TAQWA DARI
FUJUR - 3. SYAHWAT DAN HAWA
Syahwat: nafsu, selera, keinginan adalah dorongan hati untuk memperturutkan segala keinginan, syahwat mencakup semua kesenangan, keinginan yang diperturutkan secara terus menerus akan menjadi kecintaan, kecintaan pada kesenangan ini disebut sebagai Al Hawa. Dua kata ini Syahwat dan Al Hawa banyak digunakan di dalam Al Quran , keduanya sering diartikan sebagai hawa nafsu.
Kehidupan Manusia Di Dunia Dihiasi Dengan Kecintaan-Kecintaan Kepada; Wanita, Anak-Anak, Harta Benda, Emas, Perak, Kuda, Binatang Ternak, Ladang
Di dalam Al Quran surat Ali 'Imran/ 3: 14, Allah memberikan gambaran bahwa kehidupan manusia di dunia dihiasi dengan kecintaan-kecintaan kepada; wanita, anak-anak, harta benda, emas, perak, kuda, binatang ternak, ladang;
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali 'Imran/ 3: 14)
Ayat di atas menggambarkan beberapa kecintaan yang dapat mendatangkan kesenangan di dunia, tetapi kecintaan kesenangan dunia tidak terbatas pada hal yang tersebut di atas saja, melainkan semua kesenangan terhadap apa yang ada di dunia, yang akan mengakibatkan cinta pada kehidupan dunia.
Dorongan syahwat ini memiliki cakupan yang sangat luas melimputi seluruh upaya untuk meraih kecintaan kebahagiaan duniawi, ketika upaya untuk meraih kebahagiaan dunia tidak mengikuti aturan dan ketentuah Syariat Islam, maka upaya tersebut merupakan upaya yang hanya mengikuti syahwat dan hawa, dan upaya mengikuti syahwat dan hawa ini dapat mencakup semua aspek kehidupan, seperti; ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, profesi bahkan pada ibadah. Adanya syahwat dan hawa juga dapat mendorong perilaku buruk berikutnya seperti; korupsi, suap, penipuan, janji palsu untuk meraih kekuasaan, pencitraan, suap untuk mendapatkan pekerjaan, suap proyek, suap pengadilan, eksploitasi wanita, iklan tidak jujur, perjudian, undian peruntungan, narkoba, minuman keras, panggung hiburan kema’siyatan, pelacuran, pornografi, dll.
Ketahuilah, Bahwa Sesungguhnya Kehidupan Dunia Ini Hanyalah Permainan Dan Suatu Yang Melalaikan Dan Kesenangan Yang Menipu
Di dalam Al Quran Surat Al-Hadid/ 57: 20, Allah memperingatkan manusia bahwa sesungguhnya kehidupan di dunia hanyalah permainan, suatu yang melalaikan dan kesenangan yang menipu;
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya: Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Kehidupan Dunia Hanyalah Permainan Dan Senda Gurau. Dan Jika Kamu Beriman Dan Bertakwa, Allah Akan Memberikan Pahala Kepadamu
Bagi orang yang beriman dan bertakwa yang tidak tertipu dengan kesenangan kehidupan dunia yang merupakan permainan dan sendau gurau tersebut, akan diberikan pahala oleh Allah SWT, dijelaskan di dalam Al Quran Surat Muhammad/ 47: 36;
إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ
Artinya: Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.(QS. Muhammad/ 47: 36)
Bagi Orang Kafir Yang Telah Bersenang-Senang Dengannya (Dunia); Maka Pada Hari Ini Kamu Dibalasi Dengan Azab Yang Menghinakan
Sedangkan bagi orang kafir karena telah menghabiskan rizki yang baik untuk bersenang-senang dan tertipu dengan kehidupan dunia, maka Allah akan memberikan azab yang menghinakan, dijelaskan di dalam Al Quran surat Al Ahqaf/ 46: 20;
وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ
Artinya: Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan), "Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik.” (QS. Al Ahqaf/ 46: 20)
