari Mu'awiyah bin Mu'tib Al-Hudzali dari Abu Hurairah, bahwa dia mendengarnya berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, "Apa yang Rabbmu kembalikan kepadamu mengenai syafaat?" Maka beliau bersabda, "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh aku telah menyangka bahwa engkau adalah orang pertama dari umatku yang bertanya kepadaku tentang hal itu karena aku melihat semangatmu terhadap ilmu. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada yang lebih penting bagiku daripada syafaatku dan syafaatku adalah bagi orang yang bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dengan ikhlas, yang hatinya membenarkan lisannya dan lisannya membenarkan hatinya." (HR. Ahmad: 7725)
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 18792 dinyatakan bahwa siapa saja yang mati tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun termasuk dalam syafaatku;
حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ أَخْبَرَنَا عَاصِمٌ عَن أَبِي بُرْدَةَ عَن أَبِي مُوسَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَحْرُسُهُ أَصْحَابُهُ فَقُمْتُ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَلَمْ أَرَهُ فِي مَنَامِهِ فَأَخَذَنِي مَا قَدُمَ وَمَا حَدَثَ فَذَهَبْتُ أَنْظُرُ فَإِذَا أَنَا بِمُعَاذٍ قَدْ لَقِيَ الَّذِي لَقِيتُ فَسَمِعْنَا صَوْتًا مِثْلَ هَزِيزِ الرَّحَا فَوَقَفَا عَلَى مَكَانِهِمَا فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ قِبَلِ الصَّوْتِ فَقَالَ هَلْ تَدْرُونَ أَيْنَ كُنْتُ وَفِيمَ كُنْتُ أَتَانِي آتٍ مِنْ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ فَخَيَّرَنِي بَيْنَ أَنْ يَدْخُلَ نِصْفُ أُمَّتِي الْجَنَّةَ وَبَيْنَ الشَّفَاعَةِ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ فَقَالَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَجْعَلَنَا فِي شَفَاعَتِكَ فَقَالَ أَنْتُمْ وَمَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا فِي شَفَاعَتِي
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad yaitu Ibnu Salamah, telah mengabarkan kepada kami 'Ashim dari Abu Burdah dari Abu Musa bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa dijaga oleh para sahabatnya. Maka pada suatu malam, aku bangun dan tidak melihat beliau di tempat tidurnya, maka perasaanku bercampur aduk antara kekhawatiran dan berbagai pikiran lainnya. Aku pun pergi mencari beliau dan ternyata aku bertemu dengan Mu'adz yang mengalami hal yang sama seperti yang aku alami. Kemudian kami mendengar suara seperti suara gemuruh batu gilingan, maka kami pun berhenti di tempat kami masing-masing. Tiba-tiba Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam datang dari arah suara tersebut dan berkata, "Apakah kalian tahu di mana aku berada dan apa yang aku lakukan? Seseorang dari Tuhanku datang kepadaku dan memberiku pilihan antara memasukkan setengah umatku ke surga atau syafaat, maka aku memilih syafaat." Mereka berdua berkata, "Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah Azza wa Jalla agar kami dimasukkan dalam syafaatmu." Beliau bersabda, "Kalian dan siapa saja yang mati tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun termasuk dalam syafaatku." (HR. Ahmad: 18792)
Sebagai Bukti Cinta Kami Kepada Allah, Rasul-Nya Dan Sesama Umat Islam.
Hasil penelitian ini kami hadiahkan untuk seluruh umat Islam agar dapat dijadikan sebagai referensi dalam memahami Taqwa secara menyeluruh.
Hadiah dapat diunduh di tombol berikut, In Syaa Allah bermanfaat ...
TAZKIYA INSTITUTE
Membangun Negeri Yang Diberkahi Dengan Pendidikan Taqwa
Pastikan Anda mengambil bagian untuk menjadikan penduduk Negeri RI beriman dan bertaqwa. Pelajari, pahami dan amalkan dengan hati, sebarkan kepada sesama umat Islam dengan penuh rasa cinta, sebagai bukti cinta Anda kepada Allah, Rasul dan ajarannya, Niscaya Allah dan Rasulnya mencintai Anda dan Negeri RI diberkahi Allah SWT.
© 2025. Tazkiya Media Departement