Akan Datang Sebuah Zaman Yang Sedikit Ahli Fikihnya, Namun Banyak Qari`nya. Huruf-Huruf Al-Qur'an Dijaga Sedangkan Hukum-Hukumnya Disia-Siakan, Mereka Mendahulukan Hawa Nafsu Sebelum Amal Mereka
Di dalam kitab Muwatho Malik disebutkan atsar no 379 digambarkan keadaan keadaan orang-orang yang mendahulukan hawa nafsu sebelum amalnya;
و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ قَالَ لِإِنْسَانٍ إِنَّكَ فِي زَمَانٍ كَثِيرٌ فُقَهَاؤُهُ قَلِيلٌ قُرَّاؤُهُ تُحْفَظُ فِيهِ حُدُودُ الْقُرْآنِ وَتُضَيَّعُ حُرُوفُهُ قَلِيلٌ مَنْ يَسْأَلُ كَثِيرٌ مَنْ يُعْطِي يُطِيلُونَ فِيهِ الصَّلَاةَ وَيَقْصُرُونَ الْخُطْبَةَ يُبَدُّونَ أَعْمَالَهُمْ قَبْلَ أَهْوَائِهِمْ وَسَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ كَثِيرٌ قُرَّاؤُهُ يُحْفَظُ فِيهِ حُرُوفُ الْقُرْآنِ وَتُضَيَّعُ حُدُودُهُ كَثِيرٌ مَنْ يَسْأَلُ قَلِيلٌ مَنْ يُعْطِي يُطِيلُونَ فِيهِ الْخُطْبَةَ وَيَقْصُرُونَ الصَّلَاةَ يُبَدُّونَ فِيهِ أَهْوَاءَهُمْ قَبْلَ أَعْمَالِهِمْ
Artinya: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Yahya bin Sa'id bahwa Abdullah bin Mas'ud berkata kepada seseorang; "sesungguhnya engkau hidup di zaman yang ahli fikihnya banyak sementara para qari`nya sedikit, hukum-hukum Al-Qur'an dijaga sementara huruf-hurufnya disia siakan. Sedikit yang bertanya tetapi banyak yang mampu memberi (fatwa) . Mereka memanjangkan shalat dan memendekkan khuthbah. Dan mendahulukan amal daripada hawa nafsu. Lalu akan datang kepada manusia sebuah zaman yang sedikit ahli fikihnya, namun banyak qari`anya. Huruf-huruf Al-Qur'an dijaga sedangkan hukum-hukumnya disia-siakan. Banyak yang bertanya dan sedikit yang bisa memberi (fatwa) . Mereka memanjangkan khutbah dan memendekkan shalat. Dan mereka mendahulukan hawa nafsu sebelum amal mereka." (Muwatho Malik no 379)
Orang Yang Cerdas Adalah Orang Yang Menghitung-Hitung Dirinya Dan Beramal Untuk Setelah Kematian, Orang Yang Lemah Adalah Orang Yang Mengikuti Jiwanya Dengan Hawa Nafsunya Dan Berangan-Angan Kepada Allah
Sehingga Nabi Muhammad SAW memberikan pelajaran yang bagus dalam mensikapi kehidupan ini, yakni Bahwa orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung dirinya dan beramal untuk setelah kematian, sebaliknya orang yang lemah adalah orang yang mengikuti jiwanya dengan hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah, dituangkan di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 16501
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِسْحَاقَ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ الْمُبَارَكِ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ حَبِيبٍ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ishaq] berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] yaitu Ibnu Mubarak berkata; telah mengabarkan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Maryam] dari [Dlamrah bin Habib] dari [Syaddad bin Aus] berkata; Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung dirinya dan beramal untuk setelah kematian, sebaliknya orang yang lemah adalah orang yang mengikuti jiwanya dengan hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah." (HR. Ahmad: 16501)
Sungguh Yang Sangat Aku Takutkan Dari Kalian Adalah Syahwat Keji Dari Perut, Dan Kemaluan Kalian, Serta Hawa Nafsu Yang Menyesatkan
Rasulullah Muhammad SAW memberikan peringatan kepada umatnya, bahwa yang sangat ditakutkan Rasulullah dari umatnya adalah godaan syahwat keji dari perut, dan kemaluan kalian, serta hawa nafsu yang menyesatkan, di muat di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 18937;
حَدَّثَنَاه يَزِيدُ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو الْأَشْهَبِ عَنْ أَبِي الْحَكَمِ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَبِي بَرْزَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَفُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْهَوَى
Artinya: Telah menceritakan sebuah hadits pada kami [Yazid] telah mengkabarkan kepada kami [Abul Asyhab] dari [Abul Hakam Al Bunany] dari [Abu Barzah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sungguh yang sangat aku takutkan dari kalian adalah syahwat keji dari perut, dan kemaluan kalian, serta hawa nafsu yang menyesatkan." (HR. Ahmad: 18937)
Aku Tidak Lebih Khawatir Terhadap Syirik Yang Kalian Perbuat, Akan Tetapi Aku Sangat Khawatir Terhadap Dunia Yang Akan Kalian Perebutkan.
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 3736 dinyatakan “Aku tidak lebih khawatir terhadap syirik yang kalian perbuat, akan tetapi aku sangat khawatir terhadap dunia yang akan kalian perebutkan.”;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ عَدِيٍّ أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ حَيْوَةَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي الْخَيْرِ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَتْلَى أُحُدٍ بَعْدَ ثَمَانِي سِنِينَ كَالْمُوَدِّعِ لِلْأَحْيَاءِ وَالْأَمْوَاتِ ثُمَّ طَلَعَ الْمِنْبَرَ فَقَالَ إِنِّي بَيْنَ أَيْدِيكُمْ فَرَطٌ وَأَنَا عَلَيْكُمْ شَهِيدٌ وَإِنَّ مَوْعِدَكُمْ الْحَوْضُ وَإِنِّي لَأَنْظُرُ إِلَيْهِ مِنْ مَقَامِي هَذَا وَإِنِّي لَسْتُ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُشْرِكُوا وَلَكِنِّي أَخْشَى عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا أَنْ تَنَافَسُوهَا قَالَ فَكَانَتْ آخِرَ نَظْرَةٍ نَظَرْتُهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdurrahim telah mengabarkan kepada kami Zakariya bin 'Adi telah mengabarkan kepada kami Ibnu Al Mubarrak dari Haiwah dari Yazid bin Abu Habib dari Abu Al Khair dari 'Uqbah bin 'Amir dia berkata, "Rasulullah ﷺ menshalati para korban Uhud setelah delapan tahun, seolah-olah seperti perpisahan antara orang yang hidup dengan orang yang telah mati. Kemudian beliau naik mimbar seraya bersabda: "Sesungguhnya aku mendahului kalian, dan aku adalah saksi atas kalian. Sungguh, yang dijanjikan bagi kalian adalah telaga, dan aku benar-benar telah melihatnya di tempatku ini. Aku tidak lebih khawatir terhadap syirik yang kalian perbuat, akan tetapi aku sangat khawatir terhadap dunia yang akan kalian perebutkan." 'Uqbah berkata, "Dan itu adalah terakhir kali aku melihat Rasulullah ﷺ." (HR. Bukhari, Shahih Bukhari: 3736)
Makanlah, Minumlah, Bersedekahlah, Dan Berpakaianlah Kalian Dengan Tidak Merasa Bangga Dan Sombong Serta Berlebih-Lebihan
Nabi Muhammad SAW memberikan batasan dalam hal makan, minum, bersedekah dan berpakaian untuk tidak melakukannya untuk kebanggaan, kesombongan dan berlebi-lebihan, tertuang di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 6421;
حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُوا وَاشْرَبُوا وَتَصَدَّقُوا وَالْبَسُوا فِي غَيْرِ مَخِيلَةٍ وَلَا سَرَفٍ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُرَى نِعْمَتُهُ عَلَى عَبْدِهِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qotadah] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [bapaknya] dari [kakeknya], dia berkata; bahwa seseungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah kalian dengan tidak merasa bangga dan sombong serta berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah bangga bila nikmat-Nya ada pada hamba-Nya diperlihatkan." (HR. Ahmad, Musnad Ahmad: 6421)
Neraka Dikelilingi Dengan Syahwat (Hal-Hal Yang Menyenangkan Nafsu), Sedang Surga Dikelilingi Hal-Hal Yang Tidak Disenangi (Nafsu)
Di dalam kitab Shahih Bukhari hadits nomor 6006, mencantumkan penjelasan Rasulullah SAW, Bahwa Neraka dikelilingi dengan syahwat (hal-hal yang menyenangkan nafsu), sedang surga dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi (nafsu);
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Ismail] mengatakan, telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Neraka dikelilingi dengan syahwat (hal-hal yang menyenangkan nafsu), sedang surga dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi (nafsu)." (HR. Bukhari: 6006)
Orang-Orang Yang Takut Kepada Kebesaran Tuhannya Dan Menahan Diri Dari Keinginan Hawa Nafsunya, Maka Sesungguhnya Surgalah Tempat Tinggal
Di dalam Al Quran Surat An-Nazi’at/ 79: 40-41, dijelaskan bahwa orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal;
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ, فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ
Artinya: Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (QS. An-Nazi’at/ 79: 40-41)
Orang Yang Menjadikan Hawa Nafsunya Sebagai Tuhannya, Mereka Itu Tidak Lain, Hanyalah Seperti Binatang Ternak, Bahkan Mereka Lebih Sesat Jalannya
Di dalam Al Quran Surat Al-Furqan/ 25: 43-44, dijelaskan bahwa orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا, أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
Artinya: Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). (QS. Al-Furqan/ 25: 43-44)
Orang Yang Menjadikan Hawa Nafsunya Sebagai Tuhannya Dan Allah Menyesatkannya Berdasarkan Ilmu-Nya Dan Allah Telah Mengunci Mati Pendengaran Dan Hatinya Dan Meletakkan Tutupan Atas Penglihatannya
Di dalam Al Quran Surat Al-Jasiyah/ 45: 23, dijelaskan bahwa orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah menyesatkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya;
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Artinya: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah menyesatkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (HR. Al-Jasiyah/ 45: 23)
Jagalah dirimu dari dunia dan jagalah dirimu dari wanita, karena sesungguhnya sumber bencana Bani Isarail adalah wanita
Di dalam kitab Shahih Muslim hadis nomor 4925 kita diingatkan untuk menjaga diri dari dunia dan wanita, karena sesungguhnya sumber bencana Bani Isarail adalah wanita;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي مَسْلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا نَضْرَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ وَفِي حَدِيثِ ابْنِ بَشَّارٍ لِيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Maslamah] dia berkata; aku mendengar [Abu Nadlrah] bercerita dari [Abu Sa'id Al Khudri] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya dunia itu manis. Dan sesungguhnya Allah telah menguasakannya kepadamu sekalian. Kemudian Allah menunggu (memperhatikan) apa yang kamu kerjakan (di dunia itu). Karena itu takutilah dunia dan takutilah wanita, karena sesungguhnya sumber bencana Bani Isarail adalah wanita." Sedangkan di dalam Hadis Ibnu Basyar menggunakan kalimat; 'liyandlur kaifa ta'malun.' (Kemudian Allah (memperhatikan) apa yang kamu kerjakan (di dunia itu).' (HR. Muslim: 4925)
Syahwat dan al hawa mendorong seseorang cinta kepada kesenangan dunia, kecintaan kepada kesenangan dunia mendorong orang untuk berlaku; thamak, hasad, bakhil, tabdzir, senang pada makanan, laqhwun, zina, cinta dunia, ma’siyat, khianat dan masih banyak lagi.
Doa Mohon Perlindungan Dari Keburukan Akhlaq, Amal Dan Hawa Nafsu
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ
Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari berbagai kemungkaran akhlak, amal maupun hawa nafsu.
(HR. Tirmidzi: 3515)
Menjadikan Hawa Nafsunya Sebagai Tuhannya
Al Quran surat Al-Jatsiyah (45): 23;
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Artinya: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
Syahwat dan al hawa mendorong seseorang cinta kepada kesenangan dunia, kecintaan kepada kesenangan dunia mendorong orang untuk berlaku; thamak, hasad, bakhil, tabdzir, senang pada makanan, laqhwun, zina, cinta dunia, ma’siyat, khianat dan lain-lainnya masih banyak lagi.
Kajian 10 materi taqwa dari fujur -3 Syahwat dan Hawa ini kami hadiahkan untuk seluruh umat muslim agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam memahami dan mengamalkan Taqwa secara menyeluruh.
Hadiah dapat didownload di tombol hadiah, In Syaa Allah bermanfaat ...
Di sini perlu dirumuskan bahwa taqwa dari syahwat dan hawa adalah kesadaran qalbu untuk menjaga diri dari segala perbuatan yang diakibatkan dari dorongan syahwat dan hawa yang dilarang, serta diikuti kesadaran diri untuk mengakui kesalahan diri ketika dirinya melakukan kesalahan-kesalahan yang didorong syahwat dan hawa, kemudian dengan disertai kesadaran penuh untuk bertaubat dan memohon ampun kepada Allah atas kesalahan syahwat dan hawa yang dilakukan.
Bertaubat dari Mengikuti Syahwat
Di dalam Al Quran surat An-Nisa'/ 4: 27 dijelaskan bahwa Allah menghendaki hamba-Nya untuk taubat; mengikuti jalan Allah, sedangkan orang yang mengikuti syahwat supaya berpaling sejauh-jauhnya;
وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا
Artinya: Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). (QS. An-Nisa'/ 4: 27)
Harus (Berpegangan) Terhadap Mata Hatimu Dan Tinggalkan Orang-Orang Awam
Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadis nomor 2984 disebutkan bahwa engkau harus (berpegangan) terhadap mata hatimu dan tinggalkan orang-orang awam;
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ يَعْقُوبَ الطَّالَقَانِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا عُتْبَةُ بْنُ أَبِي حَكِيمٍ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ جَارِيَةَ اللَّخْمِيُّ عَنْ أَبِي أُمَيَّةَ الشَّعْبَانِيِّ قَالَ أَتَيْتُ أَبَا ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيَّ فَقُلْتُ لَهُ كَيْفَ تَصْنَعُ بِهَذِهِ الْآيَةِ قَالَ أَيَّةُ آيَةٍ قُلْتُ قَوْلُهُ تَعَالَى { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ } قَالَ أَمَا وَاللَّهِ لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْهَا خَبِيرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَلْ ائْتَمِرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنَاهَوْا عَنْ الْمُنْكَرِ حَتَّى إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَهَوًى مُتَّبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ بِخَاصَّةِ نَفْسِكَ وَدَعْ الْعَوَامَّ فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامًا الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ الْقَبْضِ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ وَزَادَنِي غَيْرُ عُتْبَةَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنَّا أَوْ مِنْهُمْ قَالَ بَلْ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ya'qub Ath Thalaqani] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] telah mengabarkan kepada kami ['Utbah bin Abu Hakim] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Jariyah Al Lakhmi] dari [Abu Umaiyah Asy Sya'bani] ia berkata; Aku menemui [Abu Tsa'labah Al Khusyani] lalu aku berkata padanya; "Apa yang kamu perbuat dengan ayat ini?" ia bertanya; "Ayat yang mana?" Aku menjelaskan; Firman Allah Ta'ala Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. QS Al Ma`idah: 105, Abu Tsa'labah berkata; "Ingatlah, demi Allah, kamu bertanya dengan orang yang tahu, aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau menjawab: "Akan tetapi, perintahkanlah kebaikan dan cegahlah kemungkaran hingga kamu melihat kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, kehidupan dunia lebih diprioritaskan dan kekaguman setiap orang dengan pendapatnya, engkau harus (berpegangan) terhadap mata hatimu dan tinggalkan orang-orang awam, karena dibalik kalian akan ada suatu masa dimana kesabaran saat itu laksana memegang bara api, orang yang beramal saat itu sama seperti pahala limapuluh orang yang melakukan seperti amalan kalian." Abdullah bin Al Mubarak berkata; Selain 'Utbah menambahiku: Dikatakan; "Wahai Rasulullah, pahala limapuluh orang dari kami atau dari mereka?" Beliau menjawab: "Bahkan pahala limapuluh orang dari kalian." Abu Isa berkata; Hadis ini hasan gharib.(HR. Tirmidzi: 2984)
Puasa Adalah Milik-Ku Dan Aku Yang Akan Membalasnya. Dia Meninggalkan Makan, Minum, Dan Keinginannya Karena-Ku
Di dalam kitab Shahih Ibnu Hibban Arab 6811 digambarkan bahwa Allah menerima puasa dan membalasnya menurut kesukaannya, karena telah meninggalkan makanan, minuman dan syahwat (kesenangannya) karena Allah;
أَخْبَرَنَا أَبُو عَرُوبَةَ الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، بِحَرَّانَ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ ذَكْوَانَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «كُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا ابْنُ آدَمَ بِعَشْرِ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ، يَقُولُ اللَّهُ: إِلَّا الصَّوْمَ فَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ الطَّعَامَ مِنْ أَجْلِي، وَالشَّرَابَ مِنْ أَجْلِي، وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ، وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ، وَلَخُلُوفِ فَمِ الصَّائِمِ حِينَ يَخْلُفُ مِنَ الطَّعَامِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ»
Artinya: Abu 'Aroobah Al-Husain bin Muhammad di Harran memberitakan kepada kami, Bishr bin Khalid memberitakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far memberitakan kepada kami, dari Syu'bah, dari Sulaiman, dari Zakwan, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap kebaikan yang dilakukan oleh anak Adam akan dilipatgandakan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, Allah berfirman: 'Puasa adalah milik-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Dia meninggalkan makan, minum, dan keinginannya karena-Ku. Aku yang akan membalasnya.' Bagi orang yang berpuasa, ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya. Dan sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi." (Ibnu Hibban: 6811)
Berdoa Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari berbagai kemungkaran akhlak, amal maupun hawa nafsu
Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadis nomor 3515 disebutkan doa Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari berbagai kemungkaran akhlak, amal maupun hawa nafsu;
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ بَشِيرٍ وَأَبُو أُسَامَةَ عَنْ مِسْعَرٍ عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ عَنْ عَمِّهِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَعَمُّ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ هُوَ قُطْبَةُ بْنُ مَالِكٍ صَاحِبُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waki'] telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Basyir] dan [Abu Usamah] dari [Mis'ar] dari [Ziyad bin 'Ilaqah] dari [pamannya] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan: Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari berbagai kemungkaran akhlak, amal maupun hawa nafsu." Abu Isa berkata; "Hadis ini derajatnya hasan gharib." Sedangkan pamannya Ziyad bin 'Ilaqah bernama Quthbah bin Malik seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." (HR. Tirmidzi, Sunan Tirmidzi: 3515)
Berdoa Mohon berlindunglah Kepada Allah Dari Ketamakan Yang Mengarahkan Kepada Watak, Dari Ketamakan Yang Mengarahkan Pada Sesuatu Yang Tidak Diinginkan Dan Dari Ketamakan Yang Tidak Dimaui
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadis nomor 21013 disebutkan perintah untuk berlindunglah kepada Allah dari ketamakan yang mengarahkan kepada watak, dari ketamakan yang mengarahkan pada sesuatu yang tidak diinginkan dan dari ketamakan yang tidak dimaui;
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَامِرٍ الْأَسْلَمِيُّ عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ طَمَعٍ يَهْدِي إِلَى طَبْعٍ وَمِنْ طَمَعٍ يَهْدِي إِلَى غَيْرِ مَطْمَعٍ وَمِنْ طَمَعٍ حَيْثُ لَا طَمَعَ
Artinya: Telah bercerita kepada kami [Muhammad bin Bisyr] telah bercerita kepada kami ['Abdullah bin 'Amir Al Aslami] dari [Al Walid bin 'Abdur Rahman] dari [Jubair bin Nufair] dari [Mu'adz bin Jabal], ia berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Berlindunglah kepada Allah dari ketamakan yang mengarahkan kepada watak, dari ketamakan yang mengarahkan pada sesuatu yang tidak diinginkan dan dari ketamakan yang tidak selayaknya ditamaki."
Mohon Perlindungan Kepada Allah Dari Ketamakan Yang Menjerumuskan Kepada Watak, Ketamakan Yang Tiada Habisnya, Dan Ketamakan Yang Tidak Ada Obatnya
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadis nomor 21111 disebutkan perintah untuk berlindung kepada Allah dari ketamakan yang menjerumuskan kepada watak, ketamakan yang tiada habisnya, dan ketamakan yang tidak ada obatnya
حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَامِرٍ الْأَسْلَمِيُّ عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ مُعَاذٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ طَمَعٍ يَهْدِي إِلَى طَبْعٍ وَمِنْ طَمَعٍ فِي غَيْرِ مَطْمَعٍ وَمِنْ طَمَعٍ حَيْثُ لَا مَطْمَعَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah telah menceritakan kepadaku ayahku. Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin 'Umar] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Amir Al Aslami] dari [Al Walid bin 'Abdur Rahman] dari [Jubair bin Nufair] dari [Mu'adz bin Jabal] bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihiWasallam bersabda; "Berlindunglah kepada Allah dari ketamakan yang menjerumuskan kepada watak, ketamakan yang tiada habisnya, dan ketamakan yang tidak ada obatnya.' (HR. Ahmad: 21111)
Berdoa Mohon Perlindungan Keburukan Telinga, Mata, Lisan, Hati, Dan Kemaluan
Di dalam kitab Sunan Tirmidzi hadits nomor 3414 Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari keburukan telingaku, dari keburukan mataku, dari keburukan lisanku, dari keburukan hatiku, dan dari keburukan kemaluanku;
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ قَالَ حَدَثَنِي سَعْدُ بْنُ أَوْسٍ عَنْ بِلَالِ بْنِ يَحْيَى الْعَبْسِيِّ عَنْ شُتَيْرِ بْنِ شَكَلٍ عَنْ أَبِيهِ شَكَلِ بْنِ حُمَيْدٍ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلِّمْنِي تَعَوُّذًا أَتَعَوَّذُ بِهِ قَالَ فَأَخَذَ بِكَتِفِي فَقَالَ قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِي وَمِنْ شَرِّ بَصَرِي وَمِنْ شَرِّ لِسَانِي وَمِنْ شَرِّ قَلْبِي وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّي يَعْنِي فَرْجَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ سَعْدِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ بِلَالِ بْنِ يَحْيَى
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' Telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi ia berkata; telah menceritakan kepadaku Sa'd bin Aus dari Bilal bin Yahya Al 'Absi dari Syutair bin Syakal dari ayahnya yaitu Syakal bin Humaid ia berkata; saya datang kepada Nabi ﷺ dan berkata; wahai Rasulullah, ajarkan kepadaku perlindungan yang aku gunakan untuk berlindung. Syakal berkata; kemudian beliau memegang pundakku dan berkata: "Ucapkanlah; Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari keburukan telingaku, dari keburukan mataku, dari keburukan lisanku, dari keburukan hatiku, dan dari keburukan kemaluanku. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini, dari hadits Sa'd bin Aus dari Bilal bin Yahya.
Di dalam kitab Musnad Ahmad hadits nomor 19141 disebutkan doa Ya Allah, peliharalah aku dari kejahatan diriku sendiri dan teguhkanlah aku dalam mengarahkan urusanku;
حَدَّثَنَا حَسَنٌ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَوْ غَيْرِهِ أَنَّ حُصَيْنًا أَوْ حَصِينًا أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ لَعَبْدُ الْمُطَّلِبِ كَانَ خَيْرًا لِقَوْمِهِ مِنْكَ كَانَ يُطْعِمُهُمْ الْكَبِدَ وَالسَّنَامَ وَأَنْتَ تَنْحَرُهُمْ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُولَ فَقَالَ لَهُ مَا تَأْمُرُنِي أَنْ أَقُولَ قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ قِنِي شَرَّ نَفْسِي وَاعْزِمْ لِي عَلَى أَرْشَدِ أَمْرِي قَالَ فَانْطَلَقَ فَأَسْلَمَ الرَّجُلُ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ إِنِّي أَتَيْتُكَ فَقُلْتَ لِي قُلْ اللَّهُمَّ قِنِي شَرَّ نَفْسِي وَاعْزِمْ لِي عَلَى أَرْشَدِ أَمْرِي فَمَا أَقُولُ الْآنَ قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَخْطَأْتُ وَمَا عَمَدْتُ وَمَا عَلِمْتُ وَمَا جَهِلْتُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Syaiban, dari Mansur, dari Rib'i bin Hiraasy, dari Imran bin Husain atau yang lainnya, bahwa Husain atau Haseen datang kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, "Wahai Muhammad, Abu al-Muttalib itu lebih baik bagi kaumnya darimu. Dia biasa memberi mereka daging hati dan lemak, sedangkan kamu menyembelih mereka." Rasulullah ﷺ menjawab, "Allah tidak menghendaki aku mengucapkan sesuatu yang lain." Kemudian Husain atau Haseen bertanya, "Apa yang engkau perintahkan aku ucapkan?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Katakanlah, 'Ya Allah, peliharalah aku dari kejahatan diriku sendiri dan teguhkanlah aku dalam mengarahkan urusanku.'" Kemudian dia pergi dan orang itu masuk Islam. Kemudian dia kembali dan berkata, "Aku datang kepada mu, kemudian engkau katakan padaku, 'Katakanlah, 'Ya Allah, peliharalah aku dari kejahatan diriku sendiri dan teguhkanlah aku dalam mengarahkan urusanku.'' Apa yang harus aku katakan sekarang?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Katakanlah, 'Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang aku sembunyikan dan apa yang aku tunjukkan, dan atas kesalahan yang aku lakukan dengan sengaja atau tanpa sengaja, atas apa yang aku ketahui dan apa yang aku tidak ketahui.'" (HR. Musnad Ahmad 19141)
TAQWA DARI SYAHWAT DAN HAWA
TAZKIYA INSTITUTE
Membangun Negeri Yang Diberkahi Dengan Pendidikan Taqwa
Pastikan Anda mengambil bagian untuk menjadikan penduduk Negeri RI beriman dan bertaqwa. Pelajari, pahami dan amalkan dengan hati, sebarkan kepada sesama umat Islam dengan penuh rasa cinta, sebagai bukti cinta Anda kepada Allah, Rasul dan ajarannya, Niscaya Allah dan Rasulnya mencintai Anda dan Negeri RI diberkahi Allah SWT.
© 2025. Tazkiya Media Departement

